Mika Häkkinen

Mantan pembalap mobil profesional asal Finlandia
Revisi sejak 6 Juni 2019 06.39 oleh LaninBot (bicara | kontrib) (namun (di tengah kalimat) → tetapi)

Mika Pauli Häkkinen (lahir 28 September 1968) adalah seorang mantan pembalap Formula 1 asal Finlandia. Ia merupakan juara dunia F1 tahun 1998-1999 saat masih bergabung dengan tim McLaren-Mercedes. Hakkinen lantas pensiun dari F1 di akhir 2001, dan kemudian ia turun di ajang DTM dan reli non-WRC.

Mika Häkkinen
Lahir28 September 1968 (umur 56)
Karier Kejuaraan Dunia Formula Satu
Kebangsaan Finlandia
Tahun aktif19912001
TimLotus, McLaren
Jumlah lomba165 (161 start)
Juara Dunia2 (1998, 1999)
Menang20
Podium51
Total poin420
Posisi pole26
Lap tercepat25
Lomba pertamaGrand Prix AS 1991
Menang pertamaGrand Prix Eropa 1997
Menang terakhirGrand Prix AS 2001
Lomba terakhirGrand Prix Jepang 2001

Profil

Masa kecil

Mika Häkkinen terlahir dari keluarga sederhana di Finlandia. Ayahnya, Harry adalah seorang penyiar radio lokal setempat. Saat kecil, Hakkinen bersama Mika Salo tinggal di kawasan jalan yang sama. Bahkan keduanya kemudian menjadi sahabat yang erat.

Harry lantas mencoba untuk memperlihatkan tempat kerjanya pada Häkkinen pada usia 8 tahun, yaitu sebuah studio radio yang berada tidak jauh dari rumahnya. Namun Mika malah lebih tertarik pada raungan gokart yang berada dua ratus meter dari studio radio tersebut. Harry lantas tersadar bahwa anaknya tersebut ingin mencoba ajang gokart. Ia lantas membuatkan Mika sebuah gokart sederhana. Namun Mika tidak puas, Mika akhirnya harus bersabar hingga ia berusia 10 tahun saat akhirnya ayahnya mampu membelikan ia gokart yang sesungguhnya.

Di luar hal itu, sewaktu Mika masih SMP, Mika juga turut aktif di sebuah pertunjukan seni acrobat. Sejak masuk usia SMP, Mika memang gemar bermain senam akrobatik, hingga kemudian ia bergabung dengan sebuah teater seni akrobat di Helsinki. Mika lantas sempat bimbang apakah ia akan menjadi pemain senam akrobatik atau pembalap. Akhirnya setelah memikirkannya, Mika Hakkinen memutuskan untuk menjadi pembalap saja. Kebetulan saat itu, di Finlandia nama Keke Rosberg sedang popular menyusul keberhasilannya menjadi juara dunia F1 pertama asal Finlandia.

Asmara

Mika Häkkinen menikah dengan Erja, seorang mantan presenter TV Finlandia pada 30 Juni 1998. Mereka berdua pertama kali bertemu saat Mika sedang melaksanakan kegiatan PR tim McLaren pada 1996. Pasangan ini kemudian dianugerahi seorang putra bernama Hugo yang lahir pada tahun 2001.

Keluarga Mika kemudian memilih untuk tinggal di Monaco. Selain di Monaco, keluarga ini juga mempunyai apartemen di Helsinki, dan rumah pribadi di daerah Utti, pedalaman Finlandia. Alasan Mika memilih untuk membeli rumah di kawasan pedalaman adalah agar keluarganya terlindungi dari kejaran paparazzi. Sebelumnya, Mika Häkkinen juga sempat memiliki sebuah villa di Spanyol, tetapi karena kurang begitu terawat, villa ini kemudian dijual pada pertengahan 2001.

Hobi

Hobi Mika di kala ia senggang adalah mengendarai motor besar. Di flat-nya di Monaco, ia memiliki sebuah sepeda motor MV Augusta. Selain itu, Mika juga ternyata adalah seorang pecinta binatang. Sejak kecil ia hobi memelihara kura-kura. Bahkan ia juga sempat memberi seekor kura-kura kepada rival sekaligus sahabatnya, Michael Schumacher sebagai hadiah kenang-kenangan saat Mika memutuskan mundur dari F1 di akhir 2001.

Mika juga terkenal sebagai ahli pembuat minuman cocktail. Ia gemar membuat minuman tersebut saat ia pulang ke Finlandia. Bahkan ia juga sempat iseng mengerjai Michael Schumacher dengan cocktail favoritnya yang kemudian diberi banyak vodka pada acara perayaan perpisahan RTL untuk Schumi.

Teman

Selain Mika Salo, seperti yang sudah dijelaskan di awal, Mika Häkkinen juga memiliki beberapa sahabat dekat. Johnny Herbert yang pernah menjadi teammate-nya di Lotus merupakan salah satu sahabat dekat Mika. Yang dikenang Mika dari Herbert adalah saat mereka berdua tidur bersama berbagi kamar di sebuah motel, di mana Mika dibuat terbengong-bengong oleh ulah Herbert yang memutuskan untuk tidur dengan kondisi bugil.

Sahabat Mika yang lain adalah Ron Dennis, Mika menganggap, tanpa bantuan Ron Dennis ia tidak akan bisa menjadi juara dunia F1. Selain Dennis, David Coulthard juga menjadi teman Mika selama enam musim, ketika mereka menjadi rekan setim di tim McLaren dari musim 1996 hingga akhir 2001. Coulthard bahkan sempat memberikan Mika dua kali kemenangan, yaitu di Jerez 1997 dan di Australia 1998. Sayangnya sampai akhir kariernya, Mika sama sekali belum pernah membalas kebaikan hati DC.

Namun tentu saja, teman Mika yang paling utama adalah rivalnya sendiri, Michael Schumacher. Mika telah berkenalan dengan Schumi sejak F3 Macau 1990. Dan Schumi pun menganggap bahwa Mika adalah lawan terbaik yang pernah ia hadapi saat mereka bertarung memperebutkan gelar juara dunia di akhir 1990-an.

Karier awal

Mika memulai karier di ajang gokart pada usia 9 tahun. Ia lantas bertahan di ajang tersebut sampai tahun 1986, dan menghasilkan beberapa kali gelar juara nasional Finlandia. Tahun 1987 ia lantas pindah keajang Formula Ford Scandinavia, dan mencetak kemenangan gemilang di Finlandia, Swedia, dan Norwegia. Di ajang ini, ia kemudian bertemu dengan Mika Salo, dan menjadi rival sekaligus teman.

Tahun 1988 ia pindah ke ajang GM Opel Lotus bersama tim Dragon, dan langsung mencetak kemenangan di musim perdananya. Musim 1989 ia pindah ke ajang F3 Inggris dan bergabung dengan tim Dragon Toyota. Musim 1990 ia masih turun di ajang ini, tetapi kali ini ia bergabung dengan tim West Surrey Racing, dan hasilnya di akhir musim ia keluar sebagai juara. Mendekati akhir tahun ia masuk ke F3 Macau, di sini ia bertemu dengan sahabat sekaligus calon rivalnya, Michael Schumacher. Saat balapan berlangsung, secara tidak sengaja Schumi menggiring Mika ke dinding, hingga akhirnya Mika mengalami kecelakaan, Schumi lantas menang di balapan tersebut, Mika Hakkinen pun sama sekali tidak marah saat ia digiring Schumi ke dinding. Ia lantas menyebut bahwa insiden itu adalah insiden balapan biasa.

Formula 1

Lotus F1 (1991-92)

Awal 1991, Mika ditawari kontrak F1 oleh Guy Edwards, pemilik tim Lotus. Debutnya di F1 di mulai di GP AS di Phoenix tahun tersebut. Selama sepanjang musim, Mika berhasil mencetak dua poin dan kemudian duduk di P15 klasemen akhir pembalap.

Tahun 1992 Mika masih bersama Lotus. Edwards kemudian berhasil menarik pabrikan Ford untuk memasok mesin bagi Lotus, dan Johnny Herbert yang baru saja ditendang dari Benetton. Momen terbaik Mika adalah saat ia balapan di GP Hungaria. Ia start dari barisan belakang, tetapi saat balapan ia bisa naik ke P4, dengan di bantu kecelakaan yang menimpa rival-rivalnya.

Pada tahun itu juga, Mika sempat turun di ajang Porsche Super Cup, dalam satu balapan saja yaitu di Monaco. Di F1, Mika berhasil meraih 11 poin, dan finis di P8 klasemen akhir pembalap.

McLaren (1993-2001)

Test driver

Awal 1993, dengan Lotus yang terkena kesulitan keuangan, akhirnya membuat Mika pindah sebagai test driver di tim McLaren. Namun ia mendapatkan durian runtuh saat Michael Andretti memutuskan mundur dari tim McLaren saat balapan musim tinggal tersisa tiga seri lagi. Ia lantas berpasangan dengan Ayrton Senna. Balapan pertamanya adalah di Jepang. Secara luar biasa, Hakkinen mampu finish di P3. Sementara rekan setimnya harus bermasalah dengan debutan bernama Eddie Irvine. Mika lantas finish di P15 klasemen akhir dengan raihan 4 poin.

Masa pembelajaran

Tahun 1994, Mika mendapatkan status sebagai pembalap utama di tim McLaren menyusul hengkangnya Ayrton Senna ke tim Williams, dan kemudian tewas secara tragis di Imola. Dengan mesin Peugeot yang terbilang biasa saja, Mika mampu membukukan satu kali posisi ke dua di GP Belgia, dan kemudian peringkat ke tiga di San Marino, Inggris, Italia, Portugis, dan Jerez.

Baris terdepan ia dapatkan di GP Monaco 1994, saat ia start kedua di samping Michael Schumacher. Sayang ia gagal mempertahankan posisinya sampai akhir balapan. Momen unik terjadi saat GP Jerman 1994, di mana ia memperagakan maneuver berbahaya saat menyalip lawannya, dan sebagai akibatnya ia harus kena skors satu balapan dari FIA. Dan posisinya kemudian digantikan oleh pembalap Prancis, Phillipe Alliot untuk satu balapan saja. Di akhir musim, Mika finish di peringkat 4 klasemen akhir dengan 25 poin.

Tahun 1995, tim McLaren mendapatkan pasokan mesin dari Mercedes-Benz. Mika nyaris saja menjadi almarhum ketika ia mengalami kecelakaan hebat di Adelaide, saat berlangsungnya GP Australia. Mobil McLaren Mika mengalami ban kempis tanpa terasa, dan akhirnya membuat ia menabrak dinding. Beruntung ia tidak mengalami cedera serius, kecuali gegar otak ringan. Di akhir musim, Mika finish di peringkat 7 klasemen dengan 17 poin.

Teman baru: Coulthard

Tahun 1996, Mika mendapatkan teman setim baru, yaitu bekas pembalap Williams, David Coulthard. Sepanjang musim duet ini tampil mengesankan. Walaupun di GP Portugal, hubungan keduanya nyaris saja berakhir ketika Mika secara tidak sengaja menyeruduk ekor mobil DC. Meskipun begitu, Mika berhasil membukukan empat kali finish ketiga, yaitu di Inggris, Belgia, Italia, dan Jepang. Mika finish di posisi 5 klasemen akhir dengan 31 poin.

Memasuki musim 1997, McLaren mendapatkan sponsor baru, yaitu pabrikan rokok Imperial Tobacco dengan merek dagangnya, West. David Coulthard secara mengejutkan berhasil menang di Australia, di mana Mika sendiri hanya berhasil duduk di P3. Posisi yang sama ia juga dapatkan di GP Jerman, di belakang Gerhard Berger dan Michael Schumacher.

GP Eropa di Jerez menjadi titik balik karier Mika. Diawali insiden antara Jacques Villeneuve dan Michael Schumacher yang menyebabkan tersingkir dan di-DQ-nya Schumi, Villeneuve kemudian melambat, dan memberikan jalan bagi dua McLaren, di mana Coulthard memimpin. Lantas Ron Dennis kemudian memerintahkan DC melambat, dan ia menurutinya. Mika akhirnya memimpin dan kemudian meraih kemenangan pertamanya di F1. Mika lantas finish di posisi 6 klasemen pembalap dengan raihan 27 poin.

Juara dunia 1998-1999

Tahun 1998, dengan masuknya Adrian Newey, membuat penampilan McLaren semakin bagus. Di Australia, Mika mendapatkan pole dan memimpin. Sayang ia salah mendengar radio komunikasi, dan kemudian masuk pit, membuat DC memimpin. Menjelang finish, secara mengejutkan DC melambat dan membuat Mika menang. Sepanjang 1998 Mika berhasil memenangi balapan di Australia, Brazil, Spanyol, Monaco, Austria, Jerman, Luxemburg, dan Jepang. Ia juga berhasil menjadi runner up di Argentina dan Jepang. Di akhir musim, Mika menjadi juara dunia untuk kali pertama dengan raihan 100 poin.

Tahun 1999, Mika mencoba untuk mempertahankan gelarnya. Dengan lawan-lawan yang tangguh dari Eddie Irvine dan Heinz-Harald Frentzen. Sebelumnya, rival Mika, Michael Schumacher mengalami patah kaki di Silverstone, dan membuatnya keluar dari persaingan gelar dunia. Pada tahun itu Mika menang di Brazil, Spanyol, Kanada, Hungaria, dan Jepang. Serta finish runner up di Prancis dan Belgia. Momen unik terjadi saat ia salah mengover gigi di Monza, dan menyebabkan ia tersingkir dari lomba. Mika kemudian menangis di sisi trek, dan mengakibatkan ia ditangkap oleh polisi lokal karena dianggap mengganggu keamanan balapan. Di akhir musim, Mika kembali keluar sebagai juara dunia dengan total poin 76 pts.

Akhir karier

Tahun 2000 Mika merasa optimis bahwa ia bisa meraih hattrick gelar dunia F1. Meskipun gagal di awal, Mika berhasil membalas kegagalannya dengan menang di Spanyol, Austria, Hungaria, dan Belgia, di mana di Belgia ia sempat menunjukan atraksi hebatnya saat menyalip Michael Schumacher dengan berani. Namun kegagalan mesin di Indianapolis memupus harapan Mika untuk meraih hattrick juara dunia. Gelar dunia tahun 2000 kemudian diambil alih Michael Schumacher. Mika harus puas di posisi runner up dengan 89 poin.

Musim 2001 adalah musim terburuk Mika. Nyaris sama seperti musim 1995, ia kembali mengalami kecelakaan hebat di Australia. Kemudian di Brazil ia mengalami kegagalan elektrik yang menyebabkannya gagal start. Masalah yang sama ia alami di Austria. Mika baru bisa menang di Inggris. Kemudian di Monza, Mika mengumumkan untuk sabbatical dulu dari F1, dan posisinya akan digantikan oleh Kimi Raikkonen. Kemenangan terakhir Mika diraih di Indianapolis. Mika finish di peringkat 5 klasemen akhir dengan 37 poin.

Memasuki tahun 2002, Mika Häkkinen kemudian berpisah dengan manajernya Keke Rosberg, dan hal ini semakin memperjelas bahwa Mika tidak akan kembali lagi ke F1 di 2003.

Setelah F1

Reli

Setelah memutuskan tidak akan kembali lagi ke F1, Mika Hakkinen lantas mengumumkan bahwa dirinya akan turun di ajang Artic Rally pada awal 2003. Ia lantas turun dengan mobil Mitsubishi Lancer Evolution, dan berhasil finish di peringkat 17. Walaupun terbilang sukses, tetapi Mika masih enggan untuk berkomentar bahwa ia akan pindah ke ajang WRC.

DTM

Musim 2004, Mika diajak oleh Mercedes-Benz untuk kembali turun balapan. Namun kali ini bukan di F1, melainkan di DTM. Ia terbilang cukup sukses di DTM, walaupun belum pernah menjadi juara umum. Kemenangan perdananya ia raih di Hockenheim. Di ajang DTM, Mika kembali bertarung melawan mantan rival-rivalnya di F1 seperti Jean Alesi.

Rumor

Pada September 2004, Mika Häkkinen sempat santer diberitakan akan kembali lagi ke F1. Namun bukan bersama McLaren melainkan bersama B.A.R.-Honda atau Williams. Tetapi, walaupun Mika sudah bernegoisasi dengan Williams, ia memutuskan untuk tetap pada pendiriannya, yaitu tidak akan kembali lagi ke F1. Selain B.A.R. dan Williams, tim Ferrari juga tertarik pada Mika, sebagai salah satu kandidat untuk menggantikan Michael Schumacher.

November 2006, Mika kembali lagi ke F1 untuk mengetes mobil McLaren. Saat itu terhembus isu bahwa ia akan kembali ke F1 bersama tim McLaren untuk menemani Fernando Alonso selama musim 2007. Gosip ini akhirnya pudar dengan diumumkannya Lewis Hamilton sebagai partner Fernando di musim 2007.

Statistik

Karier

Debut: Amerika Serikat 1991
Start: 161 kali
Menang: 20 kali
Pole: 26 kali
Total poin: 420 pts
Juara dunia: 2 kali (1998-99)

F1: Musim ke musim

  • 1991: Lotus-Judd, peringkat 15 (2 poin)
  • 1992: Lotus-Ford, peringkat 8 (11 poin)
  • 1993: McLaren-Ford, peringkat 15 (4 poin)
  • 1994: McLaren-Peugeot, peringkat 4 (26 poin)
  • 1995: McLaren-Mercedes, peringkat 7 (17 poin)
  • 1996: McLaren-Mercedes, peringkat 5 (31 poin)
  • 1997: McLaren-Mercedes, peringkat 6 (27 poin)
  • 1998: McLaren-Mercedes, Juara Dunia (100 poin)
  • 1999: McLaren-Mercedes, Juara Dunia (76 poin)
  • 2000: McLaren-Mercedes, peringkat 2 (89 poin)
  • 2001: McLaren-Mercedes, peringkat 5 (37 poin) – pensiun di akhir musim

F1 Racing MOTY Awards

  • 2000: Overtaking Manouvre of the Year

Pranala luar