Kalisumur, Bumiayu, Brebes

desa di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah
Revisi sejak 14 April 2020 04.40 oleh HsfBot (bicara | kontrib) (replaced: lobang → lubang (4))

Kalisumur adalah desa di kecamatan Bumiayu, Brebes, Jawa Tengah, Indonesia.

Kalisumur
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenBrebes
KecamatanBumiayu
Kode pos
52273
Kode Kemendagri33.29.03.2008 Edit nilai pada Wikidata
Luas... km²
Jumlah penduduk... jiwa
Kepadatan... jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°15′16″S 108°58′9″E / 7.25444°S 108.96917°E / -7.25444; 108.96917

Batas

Kalisumur berada antara Desa Pamijen di sebelah tumur dan Desa Kalilangkap di sebelah baratnya. Sedangkan di utara desa Kalisumur dibatasi oleh sungai Kali Keruh dan di selatan dibatasi jalan raya penghung Kecamatan Bumiayu dan Kecamatan Bantarkawung.

Sejarah

Nama sebuah desa atau wilayah biasanya tidak lepas dari sejarah atau kisah terbentuknya wilayah pemukiman penduduk pada mulanya. Nama sebuah desa atau wilayah kadang dikaitkan dengan mitologi yg dipegang oleh masyarakat setempat yg mendiami desa atau wilayah tersebut, selain mengambil dari keadaan alam atau wilayah tersebut. Seperti nama Kalisumur yg tidak lepas dari kisah sebuah sungai kecil yang membatasi Desa Kalisumur dan Desa Pamijen di sebelah timur.[butuh rujukan]

Kalisumur konon ditemukan oleh putra seorang Wdana, wedono ( kepala pemerintahan pada zaman kerajaan yg setingkat pemimpin kawedanan atau diatas kecamatan dan di bawah kabupaten ) yang kelak melahirkan seorang tokoh pejuang yg berperan sebagai penyiar agama sekaligus pemimpin pemerintahan desa yaitu Haji Marzuki. Putra wedana tersebut bernama Wangsadireja.

Dahulu sebelum dijadikan pemukiman penduduk, Kalisumur masih berupa tanah kosong yang diselingi pepohonan dan ilalang yg masuk wilayah Kadipaten Lebaksiu. Disana terdapat sungai yg mengalir dari mata air di kaki Gunung Slamet yang bernama Kali Keruh. Air sebagai sumber kehidupan menjadi sangat penting dan alasan orang-orang dahulu membangun pemukiman di sekitar sumber mata air atau sungai seperti yg dilakukan nenek moyang orang Kalisumur. Karena air sungai Kali Keruh selalu berwarna coklat lumpur sepanjang tahun dan dalam musim apapun, mereka membuat lubang-lubang besar yg tidak begitu dalam untuk mendapatkan air yg lebih jernih dan bersih untuk mereka konsumsi. Mereka membuat galian sumur tersebut di dataran yg lebih rendah dan sering dialiri air ketika hujan agar lebih mudah mendapatkan mata air dan lubang itu tidak hanya satu namun semua orang membuatnya. Lubang tersebut dibuat sepanjang tanah rendah yg berada pada bekas aliran air hujan yg panjang sampai pada wilayah Kaliwadas.

Musim hujan tiba. Hujan yang begitu deras membasahi rongga rongga tanah seperti retakan yg diakibatkan kekeringan selama musim panas dan bekas aliran air yg dilalui air hujan menuju sungai pun dialiri kembali. Namun kali ini aliran aliran-aliran tersebut telah diisi lubang-lubang untuk mendapatkan sumber mata air. Akhirnya aliran air hujan itu berubah jadi genangan air yg dalam dan panjang. Lalu orang disitu menyebut Kali Sumur, Kali atau sungai yg terbentuk karena adanya sumur yg berjajar memanjang. Begitulah kisah kisah/peristiwa yg menciptakan nama sebuah desa bernama Kalisumur.

Demografi

Kalisumur hampir keseluruhan penduduknya beragama islam oleh karena itu tradisi atau budaya masyarakat Kalisumur yang jawa mengikuti budaya jawa, juga memiliki tradisi2 yang dipengaruhi oleh kebudayaan islam. Seperti pada masyarakat jawa pada umumnya, warga Kalisumur memiliki adat atau tradisi islam-jawa seperti; Muludan, Rajaban atau Nyadran, Ruwahan, Badahan, upaca untuk kematian Matangpuluh, Nyatus, Mendak dsb.

Referensi