Kota Bitung
Kota Bitung adalah salah satu kota di provinsi Sulawesi Utara. Kota ini memiliki perkembangan yang cepat karena terdapat pelabuhan laut yang mendorong percepatan pembangunan. Kota Bitung terletak di timur laut Tanah Minahasa. Wilayah Kota Bitung terdiri dari wilayah daratan yang berada di kaki gunung Dua Saudara[5] dan sebuah pulau yang bernama Lembeh.
Kota Bitung | |
---|---|
Berkas:Kota-bitung.jpg | |
Julukan: Kota Cakalang | |
Koordinat: 1°26′50″N 125°11′52″E / 1.4472222°N 125.1977778°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Sulawesi Utara |
Tanggal berdiri | 15 Agustus 1990 |
Dasar hukum | UU Nomor 7 Tahun 1990[1] |
Jumlah satuan pemerintahan | |
Pemerintahan | |
• Bupati | Maurits Mantiri |
• Wakil Bupati | Hengky Honandar |
Luas | |
• Total | 313,51 km2 (121,05 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 225.134 |
• Kepadatan | 718/km2 (1,860/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | Kristen 63,19% - Protestan 59,87% - Katolik 3,32% Islam 36,48% Buddha 0,15% Hindu 0,12% Kepercayaan 0,04% Konghucu 0,02%[3] |
• Bahasa | Bahasa Indonesia, Bahasa Manado, Bahasa Tonsea, Bahasa Sangihe |
• IPM | 74,10 (2020) Tinggi[4] |
Zona waktu | UTC+08:00 (WITA) |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0438 |
Kode Kemendagri | 71.72 |
DAU | Rp 517.217.122.000,- (2020) |
Situs web | www |
Banyak penduduk Kota Bitung yang berasal dari suku Sangir, sehingga kebudayaan yang ada di Bitung tidak terlepas dari kebudayaan yang ada di wilayah Nusa Utara tersebut. Kota Bitung merupakan kota industri, khususnya industri perikanan. Badan Pusat Statistik kota Bitung tahun 2021 mencatat jumlah penduduk kota Bitung tahun 2020 sebanyak 225.134 jiwa, dengan kepadatan 718 jiwa/km2.[2]
Lambang
Lambang daerah Kota Bitung diatur dalam Peraturan Daerah Kota Bitung Nomor 1 Tahun 1991. Bentuk dasar dari lambang daerah Kota Bitung adalah segi lima dengan warna dasar biru laut dan garis pinggir berwarna merah. Di dalam segilima terdapat gambar setangkai daun pohon bitung berwarna hijau sebanyak 17 helai yang dihubungkan oleh 8 lingkaran kecil bergaris pinggir hitam. Di dalam segilima juga terdapat setangkai mayang kelapa yang belum mekar berjumlah 45 berwarna kuning emas. Pada bagian tengah dari segilima terdapat sketsa yang bergambarkan sepasang ikan berwarna perak, seekor burung Manguni berwarna hitam dan gunung Dua Saudara yang berwarna hijau. Bagian tengah lambang juga bergambar sebuah jangkar berwarna perak, sebuah bangunan industri, kantor pemerintahan, dan bangunan perdagangan. Tulisan Kota Bitung berada di bagian bawah lambang pada bagian dalam pita putih dengan garis pinggir merah.[6]
Sejarah
Menurut cerita sejarah, nama Bitung diambil dari nama sebuah pohon ( Barringtonia asiatica (L) yang banyak tumbuh di daerah utara Jazirah Pulau Sulawesi. Penduduk yang pertama yang memberikan nama Bitung adalah Dotu Hermanus Sompotan yang dalam bahasa daerah disebut dengan Tundu'an atau pemimpin. Dotu Hermanus Sompotan tidak sendirian tetapi pada saat itu dia datang bersama dengan Dotu Rotti, Dotu Wullur, Dotu Ganda, Dotu Katuuk, Dotu Lengkong. Pengertian kata Dotu adalah orang yang dituakan atau juga bisa disebut sebagai gelar kepemimpinan pada saat itu, sama seperti penggunaan kata Datuk bagi orang-orang yang ada di Sumatra. Mereka semua dikenal dengan sebutan 6 Dotu Tumani Bitung, mereka membuka serta menggarap daerah tersebut agar menjadi daerah yang layak untuk ditempati, mereka semua berasal dari Suku Minahasa, etnis Tonsea.
Daerah pantai yang baru ini ternyata banyak menarik minat orang untuk datang dan tinggal menetap sehingga lama kelamaan penduduk Bitung mulai bertambah. Sebelum menjadi kota, Bitung hanyalah sebuah desa yang dipimpin oleh Arklaus Sompotan sebagai Hukum Tua (Lurah) pertama desa Bitung dan memimpin selama kurang lebih 25 tahun, yang pada saat itu Desa Bitung adalah termasuk dalam Kecamatan Kauditan.
Dari Sekitar tahun 1940-an, para pengusaha perikanan yang mengusahakan Laut Sulawesi tertarik dengan keberadaan Bitung dibandingkan Kema (di wilayah Kabupaten Minahasa Utara sekarang) yang dulunya merupakan pelabuhan perdagangan, karena menurut pandangan mereka Bitung lebih strategis dan bisa dijadikan pelabuhan pengganti Kema. Seiring dengan perkembangan, Bitung sebagai suatu kawasan yang strategis serta jumlah penduduk yang semakin bertambah dengan pesatnya maka Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1975 tanggal 10 April 1975 Bitung diresmikan sebagai Kota Administratif pertama di Indonesia.
Geografi
Kota Bitung terletak pada posisi geografis di antara 1° 23' 23" - 1° 35' 39" LU dan 125° 1' 43" -1 25° 18' 13" BT dan luas wilayah daratan 304 km².
Batas wilayah
Batas wilayah Kota Bitung adalah sebagai berikut:
Utara | Kabupaten Minahasa Utara |
Timur | Laut Maluku |
Selatan | Laut Maluku |
Barat | Kabupaten Minahasa Utara |
Topografi dan Iklim
Dari aspek topografis, sebagian besar daratan Kota Bitung berombak berbukit 45,06%, bergunung 32,73%, daratan landai 4,18% dan berombak 18,03%. Di bagian timur mulai dari pesisir pantai Aertembaga sampai dengan Tanjung Merah di bagian barat, merupakan daratan yang relatif cukup datar dengan kemiringan 0-150, sehingga secara fisik dapat dikembangkan sebagai wilayah perkotaan, industri, perdagangan dan jasa.
Di bagian utara keadaan topografi semakin bergelombang dan berbukit-bukit yang merupakan kawasan pertanian, perkebunan, hutan lindung, taman margasatwa dan cagar alam. Di bagian selatan terdapat Pulau Lembeh yang keadaan tanahnya pada umumnya kasar ditutupi oleh tanaman kelapa, hortikultura dan palawija. Disamping itu memiliki pesisir pantai yang indah sebagai potensi yang dapat dikembangkan menjadi daerah wisata bahari.
Data iklim Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia | |||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Bulan | Jan | Feb | Mar | Apr | Mei | Jun | Jul | Agt | Sep | Okt | Nov | Des | Tahun |
Rata-rata tertinggi °C (°F) | 29.4 (84.9) |
29.5 (85.1) |
29.7 (85.5) |
30.7 (87.3) |
30.8 (87.4) |
30.9 (87.6) |
31.9 (89.4) |
31.5 (88.7) |
31.6 (88.9) |
30.8 (87.4) |
30.6 (87.1) |
29.9 (85.8) |
30.61 (87.09) |
Rata-rata harian °C (°F) | 25.8 (78.4) |
25.9 (78.6) |
26.1 (79) |
26.5 (79.7) |
26.7 (80.1) |
27.7 (81.9) |
27.8 (82) |
27.6 (81.7) |
26.8 (80.2) |
26.7 (80.1) |
26.6 (79.9) |
26.2 (79.2) |
26.7 (80.07) |
Rata-rata terendah °C (°F) | 22.3 (72.1) |
22.3 (72.1) |
22.5 (72.5) |
22.4 (72.3) |
22.7 (72.9) |
23.2 (73.8) |
23.5 (74.3) |
22.3 (72.1) |
21.9 (71.4) |
21.2 (70.2) |
22.3 (72.1) |
22.2 (72) |
22.4 (72.32) |
Presipitasi mm (inci) | 387 (15.24) |
319 (12.56) |
277 (10.91) |
258 (10.16) |
234 (9.21) |
182 (7.17) |
155 (6.1) |
124 (4.88) |
137 (5.39) |
176 (6.93) |
263 (10.35) |
331 (13.03) |
2.843 (111,93) |
Rata-rata hari hujan | 21 | 18 | 15 | 14 | 13 | 11 | 10 | 9 | 10 | 11 | 14 | 19 | 165 |
% kelembapan | 86 | 86 | 85 | 84 | 83 | 82 | 77 | 75 | 76 | 79 | 83 | 85 | 81.8 |
Rata-rata sinar matahari bulanan | 188 | 192 | 199 | 204 | 202 | 204 | 216 | 223 | 209 | 202 | 192 | 190 | 2.421 |
Sumber #1: Climate-Data.org[7] | |||||||||||||
Sumber #2: Weatherbase[8] |
Pemerintahan
Daftar Wali Kota
No. | Potret | Wali Kota Administratif | Mulai menjabat | Akhir jabatan | Prd. | Keterangan | |||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | W. A. Worang | 1975 | 1979 | 1 | |||||
2 | Drs. Karel Lasut Senduk |
1979 | 1986 | 2 | |||||
3 | Drs. Sinyo Harry Sarundajang |
1986 | 1990 | 3 | |||||
No. | Potret | Wali Kota[9] | Mulai menjabat | Akhir jabatan | Prd. | Wakil Wali Kota | Keterangan | ||
1 | Drs. Sinyo Harry Sarundajang |
1990 | 1995 | 4 | |||||
1995 | 2000 | 5 | |||||||
2 | Milton Kansil SE |
Agustus 2000 | Agustus 2005 | 6 | Cornelis Supit | ||||
3 | Hanny Sondakh | 21 Februari 2006 | 21 Februari 2011 | 7 | Robert Lahindo SH |
||||
21 Februari 2011 | 21 Februari 2016 | 8 | Maximiliaan Jonas Lomban SE, MSi |
||||||
4 | Maximiliaan Jonas Lomban, SE, M.Si | 30 Maret 2016 | 31 Maret 2021 | 9 | Ir. Maurits Mantiri MM |
||||
5 | Ir. Maurits Mantiri MM |
31 Maret 2021 | Petahana | 10 | Hengky Honandar SE |
Dewan Perwakilan
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1992–1997[10] | 1997–1999 | 1999–2004 | 2004–2009[11] | 2009–2014[12] | 2014–2019[13] | 2019–2024[14] | 2024–2029 | ||
PDI-P | (baru) 8 | 4 | 4 | 8 | 11 | ||||
Gerindra | (baru) 2 | 4 | 1 | 7 | |||||
NasDem | (baru) 4 | 7 | 4 | ||||||
Demokrat | (baru) 3 | 2 | 4 | 2 | 3 | ||||
Golkar | 12 | 5 | 3 | 3 | 4 | 3 | |||
PAN | (baru) 2 | 1 | 2 | 1 | |||||
Perindo | (baru) 1 | 1 | |||||||
ABRI | 4 | ||||||||
Barnas | (baru) 1 | ||||||||
PBB | (baru) 1 | ||||||||
PDS | (baru) 3 | ||||||||
PDI | 2 | ||||||||
Hanura | (baru) 1 | 2 | |||||||
PKPB | (baru) 1 | ||||||||
PKPI | (baru) 4 | 6 | 6 | 5 | |||||
PKB | (baru) 1 | 1 | |||||||
PPP | 2 | 1 | 1 | 1 | |||||
Jumlah Anggota | 20 | 25 | 24 | 30 | 30 | 30 | |||
Jumlah Fraksi/Partai | 4 | 7 | 11 | 10 | 8 | 7 |
Kecamatan
Kota Bitung terdiri dari 8 kecamatan dan 69 kelurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 221.209 jiwa dengan luas wilayah 302,89 km² dan sebaran penduduk 730 jiwa/km².[15][16][17]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Bitung, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Jumlah Kelurahan |
Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|
71.72.04 | Aertembaga | 10 | |
71.72.06 | Girian | 7 | |
71.72.01 | Lembeh Selatan | 7 | |
71.72.08 | Lembeh Utara | 10 | |
71.72.02 | Madidir | 8 | |
71.72.07 | Maesa | 8 | |
71.72.05 | Matuari | 8 | |
71.72.03 | Ranowulu | 11 | |
TOTAL | 69 |
Penduduk
Etnis
Sebagian besar penduduk Kota Bitung berasal dari suku Minahasa[pranala nonaktif permanen] dan suku Sangihe. Terdapat juga komunitas etnis Tionghoa yang besar di Bitung. Para pendatang yang berasal dari suku Jawa dan suku Gorontalo, Suku Minangkabau, Suku Aceh juga banyak ditemui di Bitung, di mana sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang. Ada juga pendatang dari tanah Maluku yang mengungsi dikota Bitung akibat bergolaknya kerusuhan di Halmahera.
Agama
Sebagian besar penduduk Kota Bitung memeluk agama Kristen Protestan dengan persentase 59,87% (2020), yang umumnya berasal dari suku asli Sulawesi Utara, seperti suku Sangir, suku Minahasa, suku Talaud, dan lainnya. Kemudian, penduduk kota Bitung yang berasal dari suku Suku Bolaang Mongondow, Jawa, Bugis dan Gorontalo, bnayak yang memeluk agama Islam, dan Islam dianut sekitar 36,48%. Kemudian agama Katolik dianut oleh 3,32% penduduk Kota Bitung, sementara agama Buddha 0,15% dan Konghucu 0,02% yang umumnya dianut oleh penduduk yang berasal dari etnis Tionghoa dan Hindu 0,12% dianut warga etnis Bali, serta kepercayaan lainya 0,04%.[3]
Bahasa
Bahasa yang sering digunakan oleh masyarakat Kota Bitung adalah bahasa Manado sebagai bahasa ibu dari sebagian besar penduduk Kota Bitung. Bahasa Sangihe juga sering digunakan oleh masyarakat suku Sangir yang ada di Kota Bitung.
Kebudayaan
Kebudayaan yang ada di Kota Bitung banyak dipengaruhi oleh budaya Sangihe dan Talaud[pranala nonaktif permanen], karena banyaknya penduduk yang berasal dari etnis Sangir. Contoh dari budaya Sangir dan Talaud yang ada di Bitung yaitu Masamper. Masamper merupakan gabungan antara nyanyian dan sedikit tarian yang berisi tentang nasihat, petuah, juga kata-kata pujian kepada Tuhan. Budaya Sangir lainnya yang bisa ditemui di Bitung yaitu TULUDE/Menulude. Tulude berasal dari kata Suhude yang berarti tolak. Maksud Acara Adat menulude ialah memuji Duata/Ruata (Tuhan), mengucap syukur atas perlindungan-Nya.
Pariwisata
Objek Wisata
Objek wisata di Bitung, Sulawesi Utara:[18]
- Air Hujan di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 9 Km dari Pusat Kota Bitung.
- Air Perempuan dan Air Laki-Laki di Kel. Pinokalan, Kecamatan Ranowulu, 8 Km dari Pusat Kota Bitung
- Airprang di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, 1 Jam Dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, dengan 396 anak tangga
- Bakri Cono Marine di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Bastianus Diving Center Resort di Kel. Mawali, Lembeh Utara, ± 30 menit dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Benteng Resort di Kel. Batuputih 2, Ranowulu, 24 Km dari Pusat Kota Bitung, Pantai Cottage, Diving dan Rekreasi
- Dermaga Ruko Pateten di belakang Ruko Pateten yang digunakan penumpang yang mengunjungi sekitar Selat Lembeh.
- Divers Lodge Lembeh di Kel.Paudean, Lembeh Selatan, ± 1 Jam dengan Motor Boat dDari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Kelenteng Seng Bo Kiong di Jl. Kadoodan, berupa kelenteng Tao dengan ornamen khas kelenteng Cina yang indah.
- Lembeh Marina Resort di Kel. Pintu Kota Bitung, ± 45 Menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving.
- Lokasi Perang Dunia II di Kecamatan Madidir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya).
- Lokasi Perang Dunia II di Laut Kelurahan Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Bawah Laut (Kapal Karamnya)
- Millennium Bitung di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Monumen Jepang di Kel. Manembo-Nembo Bawah, Kecamatan Matuari, 7 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Tugu Bersejarah
- Monumen Jepang Winenet di Kel. Winenet, Aertembaga, 3 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Kuburan Tentara Jepang.
- Monumen Trikora Mandala Sakti di Batu Lubang, tepian Pulau Lembeh, yang merupakan wisata sejarah.
- Pantai Batuputih di Kel. Batu Putih 1, Kecamatan Ranowulu, 22 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Pantai Langi di Kel. Waturirir Bitung, ± 1 Jam Dengan Motor Boat Dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga.
- Pantai Tanjung Merah di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 9 Km Dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai Dan Rekreasi Keluarga.
- Pelabuhan Bitung di Pelabuhan alam terbesar Sulawesi Utara yang disinggahi kapal antar pulau.
- Sea View Resort di Kel. Tanjung Merah, Kecamatan Matuari, 8 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga
- Sulawesi Diving Quest di Kel.Waturirir Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Sumber Air Panas Alam Rumesung di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Sumber Air Panas
- Taman Koleksi Satwa Naemundung di Kel. Aertembaga, Kecamatan Aertembaga, 5 Km dari Pusat Kota Bitung, Kebun Binatang
- Taman Laut Batukapal di Kel. Lirang Bitung, ± 2 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Taman Laut.
- Teluk Kasuari di Kel. Makawidey, Kecamatan Aertembaga Bitung, ± 1,5 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Wisata Pantai dan Rekreasi Keluarga, Snorkling dan Diving.
- Teluk Kungkungan di Kel. Tandurusa, Kecamatan Aertembaga, 7 Km dari Pusat Kota Bitung
- Teluk Walenekoko di Kel. Pasir Panjang, Kecamatan Lembeh Selatan Bitung, ± 1 Jam dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Danau Pantai
- The Pier To Ferry di Kel.Pateten, Kecamatan Aertembaga, 2,5 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Jembatan Penyeberangan antar Pulau Kecil.
- Two Fish Diving Center Mawali di Kel. Mawali, Kecamatan Lembeh Utara Bitung, ± 30 menit dengan Motor Boat dari Ruko Pateten, berupa Cottage dan Diving
- Wisata Hutan Alam Bitung di Kel. Danowudu, Kecamatan Ranowulu, 10 Km dari Pusat Kota Bitung, berupa Hutan Wisata.
Kesehatan
Ekonomi
Perekonomian Kota Bitung di dominasi oleh sektor pertanian dan perkebunan. Namun dalam perkembangannya sektor industri ternyata berkembang cukup pesat dan mencapai nilai tertinggi. Bertumbuhnya sektor industri sangat membantu perekonomian terutama dengan meluasnya kesempatan kerja. Bertambahnya perusahaan industri juga meningkatkan kesejahteraan penduduk terutama dengan terserapnya tenaga kerja sebanyak 21.755 orang, meningkat dari tahun sebelumnya yang daya serapnya mencapai 21.290 tenaga kerja. Begitu juga dari sisi kapital di mana peningkatan jumlah perusahaan ini diikuti pula dengan peningkatan nilai investasi menjadi 541,67 miliar rupiah atau meningkat 23,47 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada Tahun 2004 sektor angkutan dan komunikasi memberikan kontribusi paling besar dalam perekonomian di Kota Bitung. Industri di Kota bitung di dominasi oleh industri perikanan, galangan kapal dan industri minyak kelapa. Disamping itu juga ada industri transportasi laut, makanan, baja, industri menengah dan kecil.
Transportasi
Darat
Sarana tranportasi darat yang ada di Kota Bitung adalah mikro sebagai angkutan kota dan bus sebagai angkutan antar kota, seperti bus trayek Bitung-Manado, Bitung-Tondano, Bitung-Gorontalo, Bitung-Tolitoli dan Bitung-Palu.
Laut
Sebagai kota pelabuhan, sarana transportasi di Kota Bitung cukup memadai. Sarana transportasi laut di Bitung menghubungkan daerah daratan dan Pulau Lembeh.Pelabuhan Bitung terdiri dari pelabuhan penumpang dan pelabuhan peti kemas. Adanya PT.Pelindo IV membuat kota Bitung lebih maju pesat perekonomiannya karena direncanakan akan dibuka sebagai Gerbang Timur Internasional. Pelabuhan Bitung merupakan satu-satunya pelabuhan di Sulawesi Utara yang disinggahi dan dilabuhi oleh kapal-kapal penumpang antar kota-kota besar di Indonesia dan Internasional.
Lihat pula
Referensi
- ^ "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2019-07-12. Diakses tanggal 22 April 2021.
- ^ a b c "Kota Bitung Dalam Angka 2021" (pdf). www.bitungkota.bps.go.id. hlm. 7, 57. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependuduakan - Kementerian Dalam Negeri 2020" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 17 Juni 2021.
- ^ "Metode Baru Indeks Pembangunan Manusia 2019-2020". www.bps.go.id. Diakses tanggal 22 April 2021.
- ^ Gunung Dua Saudara, Kadoodan, Madidir, Kota Bitung, Indonesia
- ^ Kaunang, I.R.B, Haliadi, dan Rabani, L.O. (2016). Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi (PDF). Jakarta: Direktorat Sejarah, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. hlm. 106. ISBN 978-602-1289-43-3.
- ^ "Bitung, Sulawesi Utara, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 27 Agustus 2020.
- ^ "BITUNG, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 28 Agustus 2020.
- ^ "Wali Kota Bitung". Pemerintah Kota Bitung. 3 Januari 2018. Diakses tanggal 3 Januari 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ Sulawesi Utara Dalam Angka 1997. Manado: Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi Utara. 1998. hlm. 46.
- ^ Kota Bitung Dalam Angka 2009. Bitung: Badan Pusat Statistik Kota Bitung. 2010. hlm. 39.
- ^ Kota Bitung Dalam Angka 2014. Bitung: Badan Pusat Statistik Kota Bitung. 2015. hlm. 37.
- ^ "Perolehan Kursi DPRD Kota Bitung 2014–2019". Departemen Ilmu Politik Universitas Indonesia. 2015.
- ^ "Inilah 30 Nama Anggota DPRD Bitung Periode 2019–2024". Manado Terkini. 23 Juli 2019. Diakses tanggal 11 Juni 2020.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ "Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Kode dan Nama Wilayah Kerja Statistik 2017" (PDF). Badan Pusat Statistik. hlm. 866–868. Diakses tanggal 11 Agustus 2018.
- ^ Travel: Inilah 10 destinasi Wisata Utama di Kota Bitung travel.kompas.com diakses 9 Desember 2015
Pranala luar
- (http://www.bitungnews.com/ online newspaper)
- Pemerintah Kota Bitung
- Tempat wisata di Kota Bitung, Sulawesi Utara
- Kampung Wisata Batuputih
Media tentang Bitung di Wikimedia Commons