Dinamika sosial

Revisi sejak 7 November 2020 09.42 oleh JumadilM (bicara | kontrib) (menambah teks dan referensi)

Dinamika sosial adalah perubahan yang terjadi akibat adanya interaksi dalam dua atau lebih individu dalam suatu wilayah yang memiliki hubungan psikologis secara jelas dan dalam situasi yang dialami. Dalam dinamika masyarakat dapat terjadi interaksi sosial , kelompok sosial dan kelas sosial.[1] Setiap masyarakat perdesaan maupun masyarakat perkotaan akan mengalami dinamika sosial. Hubungan yang saling mempengaruhi akan terjadi selama interaksi antarmanusia dan antarkelompok, sehingga menimbulkan dinamika sosial. Bentuk dinamika sosial berupa perubahan-perubahan nilai sosial, norma sosial, pola perilaku individu dan organisasi, struktur sosial, kelas sosial dan sistem pemerintahan dalam suatu masyarakat.[2] Dinamika sosial dapat ditelaah melalui proses sosial yang terjadi dalam masyarakat dan kebudayaan yaitu internalisasi, sosialisasi, enkulutrasi, difusi, akulturasi, asimilasi, pembaruan, dan penemuan baru.[3] Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi faktor utama terjadinya dinamika sosial.[4] Dampak yang ditimbulkan oleh dinamika sosial dapat bersifat positif maupun negatif bagi masyarakat.[5]

Komponen

Dinamika sosial dapat terjadi jika ada interaksi sosial, kelompok sosial, dan kelas sosial dalam suatu masyarakat. Interaksi sosial terjadi karena dorongan imitasi, sugesti, identifikasi, dan empati. Unsur-unsur yang menyusun interaksi sosial yaitu dua atau lebih individu, komunikasi melalui simbol atau lambang, dan adanya tujuan yang akan dicapai. Interaksi inilah yang menjadi dasar pembentukan pola keteraturan dan dinamika sosial budaya. Dalam masyarakat umumnya terdapat kelompok-kelompok yang disebut kelompok sosial. Bentuk kelompok sosial yang dapat terjadi di antaranya adalah kelompok internal dan eksternal, kelompok primer dan sekunder, paguyuban dan patembayan, kelompok formal dan informal, serta kelompok keanggotaan dan penunjukan. Kelompok sosial ini kemudian membentuk kelas sosial berdasarkan kriteria ekonomi. Tolok ukurnya adalah kekayaan, kekuasaan, kewenangan, ilmu pengetahuan, dan kehormatan.[1]

Lingkup kajian

Pengendalian sosial

Mobilitas sosial

Penyimpangan sosial

Perubahan sosial

Perubahan sosial terjadi akibat berubahnya perilaku individu-individu dalam masyarakat yang kemudian mengubah masyarakat itu sendiri. Perubahan yang timbul umumnya berkaitan dengan nilai sosial yang dijadikan sebagai pedoman dalam lembaga kemasyarakat.[6]

Proses

Difusi

Akulturasi

Asimilasi

Asimilasi yaitu proses percampuran dua buah kebudayaan yang menghasilkan kebudayaan baru. Kebudayaan yang mengalami asimilasi akan lenyap secara perlahan dan digantikan oleh unsur-unsur kebudayaan luar berupa teknologi baru, ide, gagasan, pemikiran, dan gaya hidup.[7]

Inovasi

Internalisasi

Internalisasi merupakan proses belajar yang dimulai sejak seorang individu dilahirkan hingga akhir hayatnya. Pengetahuan yang diperoleh berkaitan dengan kepribadian dan segala perasaan, hasrat, nafsu, serta emosi yang diperlukannya sepanjang hidup.[8]

Sosialisasi

Enkulturasi

Enkulturasi merupakan proses mempelajari dan menyesuaikan pikiran dan sikap oleh individu terhadap adat istiadat, sistem norma dal peraturan-peraturan dalam suatu kebudayaan pada masyarakat. Proses ini dimulai sejak usia dini dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun teman sebaya. Kegiatan utama dalam enkulturasi adalah meniru tindakan orang lain dan menjadikannya sebagai suatu budaya yang dilestarikan.[9]

Dampak

Dinamika sosial menghasilkan perubahan nilai sosial dalam masyarakat. Perubahan ini merupakan akibat dari perkembangan ilmu dan teknologi, perubahan politik dan ekonomi pada suatu masyarakat.[10] Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekonologi telah mengembangkan industrialisasi dan menghasilkan dinamika sosial berupa urbanisasi. Dampak positif yang ditimbulkan aalah penyerapan tenaga kerja dari pedesaan untuk mengembangkan perkotaan. Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan adalah munculnya masalah-masalah sosial akibat disorganisasi dan perilaku yang menyimpang.[11]

Referensi:

  1. ^ a b Akhmad, Nurul (2010). Ensiklopedia Dinamika Masyarakat. Jakarta: CV. Pamularsih. hlm. 1-10. ISBN 9789790531192. 
  2. ^ Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 55.
  3. ^ Waluya 2009, hlm. 14.
  4. ^ Widianti 2009, hlm. 8.
  5. ^ Sudarmi dan Indriyanto 2009, hlm. 56.
  6. ^ Sukardi dan Rohman 2009, hlm. 76.
  7. ^ Sukardi dan Rohman 2009, hlm. 85.
  8. ^ Ruswanto 2009, hlm. 25.
  9. ^ Waluya 2009, hlm. 15.
  10. ^ Widianti 2009, hlm. 41.
  11. ^ Widianti 2009, hlm. 19.

Daftar pustaka

  1. Budiati, A. C. (2009). Sosiologi Kontekstual: Untuk SMA dan MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-219-1. 
  2. Ruswanto (2009). Sosiologi: SMA / MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-746-2. 
  3. Sudarmi, S., dan Indriyanto, W. (2009). Sosiologi 1: Untuk Kelas X SMA dan MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-209-2. 
  4. Sukardi, J.S., dan Rohman, A. (2009). Sosiologi: Kelas X untuk SMA / MA (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-747-9. 
  5. Waluya, B. (2009). Sosiologi 1: Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat untuk Kelas X Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-738-7. 
  6. Widianti, W. (2009). Sosiologi 1 : untuk SMA dan MA Kelas X (PDF). Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional. ISBN 978-979-068-745-5.