Parameswara

raja Sumatra pendiri Kesultanan Malaka

Parameswara (1344-1414) adalah nama tokoh yang disebut sebagai pendiri Kesultanan Malaka dalam Suma Oriental tulisan Tome Pires. Dalam buku tersebut juga disebutkan bahwa Parameswara merupakan pangeran dari Palembang (banyak yang menyalahartikannya sebagai kerajaan Sriwijaya, karena pada masa itu Palembang adalah taklukan Majapahit) yang menikah dengan putri Batara Tumapel dari Jawa. Parameswara kemudian pergi ke Singapura, dan menjadi penguasa di sana selama 5 tahun, sebelum kemudian pergi ke Malaka dan membangun kesultanan baru di sana.

Asal-usul Keturunan

Mendirikan Kesultanan Melaka

Pada tahun 1400, Parameswara mendirikan Kesultanan Melaka setelah melarikan diri dari Palembang melalui Temasek (Singapura). Di Temasek ia berhasil menjadi pemimpin Temasek untuk waktu yang singkat karena kemudian ia membunuh Temagi, wakil Siam di sana. Akibatnya diusirlah ia ke luar dari Temasek oleh Siam.

Parameswara yang menjadi raja Melaka ketika itu dikatakan menyadari bahwa usaha untuk memajukan Melaka adalah dengan mengembangkan Islam karena pedagang dari Gujarat, India dan pedagang Arab dari Timur Tengah banyak berdagang di Nusantara. Oleh itu, menurut cerita itu, Parameswara kawin dengan Puteri Ratna anak Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II, Raja Perlak dan memeluk Islam pada 1414.

Tanggapan yang umum itu berasal daripada tanggapan salah bahwa Parameswara dan Sultan Megat Iskandar Syah adalah tokoh yang sama. Kajian telah menunjukkan bahwa kedua nama itu adalah dua tokoh yang berbeda(Wang Gungwu, 1968). Sebenarnya, Parameswara telah mangkat pada tahun 1414. Menurut laporan Ma Huan, Megat Iskandar Syah memeluk Islam ketika berumur 72 tahun karena kawin dengan puteri Raja Pasai dari Sumatera.

Melaka kemudian menjadi sebuah pelabuhan perniagaan yang terpenting di Asia Tenggara di mana kapal-kapal perniagaan dari pelbagai bangsa berkumpul.

Pengakuan dari armada Laksamana Cheng Ho terhadap Melaka semakin menguntungkan Malaka. Cheng Ho atau Zheng He seorang yang beragama Islam. Nama Islam Cheng Ho ialah Ma Sam Pao. Ma artinya Muhammad. Ketika itu Cina dikuasai oleh Kaisar Yongle.

Kekuatan Kerajaan Melayu Malaka semakin berkembang di zaman pemerintahan Sultan Muzaffar Syah (1446- 1459 M). Tentaranya berhasil menangkal serangan-serangan tentara Siam. Keadaan negara menjadi tenang dan kedudukan politiknya pun menjadi stabil.

Pranala luar

Didahului oleh:
tidak ada
Sultan Malaka
1402-1414
Diteruskan oleh:
Megat Iskandar Syah