CT Corp

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 23 Agustus 2021 00.22 oleh Pratama26 (bicara | kontrib)

PT CT Corpora (singkatan dari Chairul Tanjung Corpora, sebelumnya bernama PT Para Inti Holdindo (Para Group)) atau lebih dikenal dengan nama CT Corp merupakan kelompok perusahaan yang dimiliki oleh konglomerat Chairul Tanjung yang didirikan sejak tahun 1987.[1] Penggunaan "CT" pada beberapa nama perusahaannya merupakan singkatan inisial namanya.

PT CT Corpora
Sebelumnya
Para Group (1987-2011)
Kelompok usaha
IndustriKonglomerat
PendahuluPariarti Shindutama
Didirikan1987 (sebagai Para Group)
1 Desember 2011 (sebagai CT Corp)
PendiriChairul Tanjung
Kantor pusatJakarta, Indonesia
Tokoh kunci
Chairul Tanjung
Chairal Tanjung
ProdukKeuangan
Media
Fashion
Restoran
Ritel
Hiburan
Properti
Sumber daya alam
Transportasi
Yayasan
Anak usahaMega Corp
Trans Corp
CT Global Resources
Trans Airways
CT Corp Infrastruktur Indonesia
Situs webwww.ct-corpora.com

Sejarah

 
Logo Para Group (1987-1 Desember 2011)

Awalnya kelompok ini mendirikan usaha ekspor sepatu anak-anak dengan bermodalkan sebesar Rp 150 juta, yang diperolehnya dari Bank Exim. Tahun 1996, Para Group mengakusisi Mega Bank dan mengubah namanya menjadi Bank Mega. Kemudian kelompok ini mengembangkan bisnisnya lewat kompleks pertokoan Bandung Supermall. Dalam kondisi yang tidak terlalu menguntungkan, CT Corp mengambil alih Bank Tugu dan mengganti namanya menjadi Bank Mega Syariah.

Setelah beberapa tahun kemudian, Bank Mega pelan-pelan mengalami perbaikan. Pada 28 Maret 2001, bank ini berhasil mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta seharga Rp 1.125 per lembar. Dua tahun kemudian, Bank Mega menjadi sumber dana terbesar bagi CT Corp dengan kontribusinya sekitar 40 persen.

Media

Kontribusi Trans TV juga tidak kecil. Sekurang-kurangnya Trans TV sudah mengalami break event point by operation pada tahun kedua, yakni sekitar Mei 2003. Titik balik keberhasilan Trans TV berlangsung sejak kuartal satu 2002. Menurut survei Nielsen Media Research, saat itu Trans TV berada di peringkat kelima sebagai peraih iklan terbanyak dari 10 stasiun televisi, yakni sebesar Rp 149,2 miliar.

Berbekal kesuksesan kinerja, dan menyodok ke urutan nomor dua pada akhir 2005, Trans TV lewat induk perusahaannya Trans Corp pada Juni 2006 membuat MoU untuk membeli sebagian saham TV7 yang dipegang Kelompok Kompas Gramedia, dan mengubah nama dan identitas perusahaan TV7 menjadi Trans7.

Relasi

Para Group juga punya hubungan baik dengan Anthony Salim. Salim Group pernah berutang budi ketika Para Group ikut menyelamatkan Bank Central Asia, yang waktu itu didera krisis keuangan. Dengan Salim Group, Para Group bermitra dalam menggarap proyek di Batam dan Singapura. Dengan Sinar Mas Group, Para Group juga bermitra dalam perusahaan asuransi jiwa Mega Life.

Di Singapura, Para Group mengakuisisi satu perusahaan publik bernama Asia Medic, yang bergerak di bidang health care. Disamping itu Para Group membuat perusahaan patungan bernama Gladifora. Sedangkan di Batam, (dengan bekerja sama dengan Arsikon) Para Group membuat perusahaan patungan di bidang properti, dan sudah mendapatkan konsesi lahan sekitar 300 hektare di lokasi strategis. Rencananya pada lahan ini akan dibangun pusat hiburan dan pemukiman. Perumahan tersebut adalah Coastarina.

Perubahan identitas perusahaan

Pada tanggal 1 Desember 2011, Chairul Tanjung meresmikan perubahan Para Group menjadi CT Corp. CT Corp terdiri dari tiga perusahaan sub holding: Mega Corp, Trans Corp, dan CT Global Resources yang meliputi layanan finansial, media, ritel, gaya hidup, hiburan, dan sumber daya alam.[2] Perubahan nama perusahaan ini juga bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan dan logonya. Menurut Chairul Tanjung, karena sudah 30 tahun, maka harus ada transformasi.

Tata kelola perusahaan

Pada tanggal 30 April 2021, kepemilikan CT Corp adalah sebagai berikut:

Unit usaha

CT Corp mempunyai beberapa unit usaha, yaitu:

Referensi

Pranala luar