51 Pegasi b

planet luar surya di rasi bintang Pegasus
Revisi sejak 15 November 2019 10.14 oleh Labdajiwa (bicara | kontrib)

51 Pegasi b (atau 51 Peg b untuk nama pendeknya) adalah planet pertama yang ditemukan mengelilingi bintang mirip matahari di luar tata surya. Planet ini adalah prototype dari kelas Jupiter panas, mengorbit bintang 51 Pegasi di rasi Pegasus.

51 Pegasi b
Planet luar surya Daftar planet luar surya
Berkas:51 Pegasi b by Celestia.jpg
Konsep seniman tentang 51 Pegasi b.
Bintang utama
Bintang 51 Pegasi
Rasi bintang Pegasus
Asensio rekta (α)  22j 57m 28.0d
Deklinasi (δ)  +20° 46′ 08″
Magnitudo tampak (mV) 5.49
Jarak50.9 ± 0.3 tc
(15.61 ± 0.09 pc)
Tipe G2.5IVa atau G4-5Va
Massa (m) 1.11 ± 0.06 M
Elemen orbit
Sumbu semi-mayor(a) 0.0527 ± 0.0030 SA
Apsis (q) 0.0520 SA
Apastron (Q) 0.0534 SA
Eksentrisitas (e) 0.013 ± 0.012
Periode orbit(P)4.230785 ± 0.000036 h
Kecepatan orbit (υ) 136 km/s
Argumen of
periastron
(ω) 58°
Waktu periastron (T0) 2,450,001.51 ± 0.61 HJ
Semi-amplitudo (K) 55.94 ± 0.69 m/s
Ciri-ciri fisik
Massa minimum(m sin i)0.472 ± 0.039 MJ
Suhu (T) 1284 ± 19 K
Keterangan penemuan
Tanggal penemuan 6 Oktober 1995
Penemu Michel Mayor dan
Didier Queloz
Metode penemuan Kecepatan radial (ELODIE)
Tempat penemuan OHP, Prancis
Status penemuan Diterbitkan
Referensi basis data
Extrasolar Planets
Encyclopaedia
data
SIMBADdata

Nama

Nama resmi untuk eksoplanet ini adalah 51 Pegasi b; huruf 'b' digunakan untuk mengindikasikan bahwa planet tersebut adalah planet pertama dari bintang induknya. Planet kedua, ketiga dan seterusnya ditandai dengan huruf c, d, dan seterusnya. 51 Pegasi b diberi nama panggilan Bellerophon, diambil dari pahlawan Yunani Bellerophon yang berhasil menjinakkan Pegasus sang kuda bersayap, merujuk pada rasi Pegasus tempat planet tersebut berlokasi.

Karakteristik

Setelah penemuannya, banyak tim peneliti yang meng-konfirmasi keberadaannya dan melakukan lebih banyak lagi pengamatan untuk menentukan sifat-sifatnya. Ditemukan bahwa planet tersebut mengorbit bintang induk kurang lebih dalam 4 hari Bumi, dan jauh lebih dekat daripada orbit Merkurius dalam mengelilingi Matahari, dengan perkiraan temperatur sekitar 1000 derajat Celsius, meskipun memiliki massa sekitar setengah massa Jupiter (sekitar 150 kali massa Bumi). Pada saat itu, keberadaan planet raksasa yang begitu dekat dengan bintang induk tidak cocok dengan teori pembentukan planet dan 51 Pegasi b dianggap sebagai suatu anomali. Namun kemudian beberapa 'Jupiter panas' ditemukan (sebagai contoh 55 Cancri dan τ Boötis), dan para astronom merevisi teori mereka tentang pembentukan planet dengan memasukkan/memperhitungkan migrasi orbit.

Awalnya terdapat asumsi bahwa 51 Pegasi b adalah sebuah planet terestrial, tetapi sekarang dipercaya sebagai sebuah raksasa gas. Planet tersebut cukup masif sehingga atmosfernya yang tebal tidak terhembus oleh angin bintang induknya.

51 Pegasi b mungkin memiliki radius yang lebih besar daripada Jupiter meskipun dengan massa yang lebih kecil. Hal ini disebabkan atmosfernya yang sangat terpanaskan membengkak menjadi lapisan yang tebal tetapi dengan kerapatan yang rendah. Di bawahnya, gas-gas yang menyusun planet akan sangat panas sehingga planet akan berpendar merah. Awan-awan silikat mungkin eksis dalam atmosfernya.

Planet tersebut terkunci secara pasang surut dengan bintang induknya, yaitu hanya satu sisinya yang menghadap ke bintang induk.

Penemuan

Proses

Penemuan planet ini diumumkan pada 6 Oktober 1995 oleh Michel Mayor dan Didier Queloz dalam jurnal Nature, volume 378, halaman 355, menggunakan metode kecepatan radial di Observatoire de Haute-Provence dengan Spektrograf ELODIE.

Setelah pengumuman tersebut, pada 12 Oktober 1995, konfirmasi datang dari Dr. Geoffrey Marcy dari San Francisco State University dan Dr. Paul Butler dari Universitas California, Berkeley menggunakan Spektrograf Hamilton di Observatorium Lick dekat San Jose di California.

Metode

Planet tersebut ditemukan menggunakan spektrograf sensitif yang dapat mendeteksi perubahan teratur dari kecepatan radial yang kecil dalam garis-garis spektrum bintang hingga 70 meter per detik. Perubahan ini disebabkan oleh efek gravitasi planet yang berjarak sekitar 7 juta kilometer dari bintang induknya.

Penemuan planet ekstrasurya pertama ini menjadi tonggak sejarah riset astronomi, yang menyadarkan para astronom bahwa planet-planet raksasa dapat eksis dalam orbit berperiode pendek. Setelah disadari bahwa dimungkinkan mencari planet raksasa dengan teknologi yang ada sekarang ini, makin banyak waktu-waktu pengamatan teleskop yang digunakan dalam pencarian planet dengan menggunakan metode kecepatan radial, dan makin banyak eksoplanet di sekitar Matahari yang ditemukan.

Lihat pula

Referensi

Pranala luar