Stasiun Kediri

stasiun kereta api di Indonesia


Stasiun Kediri (KD) adalah stasiun kereta api kelas besar tipe C yang terletak di Balowerti, Kediri, Kediri dan termasuk dalam Daerah Operasi VII Madiun. Stasiun ini terletak di Jalan Stasiun, berada sekitar 300 meter ke arah timur dari Jalan Dhoho.

Stasiun Kediri
Kereta Api Indonesia

Tampak muka Stasiun Kediri beserta pintu masuk, 2021
Lokasi
Koordinat7°48′58″S 112°1′8″E / 7.81611°S 112.01889°E / -7.81611; 112.01889
Ketinggian+68 m
Operator
Letak
Jumlah peron3 (satu peron sisi yang agak tinggi dan dua peron pulau yang cukup tinggi)
Jumlah jalur6 (jalur 1: sepur lurus)
LayananGajayana (reguler & tambahan), Brawijaya, Singasari, Brantas, Malabar, Kertanegara, Malioboro Ekspres, Majapahit, Matarmaja, Kahuripan, Dhoho, dan Parcel ONS Tengah
Konstruksi
Jenis strukturAtas tanah
Gaya arsitektur
  • Indische Empire
  • Neoklasik
Informasi lain
Kode stasiun
KlasifikasiBesar tipe C[2]
Sejarah
Dibuka13 Agustus 1882
Nama sebelumnyaStation Kedirie
Operasi layanan
Lua error in package.lua at line 80: module 'Module:Adjacent stations/KRL Surabaya' not found.
Fasilitas dan teknis
FasilitasParkir Parkir sepeda Cetak tiket mandiri Ruang/area tunggu Pemesanan langsung di loket Layanan pelanggan Pusat informasi Musala Toilet Pos kesehatan Galeri ATM Pertokoan/area komersial Restoran Ruang menyusui Isi baterai Area merokok 
Tipe persinyalanMekanik tipe Siemens & Halske semiotomatis
Lokasi pada peta
Peta
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Sebagai stasiun besar, seluruh perjalanan kereta api yang melalui jalur Kertosono–Blitar berhenti di stasiun ini.

Sejarah

 
Stasiun Kediri sekitar dekade 1880-an.

Stasiun Kediri merupakan stasiun besar, dibuka oleh Staatsspoorwegen (SS) bersamaan dengan pembukaan jalur kereta api ruas Kertosono–Kediri pada 13 Agustus 1882. Setahun kemudian, jalur kereta api menuju Stasiun Tulungagung dioperasikan pada 2 Juni 1883.[3][4]

Status bangunan stasiun yang masih asli dan tidak mengalami perubahan sedang dikaji sebagai cagar budaya oleh BPCB Jawa Timur.[5] Meskipun berstatus cagar budaya, sebagian dari bangunan ini telah dilakukan renovasi dan ditingkatkan untuk menampung fasilitas lain. Namun, ornamen bangunan stasiun pada bagian atap yang menjadi ciri khas sudah tidak tampak. Ornamen yang serupa juga terdapat di bagian depan Stasiun Mojokerto.

Bangunan dan tata letak

 
Emplasemen Stasiun Kediri dilihat dari arah utara. Terdapat corong air di sebelah kanan yang dahulu digunakan untuk keperluan lokomotif uap

Stasiun Kediri memiliki enam jalur kereta api dengan jalur 1 merupakan sepur lurus dan menggunakan sistem persinyalan mekanik. Di sebelah tenggara stasiun terdapat sub depo lokomotif yang pernah digunakan sebagai tempat penyimpanan dan perawatan lokomotif KA Krakatau (sekarang bernama KA Singasari), Brantas, dan Kahuripan. Namun, sejak rute ketiga kereta api tersebut diperpanjang hingga Blitar per 1 April 2017,[6] sub depo beserta ketiga jalur parkir tersebut sudah jarang digunakan.

Arsitektur stasiun ini bergaya Indische Empire, sama seperti stasiun SS lainnya, yaitu memiliki dinding tinggi serta memiliki ornamen besi tempa serta jalusi besi.[7] Pola-pola ruangan disusun secara linier dari utara ke selatan menghadap ke arah barat memberikan karakter horizontal yang kuat. Dinding pada bagian luar dan dalam terbuat dari batu bata setebal 30 sentimeter dan dicat putih. Pintu-pintu stasiun terbuat dari kayu, kaca, dan sebagian berupa pintu dan jendela krepyak.[8]

Ke arah selatan, terdapat rel menuju Jombang melalui Pare yang terletak di ujung selatan stasiun dan masih dapat terlihat, tetapi kini sudah tidak aktif dan wesel sudah lama dicabut. Selain itu, terdapat pula percabangan jalur di sebelah selatan stasiun menuju Depo Pertamina Kediri yang kini juga sudah tidak aktif.

Di sebelah barat daya emplasemen stasiun ini terdapat sebuah bangunan yang diyakini merupakan bekas gudang garam yang dihubungkan dengan emplasemen, tetapi kini sudah menjadi gudang elektronik. Emplasemen beserta gudang tersebut menjadi sumber inspirasi bagi logo perusahaan rokok nasional asal Kediri dengan nama yang sama.[9][10][11]

Insiden

Pada 7 April 2003 pukul 17.20, pendukung Arema Malang (Aremania) melemparkan batu ke peron Stasiun Kediri saat menaiki kereta api Matarmaja menuju Surakarta. Kejadian ini mengakibatkan tiga orang luka pada bagian kepala, tiga ruangan dan satu toko di dalam stasiun, serta beberapa rumah penduduk mengalami kerusakan parah. Stasiun Kediri diperkirakan mengalami kerugian sebesar lima juta rupiah.[12]

Pada 16 Januari 2008 pukul 21.45, ratusan Aremania mengamuk di Stasiun Kediri karena kekalahannya melawan Persiwa Wamena dalam Babak 8 Besar Liga Indonesia. Kejadian ini mengakibatkan kursi pada ruang tunggu mengalami kerusakan parah dan jendela stasiun pecah.[13]

Layanan kereta api

Penumpang

Antarkota

Lokal

Barang

Jalur lintas selatan Jawa

Galeri

Referensi

  1. ^ Subdit Jalan Rel dan Jembatan (2004). Buku Jarak Antarstasiun dan Perhentian. Bandung: PT Kereta Api (Persero). 
  2. ^ a b Buku Informasi Direktorat Jenderal Perkeretaapian 2014 (PDF). Jakarta: Direktorat Jenderal Perkeretaapian, Kementerian Perhubungan Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 1 Januari 2020. 
  3. ^ Staatsspoorwegen Ned. Indië (1896). Statistiek van het vervoer op de spoorwegen en tramwegen met machinale beweegkracht in Nederlandsch-Indië. Batavia: Burgerlijke Openbare Werken. 
  4. ^ Pincoffs, L. dkk. (1873). Spoorwegen op Java. Rotterdam: Commissie voor de Spoorwegen op Java. 
  5. ^ Dwi, Andhika. "Mako dan Rumdin Kapolres Kediri Kota Didatangi BPCB, Ada Apa?". detiknews (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-27. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  6. ^ Negara, Fadjrin Kurnia@Kementerian Badan Usaha Milik. "Kementerian BUMN". Kementerian BUMN (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-27. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  7. ^ "Website Resmi Pemerintah Kota Kediri". www.kedirikota.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-27. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  8. ^ Oktarisa, Y.M.; Antariksa; Ridjal, A.M. (2017). "Pelestarian Bangunan Stasiun Kereta Api Kediri" (PDF). Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur. 5 (1). Diarsipkan (PDF) dari versi asli tanggal 2018-11-01. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  9. ^ by. "Hoki dan Rezeki Logo Gudang Garam (4) | Jatimplus.id" (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-12-27. Diakses tanggal 2019-12-27. 
  10. ^ Riyanto, B. (2019). SIASAT MENGEMAS NIKMAT: Ambiguitas Gaya Hidup dalam Iklan Rokok Di Masa Hindia Belanda sampai Pasca Orde Baru 1925-2000. Yogyakarta: Lembaga Studi Realino. ISBN 9786025607615. 
  11. ^ Sri Margana,. Kretek Indonesia : dari nasionalisme hingga warisan budaya. Universitas Gadjah Mada. Jurusan Sejarah,, Pusat Studi Kretek Indonesia,. [Yogyakarta]. ISBN 978-602-1217-03-0. OCLC 893974635. 
  12. ^ Liputan6.com. "Suporter Arema Merusak Stasiun Kediri". liputan6.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-18. Diakses tanggal 2017-10-18. 
  13. ^ "Stasiun Kediri Diobrak-abrik Aremania". sepakbola. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-10-18. Diakses tanggal 2017-10-18. 

Pranala luar

(Indonesia) Situs resmi KAI dan jadwal kereta api

Stasiun sebelumnya   Lintas Kereta Api Indonesia Stasiun berikutnya
Susuhan
menuju Kertosono
Kertosono–Bangil Ngadiluwih
menuju Bangil
Pasarpaing
menuju Jombang
Jombang–Kediri Terminus