Bahasa Hawu

bahasa Austronesia yang dituturkan oleh orang Savu di Indonesia

Bahasa Hawu (sebutan lain: bahasa Sabu atau bahasa Sawu) ataau lī Hawu adalah bahasa yang digunakan suku Hawu.[1] Penuturnya terdapat di Kupang, Ende, pulau Sawu dan Raijua, pulau Sumba khususnya Waingapu dan Melolo. Bahasa ini termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia dengan sub-rumpun Melayu-Polinesia Tengah. Bahasa Sabu berhubungan erat dengan bahasa Dhao dan bahasa-bahasa Sumba. Bahasa Dhao pernah sekali dianggap dialek dari bahasa Sawu, tetapi keduanya tidak dapat saling mengerti.

  Lihat Bahasa Hawu di:
Bahasa Hawu
BPS: 0134 1
Lī Hawu
Dituturkan diIndonesia
WilayahPulau Sawu
EtnisHawu
Penutur
(110.000 per 1997)
Rincian data penutur

Jumlah penutur beserta (jika ada) metode pengambilan, jenis, tanggal, dan tempat.[2][3][4]

  • 110.000 (1997)
  • 10.000
Dialek
Hèbha
Dimu
Liae
Mehara
Raijua
Latin
Kode bahasa
ISO 639-3hvn
Glottologsabu1255[5]
IETFhvn
ELPHawu
BPS (2010)0134 1
Status pemertahanan
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC5 Developing
Bahasa Hawu dikategorikan sebagai C5 Developing menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini mengalami peningkatan jumlah penutur dari waktu ke waktu
Referensi: [6]
 Portal Bahasa
L • B • PW   
Sunting kotak info  Lihat butir Wikidata  Info templat

Cappell (1975) mencatat sejumlah besar kosakata dan fitur tata bahasa non-Austronesia dalam bahasa Melayu-Polinesia Tengah di Nusa Tenggara Timur dan Maluku, terutama di bahasa Hawu. Sementara ia umumnya menulis tentang substratum non-Austronesia, bahasa Hawu sangat berbeda dari norma-norma bahasa Austronesia sehingga ia mengklasifikasikannya (dan bahasa Dhao) sebagai bahasa non-Austronesia. Dia berkata,

Bahasa Hawu juga memiliki kosakata AN [Austronesia] yang besar, termasuk pronomina, dan beberapa fitur tata bahasa, terutama prefiks statif ma- dan causatif pa- ... Namun, itu tidak mengandung fitur tata bahasa AN sama sekali, dan sementara cukup NAN [non-Austronesia], tata bahasanya tidak sejalan dengan bahasa AT [Alor-Timor], tetapi bertipe independen. Oleh karena itu evaluasi yang tepat adalah bahwa bahasa Hawu adalah NAN, dengan overlay kosakata bahasa Indonesia AN yang sangat berat. (hal. 683)

Namun, sekarang diterima secara umum bahwa bahasa Hawu tidak jauh berbeda dari bahasa Melayu-Polinesia Tengah lainnya, yang semuanya menampilkan komponen non-Austronesia yang mendefinisikan bahasa Melanesia.

Dialek

Bahasa Hawu memiliki lima dialek, yaitu: Seba (Hèbha), Timu (Dimu), Liae, Mesara (Mehara), dan Raijua. Terdapat perbedaan minor pada pengucapan dan beberapa kata di keempat dialek ini.

Dialek Seba dianggap sebagai dialek standar karena penuturnya yang lebih banyak.

Fonologi

Bahasa Hawu memiliki 6 vokal pendek, 5 vokal panjang, dan 21 konsonan. Walaupun bahasa Indonesia dianalisa dengan enam vokal, namun ditulis dengan hanya menggunakan lima huruf vokal yang terdapat di mesin ketik biasa, dan menurut ilmu ejaan hal ini diperbolehkan karena bunyi e-murni hanya terdapat dalam sejumlah kecil kata saja. Namun demikian, bahasa Hawu perlu ditulis dengan menggunakan enam vokal, sebagai berikut:

Depan Tengah Belakang
Tinggi i

[i]

u

[u]

Tengah e

[e]

è

[ə]

o

[o]

Rendah a

[a]

Dalam bahasa Hawu, jika bunyi pepet (atau schwa, yang ditulis dalam Internatonal Phonetic Alphabet dengan huruf /ə/) mengambil tekanan kata (stres), maka konsonan berikut diperpanjang, atau dengan kata lain, ditarik panjang. Walaupun demikian, konsonan panjang tidak perlu ditulis dua kali berturut. Cukup ditulis satu konsonan, dengan mengingat bahwa jika terdapat vokal pepet /è/, maka konsonan berikutnya dibaca secara panjang.

Dalam bahasa Hawu, vokal pepet ditulis dengan tanda aksen ke belakang di atas huruf e [è], dengan contoh sebagai berikut: ama-èpu, bèjhi, bhèdo, bhèhu, èmu, èna, èpa, èhi, mobèni, bèlu, dèu, pèdha, rènge, jèna, mèdhi, lī pehèku, dsb. Karena polanya yang sangat teratur, menurut ilmu bahasa dan ilmu ejaan[7][8], tidak perlu ditulis dua konsonan berturut.

Dalam bahasa Hawu, terdapat juga vokal panjang yang dapat ditulis dengan rangkap [VV] karena tidak mendukungnya papan ketik, misalnya doāe (raja) ditulis dengan doaae. Gejala vokal panjang tersebut terdapat dalam sebagian besar bahasa daerah di kawasan timur Indonesia. Vokal panjang vokal perlu dibedakan dari vokal pendek, dan dari dua vokal yang sama yang dipisahkan oleh hamzah.

Perbandingan antara vokal pendek, panjang, dan yang diapit hamzah
Kata IPA Arti
[a] ~ [a:] nga [ˈŋa] dengan
(ne)ngā [neŋa:] apa
nga'a [ˈŋaʔa] makan
[e] ~ [eː] henge [heŋe] ingat
ngē [ˈŋe:] pikir
kele'e [keleʔe] menyolok
[i] ~ [iː] ri [ri] oleh
[ri:] arus
ki'i [kiʔi] kambing
[o] ~ [o:] do [do] yang
[bo:] pecah
hero'o [heroʔo] bawa
[u] ~ [uː] natu [natu] penyakit gila
natū [natu:] bagi, untuk
nadu'u [naduʔu] ikan

Bahasa Hawu memiliki vokal dan aturan tekanan yang sama. Bahasa ini berbagi kesamaan konsonan implosif (atau mungkin pra-glotal) konsonan dengan bahasa Bima-Sumba dan dengan bahasa-bahasa di Flores dan Sulawesi yang lebih jauh ke utara, seperti bahasa Wolio, dan agak mirip bahasa Ngadha yang memiliki pemanjangan konsonan setelah pepet.

Terdapat beberapa perbedaan sistem bunyi (fonologi) bahasa Hawu dan bahasa Indonesia yang memaksa penutur menyesuaikan tulisannya dengan Bahasa Indonesia[9] yang hanya mempunyai 18 konsonan asli dan 4 konsonan yang dipinjam dari bahasa lain, misalnya dari bahasa Arab[10]. Sedangkan bahasa Hawu lebih rumit, dengan 20 konsonan asli dan 4 konsonan pinjaman, sebagai berikut:

Invntarisasi Konsonan Lī Hawu
Bibir Ujung Lidah Tengah Lidah Belakang Lidah Celah Suara
Hentian nirsuara p

[p]

t

[t̪]

(c) k

[k]

'

[ʔ]

bersuara b

[b]

d

[d]

j

[d͡ʒ]

g

[g]

Letup bh

[ɓ]

dh

[ɗ]

jh

[ʄ]

gh

[ɠ]

Frikatif (f) (s) h

[h]

Sengau m

[m]

n

[n̪]

ny

[ɲ]

ng

[ŋ]

Hamparan Sisi l

[l̪]

Getar r

[r]

Semivokal w

[v~β]

y

[ʝ]

Konsonan letup seperti bh, dh, gh, dan jh sering kali ditulis oleh beberapa penutur dengan b', d', g', dan j'. Tetapi untuk membedakannya dengan huruf glotal stop maka ditulislah seperti pada tabel di atas.

Diftong pada bahasa Hawu adalah rangkaian vokal.

Kata-kata pada bahasa Hawu mendapat tekanan pada suku kata atau vokal kedua dari belakang. Karena di dalam bahasa Hawu konsonan selalu diikuti vokal, maka suku katanya selalu adalah konsonan-vokal (CV) atau hanya vokal (V).

Gramatika

Pronomina

Pronomina adalah kelas kata tertutup yang merujuk kepada pembicara, orang yang tertuju, atau bukan keduanya. Semua preferensi pronominal bahasa Hawu menggunakan pronomina independen.

Pronomina persona dan pronomina posesif memiliki bentuk yang sama

Persona Tunggal Jamak
Orang pertama eksklusif jō (dialek Raijua)

jhā (dialek Dimu)

yā (dialek Seba)

jhī
Orang pertama inklusif
Orang kedua au

èu

ou

Orang ketiga nā (dialek Raijua)

Nomina

Meskipun benar jika dikatakan bahwa nomina bahasa Hawu merupakan kelas kata yang mencakup nama orang, tempat dan benda, kriteria ini tidak cukup untuk membedakan nomina dari kelas kata lain. Kriteria lain yang akan memudahkan untuk membedakannya adalah sebagai berikut:

  1. Hanya nomina, pronomina, demonstrativa, dan klausa dapat dijadikan inti dari frasa nomina. Seperti halnya pronomina dan demonstrativa yang adalah klausa tertutup, nomina dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai inti non-pronomina, non-demonstrativa, non-klausa dari frasa nomina.
  2. Kebanyakan frasa nomina dari klausa verba diawali dengan preposisi kasus yang jelas.
  3. Hanya frasa nomina yang mengikuti artikel umum ne.
  4. Hanya frasa nomina yang mengikuti demonstratif tambahan.
  5. Hanya frasa nomina yang mengikuti klausa relatif.
  6. Pada klausa non-verba, hanya frasa nomina yang dinegasikan oleh partikel negatif a'dho.
  7. Hanya nomina referensi yang dimiliki atau dihitung.
  8. Pada klausa dengan past-completive tense-aspect, hanya nomina, pronomina, dan partikel ke dan le yang dapat berada di antara alla dan pe-.

Aturan penulisan frasa nomina pada bahasa Hawu:

  • frasa nomina untuk nomina => (PREP) (Quantifier non-angka) (ne) (NUM) (ORD) nomina (POSS) (ORD) (NUM) (REL) (DEM) (Quantifier non-angka)
  • frasa nomina untuk pronomina => (PREP) pronomina (REL) (DEM)
  • frasa nomina untuk demonstrativa => (PREP) demonstrativa
  • frasa nomina untuk klausa => (PREP) (ne) klausa (DEM)

Artike Umum

Kelas kata ini hanya memiliki satu kata di dalam bahasa Hawu. Ini mirip dengan kasus preposisi karena muncul sebelum nomina, tetapi beda karena hanya menunjukkan nomina itu umum.

Nomina umum dalam kasus absolutiva atau dalam klausa non-verba dapat mengambil artikel yang telah disiapkan sebelumnya ne. Seperti na pada bahasa Fiji, ini bukanlah artikel takrif atau spesifik, melainkan artikel nomina sederhana untuk frasa nomina umum. Namun, ini biasanya muncul ketika inti frasa nomina memiliki pronomina posesif atau demonstrativa adjektif.

  • artikel => ne + (nomina)
  • artikel & pronomina posesif => ne + (nomina) + (pronomina posesif)
  • artikel & demonstrativa => ne + (nomina) + (demonstrativa adjektif)

Demonstrativa

Demonstrativa adalah kelas kata tertutup yang menunjukkan apakah yang dirujuk dekat atau jauh dari pembicara, orang yang tertuju, atau bukan keduanya. Perbedaan ini sangat jelas ketika mengacu pada lokasi spasial tetapi dapat juga diacukan pada kata tanya kedekatan.

Kata Ganti Demonstratif

Tunggal Jamak Arti
oni uhi tidak ada jarak dari pembicara (merujuk pada bagian dari tubuhnya sendiri atau sesuatu yang sedang dipegang)
napune

(singkat: nane, ne)

nahe dekat dari pembicara (titik tentu dekat pembicara)
nadhe

(singkat: dhe)

nahedhe

(singkat: hedhe)

dekat pembicara (di sekitar pembicara)
napunène

(singkat: nanène, nène)

napuhère

(singkat: nahère, hère)

dekat orang yang dirujuk
nani, nadho

(singkat: ni)

nahidhe

(singkat: hidhe)

jauh dari pembicara dan orang yang dirujuk

Oni hanya muncul pada klausa non-verba. Dengan demonstrativa lainnya, bentuk tereduksi ne, dhe, hedhe, rene, dll.) biasanya sebagai locative, goal, atau source, sedangkan bentuk yang lebih lengkap (napune, nаdhe, nahedhe, dll.) adalah normal (mungkin wajib) dengan kasus absolutive. Perhatikan juga bahwa ‘h’ adalah umum untuk semua bentuk jamak.

Setidaknya satu dari demonstrativa di atas, napune, juga menunjukkan kedekatan percakapan (yaitu menunjukkan sesuatu yang baru saja disebutkan atau dirujuk dalam percakapan sebelumnya).

Kata ganti demonstratif dapat dibuat lokatif (di sini, sekarang, di sana, kemudian, di sebelah sana) dengan mendahului bentuk n dengan na; bentuk netral na ène secara opsional berkontraksi menjadi nène. 'Seperti ini' atau 'seperti itu' ditandai dengan mi atau mi na, dengan n menjadi h dan bentuk netral ène yang muncul tak beraturan sebagai mi(na)hère.

Kata Sifat Demonstratif

Tunggal Jamak Arti
napune

(singkat: nane, pune)

he dekat pembicara (titik tentu dekat pembicara)
nadhe

(singkat: dhe)

nahedhe

(singkat: hedhe)

dekat pembicara (di sekitar pembicara)
napunène

(singkat: nanène, punène)

napuhère

(singkat: nahère)

dekat orang yang dirujuk
nani

(singkat: ni)

nahidhe jauh dari pembicara dan orang yang dirujuk

Sebagai unit penanggalan seperti hari, bulan, dan tahun nadhe dan nane menunjukkan waktu dari aksi, proses atau keadaan yang sedang terjadi pada saat pembicaraan. Contoh: lodho dhe 'hari ini'.

Preposisi menunjukkan peranan semantik nomina referensi yang didahului.

Preposisi

Di bahasa Sabu, perposisi menunjukkan hubungan semantik dari frasa nomina yang merujuk ke verba, atau, dalam kalimat tanpa verba, dengan referensi frasa nomina lainnya. Pada ketiadaannya preposisi menjalankan fungsi yang serupa, frasa nomina tanpa preposisi akan dianggap memiliki preposisi nol. Di bawah ini adalah upaya yang dilakukan untuk menggambarkan secara jelas fungsi dari setiap preposisi dengan mendeskripsikan peran semantik dari referensi frasa nominanya.

Jenis Preposisi Penjelasan
absolutive Preposisi absolutive adalah preposisi untuk subjek pada verba intransitif dan objek pada verba transitif. Bahasa Sabu tidak memiliki penanda absolutif. Sehingga pada konstruksi kalimat dengan verba intransitif, tidak diperlukan penanda untuk subjek dan pada verba transitif, tidak diperlukan penanda untuk objek.
ergative ri Preposisi ergative adalah preposisi untuk subjek pada verba transitif.
instrument ri Preposisi instrument adalah preposisi untuk instrumen. Digunakan untuk menjelaskan dengan apa suatu aksi atau tindakan dilakukan.
goal towards speaker ma Preposisi goal towards speaker adalah preposisi terhadap benda objek tak langsung dan kepada subjek.
Contoh: wie patalo napunène ma yā
"kasih pensil itu ke saya"
goal from speaker la Preposisi goal from speaker adalah preposisi benda terhadap objek tak langsung.
Contoh:
au bhajhu tatakka ri yā la lemari
"Saya simpan bajumu ke lemari."
goal animate pa Preposisi goal animate adalah prepoisis untuk objek makluk hidup tak langsung.
Contoh:
alla doi pewie ri rō pa au
"Mereka sudah memberikan uang ke kamu"
prepositional case ta Prepositional case adalah preposisi yang menunjukkan objek sebagai hasil atau proses tindakan.
Contoh:
Nō bubu ta ou
"Dia marah karena kamu"
source raingati

(singkat: raiti dan ngati)

Jenis preposisi ini adalah preposisi penunjuk lokasi, materi, atau keadaan statis dari aksi atau proses.
locative pa Jenis preposisi ini adalah preposisi penanda lokasi dari aksi, proses, atau keadaan.
range dhei Di dalam bahasa Indonesia preposisi ini adalah 'sepanjang' atau 'melewati'.
vehicle nga, jharra, dan dhei Preposisi vehicle adalah preposisi dengan apa suatu objek dibawa. Preposisi nga jarang dipakai sebelum partikel interogatif ngā 'apa'.
about jharra dan lua Preposisi untuk sesuatu yang sedang dibicarakan. Di dalam bahasa Indonesia preposisi ini adalah 'tentang'.
comitative nga Preposisi 'dengan'.
measure ngara Preposisi yang menunjukkan dengan apa suatu diukur.
benefikative wie Preposisi 'untuk' penerima aksi.
Since rai Preposisi 'sejak' suatu kejadian terjadi.

Verba

Verba bahasa Sabu, sama seperti nomina, merupakan kelas terbuka “yang keanggotaannya pada prinsipnya tidak terbatas, bervariasi dari waktu ke waktu dan antara satu penutur dengan yang lain”. Kriteria-kriteria yang digunakan untuk menggambarkan kelas verba bahasa Sabu adalah sebagai berikut:

  1. Verba biasanya mendahului frasa nomina, tetapi pada klausa dengan past-completive tense-aspect verba dapat berupa post-nominal dengan pe dari alla prefiks ...pe- ke verba.
  2. Hanya verba dan partikel yang dapat secara langsung menggunakan postponed negation -dho, verba dapat diidentifikasi sebagai non-partikel yang secara langsung mengikuti dho.
  3. Verba sering didahului oleh partikel ta, do, la dan ma, dan sering didahului oleh partikel ke, we, he, (le)ma, dan (we)ri, tetapi itu bukan keharusan bagi verba untuk didahului oleh partikel-partikel ini.
  4. Verba mendeskripsikan aksi, proses, atau keadaan.
  5. Beberapa verba menyesuaikan dengan frasa nomina absolutive atau goal bernyawa.

Verba imperatif

Beberapa verba dalam bahasa Sabu mengubah bentuk akhiran ketika menjadi verba imperatif. Verba imperatif menuntukkan bahwa kegiatan atau aksi tersebut harus dilakukan dan tidak dapat ditunda-tunda.

Beberapa contoh verba imperatif
Bentuk Dasar Bentuk Imperatif Arti
dai dae menapis
dau dao mengambil
keppa keppe menangkap
tuku tuke melempar

Verba deiktik

Kata kerja deiktik memiliki bingkai kasus intransitif dengan ABS frasa nomina wajib dan LOC opsional. Verba ini menunjukkan:

  1. kedekatan spasial dari ABS frasa nomina sehubungan dengan pembicara (dan penerima/addressee)
  2. kala waktu sekarang (present tense)
Tunggal Jamak Arti
ada di dekat pembicara
nei hei ada jauh dari pembicara
nène hère ada di dekat addressee

Susunan Kata

Bahasa Sabu adalah bahasa ergatif-absolutif dengan preposisi ergatif ri untuk dialek Seba, ro untuk dialek Dimu, la untuk dialek Raijua. Klausa-klausa umumnya verb-initial. Akan tetapi, keberadaan preposisi ergatif memperbolehkan susunan kata yang lebih bebas. Di antara verba monovalen, subjek boleh berada sebelum atau sesudah verba. Menurut penutur asli, tidak ada perbedaan arti antara dua konstruksi kalimat di bawah ini.

SV be'i
saya tidur
VS be'i
tidur saya
"Saya tidur"

Pada ketidakberadaan preposisi ergatif, konstruksi kalimat bivalen memiliki SVO ketat.

SVO Ha'e tanga'a tera'e
Ha'e makan sorgum
"Ha'e makan sorgum"

Ketika preposisi ergatif hadir dalam konstruksi kalimat, urutan kata menjadi cukup bebas. Selain itu, dengan adanya preposisi ergatif, banyak verba transitif memiliki bentuk khusus untuk menunjukkan jumlah objek tunggal dengan mengganti vokal akhir verba dengan "-e" ketika verba berakhiran /i/, /o/ , atau /a/, contohnya bhuju 'menyentuh mereka', bhuje 'menyentuhnya'. Atau "-o" ketika kata kerjanya berakhiran /u/, contohnya ballu => ballo 'melupakan'. Kata kerja yang berakhiran /e/ tidak memiliki pergantian. Contoh berikut dari dialek Seba menyajikan beberapa pilihan urutan kata yang tersedia, dan juga menunjukkan pergantian kata kerja nga'a 'memakan' menjadi nga'e ketika ri hadir.

OVS Terae nga'e ri Ha'e
sorgum makan ergatif Ha'e
VSO Nga'e ri Ha'e terae nane
makan ergatif Ha'e sorgum demonstratif
"Ha'e memakan sorgum"

Reduplikasi

Reduplikasi atau pengulangan adalah proses pembentukan kata turunan dengan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian dan baik berimbuhan maupun tidak berimbuhan.

Reduplikasi Keseluruhan

Di dalam reduplikasi keseluruhan bentuk dasar yang membentuknya diulang secara keseluruhan. Reduplikasi itu tidak mengalami perubahan. Reduplikasi keseluruhan di dalam bahasa Sawu dapat terjadi pada nomina, verba, dan adjektiva yang masing-masing berdiri sendiri. Dengan demikian, tidak terjadi perubahan kelas kata akibat proses reduplikasi. Namun, dalam bahasa Sabu terdapat keunikan bahwa reduplikasi keseluruhan ini mempunyai fungsi semantik yang sangat sederhana.

Reduplikasi nomina untuk menyatakan banyak.

           hapi ‘sapi’  → hapi-hapi ‘banyak sapi’

           jara ‘kuda’ → jara-jara ‘banyak kuda’

Reduplikasi verba untuk menyatakan perbuatan berulang kali dan proses waktunya agak lama.

           bèjhjhi ‘tidur’ → bèjhjhi-bèjhjhi ‘tidur-tidur’

           jhiu ‘mandi’ → jhiu-jhiu ‘mandi-mandi’

Reduplikasi adjektiva untuk menyatakan sangat. Di samping itu, reduplikasi adjektiva dapat digunakan untuk menyatakan semuanya.

           harro ‘asin’   → harro-harro ‘sangat asin’

           netta ‘manis’ → netta-netta ‘sangat manis’

           mau ‘bersih’  → mau-mau ‘semuanya bersih’

Reduplikasi Berafiks

Reduplikasi berafiks atau sebagian terjadi pada kata pertama yang mendapat prefiks yang mengandung fungsi semantik perbuatan sesuai dengan kata dasarnya. Dilihat dati kelas katanya reduplikasi berafiks dapat terjadi pada verba dan adjektiva.

Reduplikasi berafiks pada verba

           manga ‘main’  → pemanga-manga ‘bermain-main’

           nga’a ‘makan’ → penga’a-nga’a ‘memberi makan’

           ru’u ‘tunduk’   → peru’u-ru’u ‘menundukkan’

           kako ‘jalan’     → pekako-kako ‘menjalankan’

           kau ‘garuk’     → pekau-kau ‘menggaruk-garuk’

Reduplikasi berafiks pada adjektiva

           jhau ‘jauh’        → pejhau-jhau ‘menjauh-jauhkan’

           worena ‘besar’ → peworena-worena ‘membuat lebih besar’

           mae ‘hancur’    → pemae-mae ‘membuat lebih hancur’

           hèppo ‘putus’   → pehèppo-hèppo ‘membuat jadi putus’

           dhida ‘tinggi’   → pedhida-dhida ‘membuat jadi tinggi’

Bilangan

Bilangan Pokok (Angka Kardinal)

Bilangan Pokok Satuan
Angka Bahasa Sabu Bahasa Indonesia
1 èhi satu
2 due dua
3 tèlu tiga
4 èpa empat
5 lèmi lima
6 èna enam
7 pidu tujuh
8 aru delapan
9 heo sembilan
10 henguru sepuluh

Untuk bilangan pokok belasan (11 sampai 19) ditulis henguru lalu diikuti oleh bilangan satuannya.

Bilangan Pokok Belasan
Angka Bahasa Sabu Bahasa Indonesia
11 henguru èhi sebelas
12 henguru due dua belas
13 henguru tèlu tiga belas
14 henguru èpa empat belas
15 henguru lèmi lima belas
16 henguru èna enam belas
17 henguru pidu tujuh belas
18 henguru aru delapan belas
19 henguru heo sembilan belas

Untuk bilangan pokok puluhan (20 sampai 90) ditulis bilangan satuan lalu diikuti olejh nguru. Untuk bilangan gabungan dari puluhan dan satuan, maka ditulis bilangan puluhannya dulu baru bilangan satuannya, contoh 24 ditulis due nguru appa.

Bilangan Pokok Puluhan
Angka Bahasa Sabu Bahasa Indonesia
20 duenguru dua puluh
30 tèlunguru tiga puluh
40 èpanguru empat puluh
50 lèminguru lima puluh
60 ènanguru enam puluh
70 pidunguru tujuh puluh
80 arunguru delapan puluh
90 heonguru sembilan puluh

Untuk satuan-satuan bilangan di atas puluhan, konsepnya sama dengan bilangan puluhan.

Bilangan-Bilangan Pokok Lebih Lanjut
Angka Bahasa Sabu Bahasa Indonesia
100 hengahu seratus
200 duengahu dua ratus
900 heongahu sembilan ratus
1000 hetèba satu juta
2000 duetèba dua juta
9000 heotèba sembilan juta
100.000 hengahu tèba seratus ribu
200.000 duengahu tèba dua ratus ribu
900.000 heongahu tèba sembilan ratus ribu
1.000.000 hejuta satu juta
2.000.000 duejuta dua juta
9.000.000 heojuta sembilan juta

Bilangan Urut (Angka Berurutan)

Untuk bilangan urut, tinggal ditambahkan awalan ke- pada pada satuan bilangan terbesarnya.

Bilangan Urut
Angka Bahasa Sabu Bahasa Indonesia
ke-1 ke'èhi pertama
ke-2 kedue kedua
ke-3 ketèlu ketiga
ke-4 ke'èpa keempat
ke-5 kelèmi kelima
ke-6 ke'èna keenam
ke-7 kepidu ketujuh
ke-8 ke'aru kedelapan
ke-9 keheo kesembilan
ke-10 kehenguru kesepuluh

Perbandingan Bahasa Sabu Dengan Bahasa Ndao

Fonologi

Bahasa Dhao memiliki inventaris kosa kata yang lebih besar, tetapi bahkan di mana bahasa-bahasa yang memiliki konsonan yang sama, seringkali tidak ada korespondensi satu-ke-satu. Terlepas dari alfabet Hawu /w/, Dhao lebih konservatif dalam hal alfabet. Hawu *s, *c bergeser ke /h/ pada zaman kontak dengan bangsa Portugis. Korelasi yang tidak jelas adalah:

Dhao Hawu Contoh Arti
c

[tʃ]

h ca'e ~ ha'e memanjat
s h risi ~ rihi lebih
h h hèba ~ hèbha mulut
h w hahi ~ wawi babi
dh

[ɖʐ]

d madhe ~ made made
d dh mèda ~ mèdha malam
d'

[ɗ]

dh lod'o matahari, hari
bh

[bβ]

b bhèni ~ bèni perempuan
b bh hèba ~ hèbha mulut
b'

[ɓ]

bh sab'a ~ habha usaha
j

[#dʒ]

jh, y ja'a ~ jhā, yā saya, aku
j j pajū ~ pèjū perintah
j'

[ʄ]

jh aj'u ~ ajhu pohon

Untuk awalan /dʒ/ di Ndao, ada variasi dialek antara /ʄ/ dan /j/ di Sabu. Sebagian besar konsonan lain memiliki korespondensi satu-ke-satu, tetapi beberapa (seperti /ɓ/, /ɡ/, dan non-inisial /dʒ/) belum cukup dibuktikan untuk memastikannya.

Pronomina

Kata pronomina independen serupa.

Kata Ganti Orang Dhao Hawu
saya, aku ja'a jhā (yā, jō)
kamu èu èu (au, ou)
dia nèngu
kami ji'i jhī
kita èjhi
kalian miu
mereka rèngu rā (nā)

Referensi

  1. ^ Sabu Speaking Peoples - Joshua Project
  2. ^ Ethnologue (dalam bahasa Inggris) (edisi ke-25, 19), Dallas: SIL International, ISSN 1946-9675, OCLC 43349556, Wikidata Q14790 
  3. ^ "Ethnologue: Languages of the World, 16th Edition"; untai nama pengarang: M. Paul Lewis; pada waktu: 2009.
  4. ^ "Personal Communication on Rikou"; Proyek Bahasa Terancam; untai nama pengarang: Daniel Kaufman; pada waktu: 2012.
  5. ^ Hammarström, Harald; Forkel, Robert; Haspelmath, Martin, ed. (2023). "Bahasa Hawu". Glottolog 4.8. Jena, Jerman: Max Planck Institute for the Science of Human History. 
  6. ^ "Bahasa Hawu". www.ethnologue.com (dalam bahasa Inggris). SIL Ethnologue. 
  7. ^ Pike, Keneth L. (1949). "Phonemics: a system for reducing languages to writing". Ann Arbor: Univ. of Michigan Press. 
  8. ^ Smalley, William (1963). "How shall I write this language?". Orthography Studies. New York: United Bible Societies. 
  9. ^ Grames, Charles E. (1999). "Implikasi Penelitian Fonologis untuk Cara Menulis Bahasa-Bahasa Daerah di Kawasan Timur Indonesia" (PDF). Centre for Regional Studies, Universitas Kristen Artha Wacana, Kupang; dan Summer Institute of Linguistics, International. 
  10. ^ "Indonesian Introduction". Darrell Tryon, red. Comparative Austronesian Dictionary: an introduction to Austronesian studies. 4 Parts. Trends in Linguistics, Documentation 10. Berlin: Mouton de Gruyter. Part 1, Fascicle 1:443–457. 1995.  line feed character di |journal= pada posisi 175 (bantuan);

Pranala luar

Sabu - Ethnologue