Bahasa Proto-Austronesia

leluhur rekonstruksi dari bahasa-bahasa Austronesia
Revisi sejak 22 November 2021 08.36 oleh Ivan Humphrey (bicara | kontrib) (Kosakata dan daftar pustaka)

Bahasa Proto-Austronesia (juga disebut Austronesia Purba atau Purwa-Austronesia, sering disingkat PAN) adalah bahasa induk dari seluruh bahasa-bahasa Austronesia dari segi tata bahasa, kosakata, dan fonologis. Namun, seorang ahli bahasa bernama Malcolm David Ross pernah menyampaikan pernyataan saat tahun 2009 bahwa beberapa bahasa Austronesia seperti Tsou, Rukai, dan Puyuma tidak dapat dipastikan kebenarannya sebagai bahasa yang paling mirip ke Proto-Austronesia karena tata bahasanya yang hampir tidak dapat diketahui.[1] Proto-Austronesia juga melahirkan Proto-Melayu-Polinesia, bahasa induk yang dituturkan di luar pulau Taiwan.

Proto-Austronesia
Austronesia Purba
Purwa-Austronesia
PAN
Reka ulang dariRumpun bahasa Austronesia
WilayahTaiwan
Reka ulang tingkat rendah
L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini


Peta tersebarnya rumpun bahasa Austronesia. Diduga kuat bahwa daerah Tiongkok bagian selatan menjadi pangkal pertama keberadaan rumpun bahasa ini sebelum berpindah ke Taiwan.

Kosakata

Angka

Di bawah ini adalah rekonstruksi penamaan angka Proto-Austronesia (PAN), Proto-Melayu-Polinesia (PMP), Proto-Oseanik, dan Proto-Polinesia yang disadur dari Pangkalan Data Kosakata Dasar Austronesia (Austronesian Basic Vocabulary Database).[2]

Catatan bahwa kata *lima (berarti "lima"), berdasarkan jumlah jari di sebuah tangan, tidak ditemukan dalam beberapa bahasa Formosa seperti Pazeh, Saisiat, Luilang, Favorlang, dan Taokas. Penamaan angka 6–10 yang berkebarat dengan Proto-Melayu-Polinesia ditemukan dalam bahasa Amis, Basay, Bunun, Kanakanabu, Kavalan, Paiwan, Puyuma, Saaroa, dan Tsou. Bahasa Pazeh, Favorlang, dan Saisiat mencerminkan kata *RaCep ("lima"), dan dalam Taokas sebagai *qaCep. Sepertinya kata tersebut adalah akar PAN, digantikan oleh *lima dalam turunan yang mengarah ke bahasa yang tersisa, bukan sebaliknya, karena kemungkinan dipertahankan dalam bahasa Proto-Melayu-Polinesia dalam bentuk 7, 8, 9, yang tampaknya merupakan kontraksi bersuku kata dari frasa tambahan yang dibuktikan dari beberapa bahasa Formosa barat, terutama Pazeh: Pazeh xaseb-uza ("enam", arti harfiah: "lima-satu"); xaseb-i-dusa ("tujuh", "lima-dan-dua'), dengan bidu berkerabat dengan *pitu dalam PMP. xaseb-a-turu ("delapan", "lima-dan-tiga"), dengan baturu berkerabat dengan *walu dalam PMP; xaseb-i-supat ("sembilan", "lima-dan-empat'), dengan supa (< pAN *Sepat, berarti "empat") berkerabat dengan *Siwa dalam PMP.[3]

perbandingan angka
Angka Proto-Austronesia Melayu-Polinesia Proto-Oseanik Proto-Polinesia
satu *esa, *isa *esa, *isa *sa-kai, *ta-sa, *tai, *kai *taha
dua *duSa *duha *rua *rua
tiga *telu *telu *tolu *tolu
empat *Sepat *epat *pat, *pati, *pani *faa
lima *RaCep > *lima *lima *lima *lima

Bahasa Proto-Austronesia memiliki sistem bilangan yang berbeda untuk non-manusia ("set A") dan untuk manusia ("set B") (Blust 2009:279). Bilangan kardinal untuk menghitung manusia diturunkan dari angka non-manusia melalui pengulangan seperti sistem bilangan bipartita ini ditemukan dalam bahasa Thao, Puyuma, Yami, Chamorro, dan berbagai bahasa lainnya (namun, Paiwan menggunakan ma- dan manə- menurunkan sistem bilangan untuk manusia). Dalam beberapa bahasa Filipina seperti Tagalog, dua sistem angka digabungkan (Blust 2009:280-281).

angka dasar vs. angka manusia
Angka Set A Set B Tagalog
satu *isa *? isa (A)
dua *duSa *da-duSa dalawa (B)
tiga *telu *ta-telu tatlo (B)
empat *Sepat *Sa-Sepat apat (B)
lima *lima *la-lima lima (A)
enam *enem *a-enem anim (B)
tujuh *pitu *pa-pitu pito (A)
delapan *walu *wa-walu walo (A)
sembilan *Siwa *Sa-Siwa (siyam)
sepuluh *sa-puluq *? sampu

Proto-Austronesia juga menggunakan *Sika- untuk menurunkan bilangan urut (Blust 2009:281).

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ Ross, Malcolm. 2009. "Proto Austronesian verbal morphology: A reappraisal." In Alexander Adelaar and Andrew Pawley (eds.). Austronesian historical linguistics and culture history: a festschrift for Robert Blust. Canberra: Pacific Linguistics.
  2. ^ "Austronesian Basic Vocabulary Database". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-05-03. Diakses tanggal 2008-03-01. 
  3. ^ Laurent Sagart (2004) The Higher Phylogeny of Austronesian and the Position of Tai-Kadai

Daftar pustaka

  • Adelaar, A. (2005). The Austronesian languages of Asia and Madagascar: A historical perspective. In A. Adelaar, & N. P. Himmelmann (Eds.), The Austronesian Languages of Asia and Madagascar. New York: Routledge. ISBN 978-0-7007-1286-1, ISBN 978-0-415-68153-7, ISBN 978-0-203-82112-1
  • Bouchard-Côtéa, A., Hallb, D., Griffithsc, T. L., & Kleinb, D. (2012). Automated reconstruction of ancient languages using probabilistic models of sound change [1], PNAS, December 22, 2012.
  • Blust, R. (1999). Subgrouping, circularity and extinction: Some issues in Austronesian comparative linguistics. In Zeitoun, E., & Li, P. J-K. (Eds.), Selected Papers From the 8th International Conference on Austronesian Linguistics. Taipei: Academica Sinica. https://web.archive.org/web/20170409095340/http://language.psy.auckland.ac.nz/austronesian/language.php?id=280
  • Blust, R. A. (2009). The Austronesian Languages. Canberra: Pacific Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University. ISBN 0-85883-602-5, ISBN 978-0-85883-602-0.
  • Cohen, E. M. K. (1999). Fundaments of Austronesian Roots and Etymology. Canberra: Pacific Linguistics, Research School of Pacific and Asian Studies, Australian National University.
  • Greenhill, S. J., Blust. R, & Gray, R. D. (2008). The Austronesian Basic Vocabulary Database: From Bioinformatics to Lexomics. Evolutionary Bioinformatics, 4:271-283. https://web.archive.org/web/20170503020518/http://language.psy.auckland.ac.nz/austronesian/
  • Wolff, John U. (2010). Proto-Austronesian Phonology with Glossary. Ithaca, NY: Cornell Southeast Asia Program Publications.

Pranala luar