Detasemen Jalamangkara

Satuan Antiteror TNI Angkatan Laut
Revisi sejak 25 Februari 2021 02.26 oleh HyprMarc (bicara | kontrib)

Detasemen Jalamangkara (disingkat Denjaka) adalah sebuah detasemen penanggulangan teror aspek laut TNI Angkatan Laut. Denjaka adalah satuan gabungan antara personel Kopaska dan Taifib Korps Marinir TNI-AL.[1] Anggota Denjaka dididik di Bumi Marinir Cilandak, Jakarta Selatan dan harus menyelesaikan suatu pendidikan yang disebut PTAL (Penanggulangan Teror Aspek Laut). Lama pendidikan ini adalah 6 bulan. Denjaka dikhususkan untuk satuan anti teror walaupun mereka juga bisa dioperasikan di mana saja terutama anti teror aspek laut. Denjaka dibentuk berdasarkan instruksi Panglima TNI kepada Komandan Korps Marinir No Isn.01/P/IV/1984 tanggal 13 November 1984. Detasemen Jalamangkara selain sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir yang berkedudukan langsung di bawah Dankormar, juga sebagai pelaksana utama Panglima TNI. Sebagai Komando Pelaksana Korps Marinir, Denjaka mempunyai tugas pokok dalam membina kekuatan dan kemampuan satuan Detasemen Jalamangkara. Sedangkan sebagai pelaksana utama Panglima TNI, dalam hal ini Kabais TNI selaku penyelenggaraan pembinaan kemampuan khusus, meliputi: operasi anti teror, anti sabotase dan operasi klandestin yang beraspek laut maupun operasi-operasi khusus lainnya.

Detasemen Jalamangkara
(Korps Marinir)
Berkas:Gambar Denjaka.png
Lambang Denjaka
Dibentuk4 November 1984
NegaraIndonesia
CabangTNI Angkatan Laut
Tipe unitPasukan Antiteror
Peran- Anti-bajak kapal laut
- Anti-bajak pesawat udara
- segala bentuk teror aspek laut/darat/udara
- perang kota/hutan/pantai/laut
sabotase
- intelijen & kontra-intelijen
Jumlah personelDirahasiakan
Bagian dariTNI Angkatan Laut
MarkasKorps Marinir, Cilandak
JulukanDenjaka
MotoSatya Wira Dharma
Warna seragam      Hitam       Baret ungu
PersenjataanDirahasiakan
Tokoh
KomandanKolonel Mar Nanang Saefulloh
Tokoh berjasa1. Mayjen TNI (Mar) Gafur Chaliq
2. Mayjen TNI (Mar) Djoko Pramono
3. Letjen TNI (Mar) Nono Sampono
4. Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin

Sejarah

Pasukan Khusus TNI AL

 
Profil Prajurit Denjaka

Pada 4 November 1982, KSAL membentuk organisasi tugas dengan nama Pasukan Khusus AL (Pasusla). Keberadaan Pasusla didesak oleh kebutuhan akan adanya pasukan khusus TNI AL guna menanggulangi segala bentuk ancaman aspek laut. Seperti terorisme, sabotase, dan ancaman lainnya.[2]

Pada tahap pertama, direkrut 70 personel dari Batalyon Intai Amfibi (Yontaifib) dan Komando Pasukan Katak (Kopaska). Komando dan pengendalian pembinaan di bawah Panglima Armada Barat dengan asistensi Komandan Korps Marinir. KSAL bertindak selaku pengendali operasional. Markas ditetapkan di Mako Armabar.[2]

Detasemen Jala Mangkara (Denjaka)

 
Prajurit Yonmarhanlan VIII Bitung melaksanakan Ziarah ke Makam Letkol Mar (Ant) Arthur Solang di Taman Makam Pahlawan Kairagi Weru, Paal Dua kota Manado, Sulawesi Utara
Berkas:Lambang denjaka.jpg
Lambang Satuan Denjaka Korps Marinir
Berkas:Brevet Anti Terror Aspek Laut.png
Brevet "PTAL" Denjaka Korps Marinir
Berkas:Maritime Counter Terrorism - Jala Mangkara Detachment.png
Maritime Counter Terrorism - Jala Mangkara Detachment

Melihat perkembangan dan kebutuhan satuan khusus ini, KSAL menyurati Panglima TNI yang isinya berkisar keinginan membentuk Detasemen Jala Mangkara. Panglima ABRI menyetujui dan sejak itu (13 November 1984), Denjaka menjadi satuan Antiteror Aspek Laut. Merunut keputusan KSAL, Denjaka adalah komando pelaksana Korps Marinir yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan kemampuan dan kekuatan dalam rangka melaksanakan operasi antiteror, antisabotase, dan klandesten aspek laut atas perintah Panglima TNI.[2] Berdasarkan peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/77/X/2010 tentang persetujuan dan pengesahan peningkatan kepangkatan dalam jabatan di lingkungan Korps Marinir diputuskan Komandan Detasemen Jalamangkara berpangkat Kolonel”.[3]

Pola rekrutmen Denjaka dimulai sejak pendidikan para dan komando. Selangkah sebelum masuk ke Denjaka, prajurit terpilih mesti sudah berkualifikasi Intai Amfibi. Dalam menjalankan aksinya, satuan khusus ini dapat digerakkan menuju sasaran baik lewat permukaan/bawah laut maupun lewat udara. TNI AL masih memiliki satu pasukan khusus lagi, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska). Kedua satuan pernah beberapa kali melakukan latihan gabungan dengan US Navy SEAL.[2]

Organisasi Satuan

Denjaka terdiri dari satu markas zedenk detasemen, satu tim markas, satu tim teknik dan tiga tim tempur. Sebagai unsur pelaksana, prajurit Denjaka dituntut memiliki kesiapan operasional mobilitas kecepatan, kerahasiaan dan pendadakan yang tertinggi serta medan operasi yang berupa kapal-kapal, instalasi lepas pantai dan daerah pantai. Disamping itu juga memiliki keterampilan mendekati sasaran melalui laut, bawah laut dan vertikal dari udara.

Pendidikan yang dilakukan

 
Denjaka - Terjun Stabo

Kursus awal

Setiap prajurit Denjaka dibekali kursus penanggulangan antiteror aspek laut yang bermaterikan:

  • Intelijen,
  • Taktik dan teknik anti-teror, dan anti-sabotase,
  • Dasar-dasar spesialisasi,
  • Komando kelautan dan keparaan lanjutan

Kursus ini dilaksanakan setiap kurang lebih 5,5 bulan bertempat di Jakarta dan sekitarnya.

Kursus lanjutan

Dilanjutkan dengan materi pemeliharaan kecakapan dan peningkatan kemampuan kemahiran kualifikasi Taifib dan Paska, pemeliharaan dan peningkatan kemampuan menembak, lari dan berenang, peningkatan kemampuan bela diri, penguasaan taktis dan teknik penetrasi rahasia, darat, laut dan udara, penguasaan taktik dan teknik untuk merebut dan menguasai instalasi di laut, kapal, pelabuhan/pangkalan dan personel yang disandera di objek vital di laut, penguasaan taktik dan teknik operasi klandestin aspek laut, pengetahuan tentang terorisme dan sabotase, penjinakan bahan peledak, dan peningkatan kemampuan survival, pelolosan diri, pengendapan, dan ketahanan interogasi.

Persenjataan

Untuk mendukung operasi personel Denjaka dibekali antara lain submachine gun MP5, HK PSG1, Daewoo K7, senapan serbu G36, HK416, M4, Pindad ss-1, CZ-58, senapan mesin ringan Minimi M60, Daewoo K3, serta pistol Beretta, HK P30 dan SIG Sauer 9 mm.

Komandan

Beberapa perwira yang pernah memimpin Denjaka antara lain adalah Letjen TNI (Mar) Nono Sampono (AAL 1976), Mayjen TNI (Mar) Yussuf Solichien (AAL 1973) dan Letjen TNI (Mar) M. Alfan Baharudin (AAL 1981). Komandan Denjaka yang sekarang menjabat adalah Kolonel Marinir Bambang Wahyuono, S.AP.,.[4]

Berkas:Denjaka.jpeg
Pasukan Denjaka

Daftar Komandan Denjaka

Berikut daftar Komandan Denjaka:

No. Nama Dari Sampai Ket
1. Letnan Kolonel Marinir Gafur Chaliq 1983 1984 Mayjen TNI Mar
2. Letnan Kolonel Marinir Djoko Pramono 1983 1985 Mayjen TNI Mar
3. Mayor Marinir Arthur Solang 22 Juli 1985 22 November 1985 Letkol Mar (Ant)
4. Mayor Marinir Hasan Hariadinata 1985 1986 Kolonel Mar
5. Mayor Marinir H. Yussuf Solichien. M, M.BA, M.Si, PH.D. 1986 1987 Mayjen TNI Mar
6. Letnan Kolonel Marinir Frans L. Kansil 1987 1988 Brigjen TNI Mar
7. Letnan Kolonel Marinir Nono Sampono 1988 1993 Letjen TNI Mar
8. Letnan Kolonel Marinir M. Alfan Baharudin 1993 1998 Letjen TNI Mar
9. Mayor Marinir RM. Trusono 1998 2002 Letjen TNI Mar
10. Letnan Kolonel Marinir Suprayogi 2002 2004 Brigjen TNI Mar
11. Letnan Kolonel Marinir Kasirun Situmorang 2004 7 Maret 2005 Mayjen TNI Mar
12. Letnan Kolonel Marinir Suhartono 7 Maret 2005 2008 Mayjen TNI Mar
13. Letnan Kolonel Marinir Widodo 2008 2009 Brigjen TNI Mar
14. Letnan Kolonel Laut (E) Yudhi Bramantyo NS 2009 2011 Laksma TNI
15. Kolonel Marinir Suhartono 2011 2012 Mayjen TNI Mar
16. Kolonel Marinir Budi Purnama, S.Ip 2012 21 Januari 2013 Mayjen TNI Mar
17. Kolonel Marinir Nur Alamsyah M.Tr (Han),. 21 Januari 2013 10 September 2015[5] Brigjen TNI Mar
18. Kolonel Marinir Supriyono, S.E., 10 September 2015 27 Mei 2017[6] Kolonel Mar
19. Kolonel Marinir Bambang Wahyuono, S.AP., 27 Mei 2017 9 Mei 2018[7] Kolonel Mar
20. Kolonel Marinir Nanang Saefulloh, S.E., 9 Mei 2018 Sekarang Kolonel Mar

Perwira Tinggi Denjaka

Lihat pula

Referensi

Pranala luar