Museum Ne' Gandeng

museum di Indonesia
Revisi sejak 21 Juni 2020 13.38 oleh Anggoro Sholikin (bicara | kontrib) (menambah teks dan referensi)

Museum Ne' Gandeng adalah museum yang terletak di Desa Palangi, Kecamatan Sa’dan Balusu, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan.[1] Nama Museum Ne' Gandeng berasal dari nama salah satu tokoh masyarakat Toraja yang bernama Ne' Gandeng.[2] Museum Ne' Gandeng terdiri dari beberapa bangunan dengan gaya arsitektur Tongkonan.[3] Koleksi Museum Ne' Gandeng berupa batu menhir, patung Ne’ Gandeng, patung kerbau, dan gong belang.[2] Selain koleksi benda-benda bersejarah, Museum Ne' Gandeng juga memiliki pondok-pondok berbentuk rumah adat Toraja.[4] Museum Ne' Gandeng menjadi tempat wisata dan tempat upacara adat bagi masyarakat Toraja.[1]

Sejarah

Museum Ne’ Gandeng dibangun sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur Suku Toraja.[4] Nama dari Museum Ne' Gandeng diambil dari nama salah satu tokoh masyarakat Suku Toraja yaitu Ne' Gandeng. Ia adalah seorang tokoh masyarakat di Lembang Malakiri. Ne' Gandeng dikenal sebagai seorang wanita pekerja keras dan bijaksana selama menjadi hakim adat. Selain itu, ia juga terkenal gigih dalam melestarikan adat dan budaya Toraja. Sosok Ne' Gandeng tersebut yang akhirnya menginspirasi didirikannya Museum Rambu Solo’ Ne Gandeng. Pendirian Museum Ne' Gandeng bertujuan untuk membagikan pengetahuan tentang budaya Toraja kepada masyarakat. Museum ini berada di bawah kepemilikan Keluarga Besar Ne' Gandeng. [5] Seiring waktu, Museum Ne' Gandeng beralih peran menjadi tempat wisata dan sebagai tempat penyelenggaraan acara adat oleh masyarakat Toraja.[1] Museum ini juga diperuntukkan bagi warga Toraja yang ingin menggelar acara pemakaman bagi anggota keluarga yang telah meninggal.[4]

Lokasi

Museum Ne’ Gandeng berada di Desa Palangi, Kecamatan Sa’dan Balusu, Kabupaten Toraja Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. Lokasi ini dapat dicapai melalui Jembatan Ne' Gandeng yang dibangun oleh Yayasan Keluarga Besar Ne' Gandeng.[1] Museum Ne' Gandeng dapat dicapai dari Kota Makassar dengan jarak tempuh sejauh 315 kilometer. Setelah itu dilanjutkan ke Kecamatan Sa'dan Bulusu dan menuju ke Desa Palangi.[3] Selain itu, Museum Ne' Gandeng juga dapat dicapai melalui Rantepao dengan jarak tempuh sejauh 10 kilometer.[2]

Koleksi

Museum Ne' Gandeng terdiri dari beberapa bangunan dengan gaya arsitektur Tongkonan. Di bagian belakang museum terdapat taman yang luas dan pepohonan yang tersebar di dekat kompleks museum ini.[3] Di dalam Museum Ne' Gandeng terdapat beragam batu menhir dengan ukuran yang berbeda-beda. Batu Menhir ini adalah hasil upacara pemakaman yang sering dilakukan oleh masyarakat Toraja. Di dalam Museum Ne' Gandeng juga terdapat patung Ne’ Gandeng, patung kerbau, dan gong belang.[2] Selain koleksi benda-benda bersejarah, Museum Ne' Gandeng juga memiliki pondok-pondok berbentuk rumah adat Toraja.[4]

Referensi

  1. ^ a b c d MEDIA, PT AKURAT SENTRA; www.akurat.co. "Pelajari Sejarah Tana Toraja di Museum Ne' Gandeng". akurat.co. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  2. ^ a b c d "Museum Ne' Gandeng Toraja, Destinasi Wisata Dalam Balutan Peninggalan Leluhur - Celebes". 2020-01-23. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  3. ^ a b c "Visiting Ne'Gandeng Museum in Tana Toraja Regency, South Sulawesi". www.tanatoraja.indonesia-tourism.com. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  4. ^ a b c d "Wisata Budaya di Tanah Para Raja Surgawi". www.rei.or.id. Diakses tanggal 2020-06-21. 
  5. ^ Rusmiyati; et al. (2018). Katalog Museum Indonesia Jilid 2. Jakarta: Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman. hlm. 394. ISBN 978-979-8250-67-5.