Terentang
Terentang | |
---|---|
Campnosperma auriculatum Simpang Renggiang, Belitung Timur | |
Klasifikasi ilmiah | |
Kerajaan: | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
(tanpa takson): | |
Ordo: | |
Famili: | |
Genus: | Campnosperma |
Terentang adalah nama segolongan pohon dari marga Campnosperma, anggota suku Anacardiaceae. Marga ini terdiri dari sekitar 14 spesies[2], 5 di antaranya didapati di Asia Tenggara[3]. Nama-nama daerahnya, antara lain, antumbus, ambacang rawang (Smt.); hamtangen (Klm.); dalipo (Slw.); hotong otan (Maluku); dan kaauwe (Papua). Terentang tidak didapati di Jawa, Nusa Tenggara, dan Filipina.[3]
Spesies
Daftar spesies Campnosperma menurut The Plant List[2]:
- Campnosperma auriculatum (Blume) Hook.f.; terentang putih
- Campnosperma brevipetiolatum Volkens; dalipo, taniruana
- Campnosperma coriaceum (Jack) Hallier f.; terentang malung, terentang merah
- Campnosperma gummifera (Benth.) Marchand
- Campnosperma lepidotum Capuron ex Randrianasolo & J.S.Mill.
- Campnosperma micranteium Marchand
- Campnosperma montanum Lauterb.; hotong otan, kaauwe
- Campnosperma panamense Standl.
- Campnosperma parvifolium Capuron ex J.S.Mill. & Randrianasolo
- Campnosperma schatzii Randrianasolo & J.S.Mill.
- Campnosperma seychellarum Marchand
- Campnosperma squamatum Ridl.; terentang daun kecil
- Campnosperma zacharyi Randrianasolo & Lowry
- Campnosperma zeylanicum Thwaites
Spesies tipe untuk marga ini adalah Campnosperma zeylanicum.[4]
Ekologi
Terentang acap didapati di hutan dataran rendah yang berawa; membentuk tegakan murni atau dominan bercampur dengan jenis kayu-kayu lain. Di dataran rendah Papua, terentang hidup di rawa-rawa yang menggenang bercampur dengan sagu (Metroxylon sagu), pandan (Pandanus spp.) dan lain-lain. Namun pohon-pohon ini juga dapat tumbuh baik di hutan-hutan pada tanah berdrainase baik, khususnya di lembah-lembah atau di tepi sungai, hingga ketinggian 1.600 m dpl.[3]
Kegunaan
Terentang menghasilkan kayu lunak yang berbobot ringan; dengan kerapatan yang berkisar antara (310-)350-500(-600) kg/m³ (rata-rata 435 kg/m³) pada kadar air 15%. Kayu terasnya merah muda, berangsur menjadi kelabu-merah muda jika kena cahaya; tidak jelas terbedakan dari gubalnya. Tekstur kayunya sangat halus dan rata. Meskipun tahan terhadap serangan kumbang bubuk, kayu terentang tergolong tidak awet, dengan ketahanan hanya sekitar 5-6 bulan apabila digunakan bersinggungan dengan tanah di daerah tropis.[3]
Karena sifat-sifatnya itu, kayu terentang biasanya hanya digunakan untuk membuat peti mati, papan tulis, papan gambar, laci, papan untuk rak, kotak cerutu, kotak korek api, dan lain-lain penggunaan ringan. Juga dipakai sebagai bahan peti-peti pengepak, tungkai dan lengan palsu, dan bahan sandal wanita. Kayu terentang dapat dikupas dengan baik menjadi venir, atau dikeping untuk dijadikan bubur kayu (pulp) bahan kertas.[3]
Catatan kaki
- ^ Thwaites, GHK. 1854. Hooker's Journal of Botany and Kew Garden Miscellany 6: 65. London: Lovel Reeve.
- ^ a b The Plant List: search Campnosperma
- ^ a b c d e Sulaiman, A. 2002. Campnosperma Thwaites dalam I. Soerianegara dan RHMJ. Lemmens (eds.). Sumber Daya Nabati Asia Tenggara 5(1): Pohon penghasil kayu perdagangan yang utama. Hal. 136-41. PROSEA – Balai Pustaka. Jakarta. ISBN 979-666-308-2.
- ^ Tropicos: Campnosperma Thwaites
Pranala luar
- Commercial Timbers: Campnosperma spp. (sifat-sifat kayu)