Danau Tempe
Danau Tempe adalah danau tektonik yang membentang di tiga kabupaten di Sulawesi Selatan, diantaranya Kabupaten Wajo, Kabupaten Sidenreng Rappang, dan Kabupaten Soppeng. Danau ini dianggap sebagai danau purba karena terbentuknya danau ini bersamaan dengan terbentuknya daratan Sulawesi yang berada di atas lempeng benua Australia dan Asia. Luasnya sekitar 350 km2 dan menjadikannya sebagai danau terluas kedua di Sulawesi. Danau ini juga memiliki beragam spesies ikan air tawar yang jarang ditemui di tempat lain.[1][2]
Tempe | |
---|---|
Berkas:Danau tempe.png | |
Letak | Sulawesi Selatan, Indonesia |
Koordinat | 4°6′20″S 119°56′49″E / 4.10556°S 119.94694°EKoordinat: 4°6′20″S 119°56′49″E / 4.10556°S 119.94694°E |
Jenis perairan | Danau banjiran |
Terletak di negara | Indonesia |
Area permukaan | 350 km2 (140 sq mi) |
Kedalaman maksimal | 5 m (16 ft) |
Ketinggian permukaan | 5 m (16 ft) |
Danau Tempe merupakan danau banjiran yang dapat memiliki luas danau berbeda
Danau ini dapat ditempuh dari Kota Singkang sekitar 7 km menuju tepi Sungai Walanae. Hal ini karena danau tersebut terletak di atas lempengan benua Australia dan Asia.
Ekosistem
Danau Tempe memperoleh pasokan air dari Sungai Bila dan Sungai Walanae. Selain memasok air, kedua sungai tersebut juga menyebabkan pendangkalan akibat tingginya erosi di bagian hulu.
Festival tahunan
Setiap tanggal 23 Agustus diadakan festival laut di Danau Tempe. Acara pesta ritual nelayan ini disebut Maccera Tappareng atau upacara menyucikan danau yang ditandai dengan pemotongan sapi yang dipimpin oleh seorang ketua nelayan yang diikuti berbagai atraksi wisata yang sangat menarik. Pada hari perayaan Festival Danau Tempe ini, semua peserta upacara Maccera Tappareng memakai baju bodo (pakaian adat orang Bugis). Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai atraksi seperti lomba perahu tradisional, lomba perahu hias, lomba permainan rakyat (lomba layang-layang tradisional, pemilihan anak dara dan kallolona Tanah Wajo), lomba menabuh lesung (padendang), pergelaran musik tradisional dan tari bissu yang dibawakan oleh waria, dan berbagai pergelaran tradisional lainnya. Namun sekarang terjadi kepunahan beberapa spesies, hal ini disebabkan relung relung yang berada di danau tempe sudah di isi oleh spesies lain akibat restoling ikan mas yang berlebihan[3]
Tokoh masyarakat adat
- Andi Tjella Daeng Mattemmu, abad ke 19
- Andi Pute Daeng Mapparessa, abad ke 19 - 20
- La Temmanini, abad ke 20
- H. Laude Daeng Mattemmu, abad 20 - 21
Referensi
- ^ "Danau Tempe, Danau Purba yang Mengalami Banyak Masalah. Apa Saja?". Mongabay Environmental News (dalam bahasa Inggris). 2016-03-26. Diakses tanggal 2020-06-20.
- ^ Ramadhan, Andrian; Triyanti, Riesti; Koeshendrajana, Sonny (2017-07-21). "KARAKTERISTIK DAN NILAI EKONOMI SUMBERDAYA PERAIRAN KOMPLEK DANAU TEMPE, SULAWESI SELATAN". Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. 3 (1): 89. doi:10.15578/jsekp.v3i1.5845. ISSN 2527-4805.
- ^ "Danau Tempe, Sulawesi"
Media terkait Lake Tempe di Wikimedia Commons