Universitas Sanata Dharma
Universitas Sanata Dharma adalah universitas Katolik yang berlokasi di Yogyakarta. Dikenal juga dengan sebutan USD dan Sadhar. Sanata Dharma dibaca Sanyata Dharma, yang berarti "kebaktian yang sebenarnya" atau "pelayanan yang nyata". Kebaktian dan pelayanan itu ditujukan kepada tanah air dan gereja (Pro Patria et Eclessia).
Universitas Sanata Dharma | |
---|---|
Informasi | |
Rektor | Drs. J. Eka Prijatma, M.Sc, Ph.D. (2014-sekarang) |
Nama julukan | Sadhar |
Universitas Sanata Dharma sekarang memiliki 8 Fakultas dengan 26 Program Studi Sarjana S1, 8 Program Magister (S2), 1 Program Profesi, dan 3 Program Kursus Bersertifikat.
Logo
Arti dari logo Universitas Sanata Dharma:
- Bingkai adalah teratai bersudut lima. Teratai = kemuliaan. Sudut lima = Pancasila.).[1]
- Obor melambangkan hidup dengan semangat yang menyala-nyala.[1]
- Buku yang terbuka melambangkan ilmu pengetahuan yang selalu berkembang.[1]
- Teratai warna coklat melambangkan sikap dewasa yang matang.[1]
- "Ad Maiorem Dei Gloriam" berarti kemuliaan Allah yang lebih besar.[1]
Sejarah
- PTPG Sanata Dharma (1955 – 1958)
Ide untuk mendirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) oleh Prof. Moh. Yamin, S.H. (Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan RI) pada tahun 1950-an disambut baik oleh para imam Katolik, terutama Ordo Societas Jesu (Serikat Yesus yang lazim disingkat S.J.).[1]
Waktu itu Ordo ini telah membuka kursus-kursus B1, antara lain B1 Mendidik (Yayasan De Britto) di Yogyakarta yang dikelola oleh Pater H. Loeff, S.J. dan B1 Bahasa Inggris (Yayasan Loyola) di Semarang yang dikelola oleh pater W.J. Van der Meulen, S.J. dan Pater H. Bastiaanse, S.J.[1] Dengan dukungan dari Conggregatio de Propaganda Fide, selanjutnya Pater Kester yang waktu itu menjabat sebagai Superior Missionis Serikat Yesus menggabungkan kursus-kursus ini menjadi sebuah perguruan tinggi dan lahirlah PTPG Sanata Dharma pada tanggal 20 Oktober 1955 dan diresmikan oleh pemerintah pada 17 Desember 1955.[1]
Pada awalnya PTPG Sanata Dharma memunyai 4 Jurusan, yaitu Bahasa Inggris, Sejarah, IPA, dan Ilmu Mendidik. Para pembesar misi Serikat Yesus menunjuk Pater Prof. Nicolaus Driyarkara, S.J. menjadi Dekan PTPG Sanata Dharma dan Pater H. Loeff sebagai Wakil Dekan.[1] Nama Sanata Dharma diciptakan oleh Pater Carolus Looymans, S.J. yang waktu itu menjadi pejabat Departemen Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan di Kantor Wali Gereja Indonesia.[1]
- FKIP Sanata Dharma (1958 – 1965)
Untuk menyesuaikan diri dengan ketentuan pemerintah, dalam hal ini Kementrian Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan tentang perubahan PTPG menjadi FKIP, maka PTPG Sanata Dharma pada bulan November 1958 berubah menjadi FKIP (Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan) Sanata Dharma dan merupakan bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta.[1]
Pada masa FKIP ini Sanata Dharma berhasil memperoleh status "disamakan" dengan negeri berdasarkan SK Menteri PTIP No.1/1961 pada tanggal 6 Mei 1961 jo No.77/1962 tanggal 11 Juli 1962. Walaupun bagian dari Universitas Katolik Indonesia, secara de facto FKIP Sanata Dharma berdiri sendiri.[1]
- IKIP Sanata Dharma (1965 - 1993)
Untuk mengatasi kerancuan antara menjadi bagian dari Universitas Katolik Indonesia cabang Yogyakarta dengan kemandirian FKIP Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan, FKIP Santa Dharma berubah menjadi IKIP Sanata Dharma berdasarkan SK Menteri PTIP No. 237/B – Swt/U/1965. Surat Keputusan ini berlaku mulai tanggal 1 September 1965.[1]
Selain melaksanakan Program S1 (sebelumnya Sarjana Muda dan Sarjana), IKIP Sanata Dharma juga dipercaya pemerintah untuk mengelola Program Diploma I, II, dan III untuk jurusan Matematika, Fisika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, IPS, dan PMP. Berbagai program Diploma ini ditutup pada tahun 1990 dan selanjutnya dibuka program Diploma II PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar) .[1]
- Universitas Sanata Dharma (1993 sampai sekarang)
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD. Dengan perkembangan ini USD diharapkan tetap dapat memajukan sistem pendidikan guru sekaligus berpartisipasi dalam memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.[1]
Setelah berkembang menjadi universitas, Sanata Dharma terdorong untuk memperluas muatan program pendidikannya. Di samping tetap mempertahankan pendidikan guru dengan tetap membuka FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan), Sanata Dharma membuka beberapa fakultas baru.[1]
Rektor
- Prof. Dr. Nicolaus Drijarkara (1955 – 1967)
- Drs. J. Drost, S.J. (1968 – 1976)
- Prof. Dr. A.M. Kadarman, S.J. (1977 – 1984)
- Drs. F.X. Danuwinata, S.J. (1984 – 1988)
- Drs. A. Tutoyo, M.Sc. (1988 – 1993)
- Dr. M. Sastrapratedja, S.J. (1993 – 2001)
- Dr. Paulus Suparno, S.J. MST (2001 – 2006)
- Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtama, S.J. MSc. (2006 - 2014)
- Drs. J. Eka Prijatma, M.Sc, Ph.D. (2014-sekarang)
Program studi
Terdapat 25 program studi S-1 dalam 7 fakultas di Universitas Sanata Dharma.
- Fakultas Ekonomi
- Akuntansi
- Ekonomi
- Manajemen
- Fakultas Farmasi
- Farmasi
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
- Bimbingan dan Konseling
- Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
- Pendidikan Bahasa Inggris
- Pendidikan Biologi
- Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi
- Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi
- Pendidikan Fisika
- Pendidikan Guru Sekolah Dasar
- Pendidikan Keagamaan Katolik
- Pendidikan Kimia
- Pendidikan Matematika
- Pendidikan Sejarah
- Fakultas Psikologi
- Psikologi
- Fakultas Sains dan Teknologi
- Informatika
- Matematika
- Teknik Elektro
- Teknik Mesin
- Fakultas Sastra
- Sastra Indonesia
- Sastra Inggris
- Sejarah
- Fakultas Teologi
- Filsafat Keilahian Program Sarjana
Selain program sarjana, terdapat juga program profesi yang diselenggarakan oleh dua fakultas.
- Fakultas Farmasi
- Pendidikan Profesi Apoteker
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
- Pendidikan Profesi Guru
- Pendidikan Profesi Guru Bahasa Indonesia
- Pendidikan Profesi Guru Bahasa Inggris
- Pendidikan Profesi Guru Bimbingan Konseling
- Pendidikan Profesi Guru Biologi
- Pendidikan Profesi Guru Matematika
- Pendidikan Profesi Guru Sejarah
- Pendidikan Profesi Guru Sekolah Dasar
Terdapat juga 8 program magister, yakni:
- Fakultas Ekonomi
- Magister Manajemen
- Fakultas Farmasi
- Magister Farmasi
- Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
- Magister Pendidikan Bahasa Inggris
- Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister
- Pendidikan Matematika Program Magister
- Fakultas Program Pascasarjana
- Kajian Budaya Program Magister
- Magister Kajian Bahasa Inggris
- Fakultas Teologi
- Filsafat Keilahian Program Magister
Universitas Sanata Dharma juga memiliki satu Program Doktor (S-3), yakni Doktor Kajian Budaya.
Program pasca sarjana
Ilmu Religi dan Budaya
Program Magister Ilmu Religi dan Kajian Budaya dirancang untuk mencari dan mengembangkan pendekatan ilmu humaniora yang emansipatif dengan mengambil budaya pada umumnya dan religi pada khususnya sebagai bidang kajian. Pendekatan ini dimaksudkan untuk menegakkan tanggung jawab dunia akademik dalam proses produksi budaya dalam masyarakat Indonesia mutakhir dan secara khusus tanggung jawabnya untuk melihat tempat religi dalam proses produksi budaya tersebut.
Secara garis besar, dalam program ini akan dipelajari proses produksi budya dari tiga sisi: (1) basis sosial pendukung suatu budaya, (2) nilai ekspresi budaya dalam kaitannya dengan pembentukan identitas kelompok, dan (3) interaksi antar kelompok sosia-budaya dalam mempertahankan dan mengembangkan budaya dan identitasnya. Berkaitan dengan masalah religi, tiga sisi ini meliputi persoalan: (1) sejauh mana religi dapat menjadi prinsip yang mendinamisasi kelompok sosial yang ada atau mendorong munculnya kelompok-kelompok sosial baru, (2) sejauh mana religi mendorong kelompok-kelompok sosial untuk melahirkan ekspresi-ekspresi budaya, dan (3) sejauh mana religi memberikan inspirasi pada kelompok sosial-budaya untuk melindungi diri dari kelompok sosial-budaya dominan? Singkatnya, sejauh mana religi dapat menjadi titik vital (menggairahkan) dan bukannya titik fatal (mematikan) dalam pertumbuhan budaya?
Untuk terlibat dalam proses produksi budaya dengan tiga aspeknya tersebut, tak ada pilihan bagi program ini kecuali merintis pendekatan-pendekatan ilmu humaniora yang memungkinkan terjadinya komunikasi kreatif lintas-ilmu dan komunikasi kritis antara dunia akademik dan kelompok-kelompok sosial dalam masyarakat dalam pergumulannya mengartikulasikan budaya atau pengalaman religi mereka.
Sebagai bidang kajian, budaya dan religi bukanlah merupakan bidang yang baru. Akan tetapi, dilihat dari cita-cita untuk melihat realitas budaya sebagaimana disebut di atas, program Ilmu Religi dan Budaya dapat dipandang sebagai bentuk oto-kritik dunia akademik yang dibayang-bayangi oleh cengkeraman rutinitas masing-masing disiplin ilmu yang saling mengasingkan, dan oleh keterasingan dunia akademik dari proses produksi budaya yang terjadi dalam masyarakat.
Dalam konteks masyarakat Indonesia yang sedang merintis masyarakat sipil dan mengawali proses belajar demokrasi, program ini dapat dilihat sebagai salah satu bentuk usaha dunia akademik untuk menegakkan kembali tanggung jawab dan kemandiriannya sebagai lembaga pendidikan yang mendukung masyarakat (dalam keanekaragamannya) untuk menghasilkan dan mengartikulasikan budayanya sendiri. Program ini memang belum memiliki tempat dalam dunia perguruan tinggi, dia masih harus mencari tempatnya sendiri. Program ini dirancang justru bagi mereka yang ingin merintis semangat akademik dan etos ilmiah yang masih harus dilahirkan lewat koalisi lintas ilmu dan koalisi dunia pendidikan dan masyaakat.
Program khusus bersertifikat
English Extension Course
English Extension Course merupakan program kursus/pelatihan Bahasa Inggris umum bersertifikat yang dikelola secara intensif dan berkomitmen pada kualitas. Program ini ditangani oleh para instruktur dan praktisi pengajaran Bahasa Inggris dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) dan Sastra Inggris yang bergelar S1,S2, dan S3 yang sudah memiliki pengalaman dan profesionalitas yang tinggi . Kursus ini dirancang berlangsung selama 4 semester yang terbagi dalam 2 tingkat, yaitu tingkat I (tahun pertama semester 1-2) dan tingkat II (tahun kedua semester 3-4).
Pelatihan Komunikasi Interaktif Bahasa Inggris Paket 60 Jam
Program ini merupakan pelatihan berkomunikasi Bahasa Inggris secara aktif dalam kelompok-kelompok kecil. Peserta Pelatihan diharapkan dapat berkomunikasi timbal balik dengan pelatih dan peserta lain . Penekanan pelatihan ini lebih pada kemampuan berkomunikasi secara lisan tetapi bekal latihan tertulis dipadukan dalam pelatihan ini.
Tujuan akhir dari pelatihan ini adalah peserta dapat berkomunikasi baik secara lisan maupun tertulis dengan lancar dalam Bahasa Inggris yang baik dan benar sesuai dengan tingkat pelatihan yang diambil
Tingkat Pelatihan: d. Beginners (Basic Communication Skills) e. Intermediate (Communication Skills) f. Advanced (Public Speaking / Seminar)
Indonesian Language and Culture Intensive Course
Program ILCIC diselenggarakan oleh Pusat Pengembangan dan Pelatihan Bahasa Universitas Sanata Dharma. Programme ini dirancang untuk pembelajar asing yang berminat mempelajari Bahasa Indonesia untuk selanjutnya menggunakannya dalam berkomunikasi dan memahasi kebudayaan Indonesia. ILCIC juga menyelenggarakan program khusus bagi siswa atau pendidik yang baru belajar Bahasa Indonesia untuk pertama kali dan bagi yang sudah pernah belajar sebelumnya. Terdapat juga programm yang secara khusus dirancang untuk tenaga profesional asing yang akan bekerja di Indonesia yang ingin mengembangkan kemampuan berbicara dalam Bahasa Indonesia secara lebih mendalam.
Jenis Program:
1. Program Kelompok (4 siswa di setiap kelompok): a. Pengenalan Bahasa dan Budaya Indonesia ( program satu minggu: pelajaran bahasa, kuliah, tugas-tugas bahasa, kunjungan ke kota, Candi Prambanan dan Sendratari Ramayana). b. Program Intensif Bahasa dan Budaya Indonesia (program dua minggu: pelajaran bahasa, kuliah, tugas-tugas bahasa, kunjungan ke kota, Candi Prambanan dan Borobudur, Sendratari Ramayana Ballet, Kunjungan ke Lereng Gunung Merapi). c. Program Intensif Bahasa dan Budaya Indonesia (program tiga minggu: pelajaran bahasa, kuliah, tugas-tugas bahasa, kunjungan ke kota, Candi Prambanan dan Borobudur, Sendratari Ramayana Ballet, Kunjungan ke Lereng Gunung Merapi, Kunjungan Desa, Kunjungan ke Kota Solo)
2. Program Individual: Programme ini akan dirancang secara khusus sesuai dengan kebutuhan siswa.
3. Program Khusus untuk Siswa Sekolah Menengah: Programme ini akan dirancang secara khusus sesuai dengan kebutuhan siswa-siswa bersangkutan.
Tingkatan:
1. Tingkat Pemula Setelah mengikuti program pemula, setiap siswa diharapkan akan mampu berbicara dalam Bahasa Indonesia untuk kebutuhan dasar komunikasi sehari-hari, dan juga mampu membaca bacaan Bahasa Indonesia yang telah disederhanakan.
2. Tingkat Menengah Setelah mengikuti program pemula, setiap siswa diharapkan akan mampu berbicara dalam Bahasa Indonesia untuk kebutuhan dasar komunikasi sehari-hari, menulis dalam Bahasa Indonesia secara sederhana dan juga mampu membaca bacaan Bahasa Indonesia yang telah disederhanakan, dengan tingkat kesuliatan lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat pemula.
3. Tingkat Lanjut dan Untuk Penutur dengan Kebutuhan Khusus Di tingkat ini, siswa akan mempelajari bahan-bahan asli yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Kemampuan lisan, menulis dan membaca akan dikembangkan sejalan dengan diskusi tentang hal-hal terbaru atau bahan-bahan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Para siswa juga akan mendapatkan kesempatan untuk bertemu dan berbicara dengan pakar-pakar yang terkait dengan bidang ketertarikan mereka.
Kursus Penunjang:
1. Kuliah Kebudayaan Kuliah ini bertujuan untuk memberikan kajian terhadap masyarakat Indonesia, antara lain dalam bidang ekonomi, sejarah, kebudayaan (seni, musik dan tari). Kuliah ini diberikan dalam Bahasa Inggris oleh pakar dalam bidang-bidang terkait.
2. Pembelajaran non-bahasa Untuk melengkapi pembelajaran di ruang kelas dan juga untuk pemahaman budaya Indonesia, para siswa diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman lain termasuk pelajaran bermain musik gamelan, seni tari Indonesia, dan tata boga Indonesia.
Pariwisata di Akhir Pekan: Kunjungan ke Keraton Yogyakara, Kerajinan Perak, Batik, kunjungan ke lereng Merapi, Candi Borobudur dan Prambanan, Maliobora, dsb.
ILCIC dilengkapi dengan beberapa fasilitas yang menunjang proses pembelajaran Bahasa Indonesia, antara lain Perpustakaan, Laboratorium Bahasa, Internet. Di samping itu, setiap ruang kelas memiliki fasilitas pendingin ruangan. Bagi siswa yang memerlukan penginapan, ILCIC juga memiliki fasilitas penginapan. Setiap siswa akan menerima Ijasah sesuai dengan jenis program yang mereka ikuti.
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) situs web resmi Universitas Sanata Dharma