Kapal
Artikel ini perlu diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. |
Kapal adalah kendaraan pengangkut penumpang dan barang di laut (sungai dsb)[1] seperti halnya sampan atau perahu yang lebih kecil. Kapal biasanya cukup besar untuk membawa perahu kecil seperti sekoci. Sedangkan dalam istilah inggris, dipisahkan antara ship yang lebih besar dan boat yang lebih kecil. Secara kebiasaannya kapal dapat membawa perahu tetapi perahu tidak dapat membawa kapal. Ukuran sebenarnya di mana sebuah Perahu disebut Kapal selalu ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan atau kebiasaan setempat.
Berabad-abad kapal digunakan oleh manusia untuk mengarungi sungai atau lautan yang diawali oleh penemuan perahu. Biasanya manusia pada masa lampau menggunakan kano, rakit ataupun perahu, semakin besar kebutuhan akan daya muat maka dibuatlah perahu atau rakit yang berukuran lebih besar yang dinamakan kapal. Bahan-bahan yang digunakan untuk pembuatan kapal pada masa lampau menggunakan kayu, bambu ataupun batang-batang papirus seperti yang digunakan bangsa mesir kuno kemudian digunakan bahan bahan logam seperti besi/baja karena kebutuhan manusia akan kapal yang kuat. Untuk penggeraknya manusia pada awalnya menggunakan dayung kemudian angin dengan bantuan layar, mesin uap setelah muncul revolusi Industri dan mesin diesel serta Nuklir. Beberapa penelitian memunculkan kapal bermesin yang berjalan mengambang di atas air seperti Hovercraft dan Ekranoplane. Serta kapal yang digunakan di dasar lautan yakni kapal selam.
Berabad abad kapal digunakan untuk mengangkut penumpang dan barang sampai akhirnya pada awal abad ke-20 ditemukan pesawat terbang yang mampu mengangkut barang dan penumpang dalam waktu singkat maka kapal-pun mendapat saingan berat. Namun untuk kapal masih memiliki keunggulan yakni mampu mengangkut barang dengan tonase yang lebih besar sehingga lebih banyak didominasi kapal niaga dan tanker sedangkan kapal penumpang banyak dialihkan menjadi kapal pesiar seperti Queen Elizabeth dan Awani Dream.
Etimologi
Kata "kapal" di bahasa Indonesia dan Melayu berasal dari rumpun bahasa Dravida "kappal".[2] Kata ini mulai muncul pada literatur Tamil sebagai kata கப்பல் setelah abad ke-17.[3] Pada literatur dari Nusantara sebelum abad ke-17, kata kapal selalu merujuk kepada kendaraan air buatan luar negeri (dalam hal ini, India). Sebelum abad itu, perahu merujuk kepada kendaraan air besar (lihat K'un-lun po), sampai akhirnya benar-benar digantikan oleh kata "kapal" untuk merujuk kepada kendaraan air besar.[4]
Sejarah
Pra-Sejarah
Sejarah kapal sejalan dengan petualangan manusia. Perahu yang dikenal pertama kali dikenal pada masa Neolitikum, sekitar 10.000 tahun yang lalu. Kapal-kapal awal ini memiliki fungsi yang terbatas: mereka dapat bergerak di atas air, tetapi hanya itu. Terutama digunakan untuk berburu dan memancing. Kano tertua yang ditemukan arkeolog sering dibuat dari batang pohon coniferous, menggunakan peralatan batu sederhana.
Sekitar 5.000 tahun lalu, orang tinggal dekat Kongens Lyngby di Denmark invented the segregated hull, which allowed the size of boats to gradually be increased. Boats soon developed into keel boats similar to today's wooden pleasure craft.
Untuk menentukan arah, pada masa lalu kapal berlayar tidak jauh dari benua atau daratan. Namun sesuai dengan perkembangan akhirnya para awak kapal menggunakan bintang sebagai alat bantu navigasi dengan alat bantu berupa kompas dan astrolabe serta peta. Ditemukannya jam pasir oleh orang-orang Arab juga ikut membantu navigasi ditambah dengan penemuan jam oleh John Harrison pada abad ke-17. Penemuan telegraf oleh Samuel F.B. Morse dan radio oleh G. Marconi, terlebih lebih penggunaan radar dan sonar yang ditemukan pada abad ke 20 membuat peranan navigator agak tergeser. Satuan kecepatan kapal dihitung dengan knot di mana 1 knot = 1,85200 km/jam.
Menjelang akhir abad ke-20, navigasi sangat dipermudah oleh GPS, yang memiliki ketelitian sangat tinggi dengan bantuan satelit.Selain dari itu system komunikasi yang sangat modern juga menunjang navigasi dengan adanya beberapa macam peralatan seperti radar type Harpa memungkinkan para navigator / Mualim bisa melihat langsung keadaan kondisi laut. Radar harpa ini adalah radar modern yang bisa mendeteksi langsung jarak antara kapal dgn kapal, kapal dengan daratan, kapal dengan daerah berbahaya, kecepatan kapal, kecepatan angin,dan mempunyai daya akurasi gambar yang jelas. Selain dari itu ada lagi system GMDSS (Global Maritime Distress safety system) Suatu system keselamatan pelayaran secara global. Kalau suatu kapal berada dalam kondisi berbahaya system ini akan memancarkan berita bahaya yang berisi posisi kapal, nama kapal, jenis marabahaya,tersebut secara otomatis, cepat, tepat, akurat. Untuk system komunikasi lainnya ada INMARSAT (International Maritime satelite) Suatu system pengiriman berita menggunakan E-Mail, Telephone, Telex, ataupun Faximile.
Jenis-jenis Kapal
Kapal sulit untuk diklasifikasikan, terutama karena banyak sekali kriteria yang menjadi dasar klasifikasi dalam sistem yang ada seperti:
Berdasarkan tenaga penggerak
- Kapal bertenaga manusia (Pendayung)
- Kapal layar
- Kapal uap
- Kapal diesel atau Kapal motor
- Kapal nuklir
Berdasarkan jenis pelayarannya
Berdasarkan fungsinya
Referensi
Sumber
- ^ KBBI dalam jaringan
- ^ T. Burrow and M.B. Emeneau. 1984. A Dravidian Etymological Dictionary. Oxford. nos 1219, 3838, 4120.
- ^ Tamil Lexicon. Madras. 1982. 7 vols, s.v. vankam.
- ^ Rafiek, M. (December 2011). "Ships and Boats in the Story of King Banjar: Semantic Studies". Borneo Research Journal. 5: 187–200.
Pranala luar
- (Indonesia) Teknik Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
- (Indonesia) Teknik Sistem Perkapalan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
- (Indonesia) PT. Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni)
- (Indonesia) PT. PAL Indonesia
- (Indonesia) Peraturan - Peraturan Direktorat Lalu Lintas dan Angkutan Laut di Indonesia
- (Indonesia) Keputusan Menteri Perhubungan Tentang Pendidikan, Ujian Negara dan Sertifikasi Kepelautan (dokumen PDF)
- (Inggris) Modern ships and crew