Punggok

sejenis burung hantu tak bercuping telinga
Revisi sejak 21 Desember 2021 03.22 oleh Silvanus Aikaterine (bicara | kontrib) (Silvanus Aikaterine memindahkan halaman Pungguk ke Punggok dengan menimpa pengalihan lama: sudah ada pengalihan)
Punggok
Punggok kokodok, Ninox boobok
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Hodgson, 1837

Punggok atau pungguk[1] (Ninox) adalah nama marga burung hantu yang menyebar luas di Asia dan Australasia. Marga ini terdiri dari sekitar 30 spesies burung hantu tak-bercuping telinga, yakni tidak memiliki susunan bulu yang membentuk cuping telinga, yang khas pada burung hantu. Analisis molekular mengisyaratkan bahwa marga ini merupakan penyusun cabang awal dari nenek moyang burung hantu, dan barangkali lebih tepat ditempatkan dalam anak suku Ninoxinae bersama dengan marga-marga Sceloglaux dan Uroglaux.[2] Nama marga ini pertama kali diberikan oleh seorang naturalis bangsa Inggris, Brian Houghton Hodgson, pada 1837.[3]

Spesies dan anak-jenis

 
Punggok seram, Ninox squamipila (kiri); dan punggok timor N. fusca (kanan)

Marga Ninox banyak berspesiasi di pulau-pulau yang relatif kecil. Keragaman jenis punggok ini tinggi, misalnya pada wilayah Wallacea dan Filipina.

Anggota-anggota marga Ninox beserta agihannya, adalah sbb.[4] (nama-nama lokal terutama merujuk pada daftar[5]:65-66 yang diterbitkan Burung Indonesia):

Pengecualian

Punggok papua (Uroglaux dimorpha) bukan termasuk marga Ninox, melainkan anggota marga Uroglaux yang masih berkerabat dekat dengan Ninox.

Catatan kaki

  1. ^ KBBI Daring: pungguk, diakses 11/III/2020
  2. ^ Wink, Michael; El-Sayed, Abdel-Aziz; Sauer-Gürth, Hedi; Gonzalez, Javier (2009). "Molecular phylogeny of owls (Strigiformes) inferred from DNA sequences of the mitochondrial cytochrome b and the nuclear RAG-1 gene". Ardea. 97 (4): 581–591. doi:10.5253/078.097.0425. 
  3. ^ Hodgson, Brian Houghton (1837). "Indication of a new genus belonging to the Strigine family, with description of the new species and type". Madras Journal of Literature and Science. 5: 23. 
  4. ^ Gill F., D. Donsker & P. Rasmussen (Eds). (2020). Owls, at IOC World Bird List (v10.1). doi : 10.14344/IOC.ML.10.1. Updated 25-Jan-2020, accessed 11/III/2020
  5. ^ Burung Indonesia & B. van Balen. (2010). Informasi Tambahan: "Burung-burung di Sumatra, Jawa, Bali dan Kalimantan". Bogor: Perhimpunan Pelestarian Burung Liar Indonesia.

Bacaan lanjut

  • Gwee, CC.Y.; Christidis, L.; Eaton, J.A.; Norman, J.A.; Trainor, C.R.; Verbelen, P.; Rheindt, F.E. (2017). "Bioacoustic and multi-locus DNA data of Ninox owls support high incidence of extinction and recolonisation on small, low-lying islands across Wallacea". Molecular Phylogenetics and Evolution. 109: 246–58. doi:10.1016/j.ympev.2016.12.024. PMID 28017857.