Jemaah Islamiyah

grup Islamis Sunni militan jihadis Salafi

Jemaah Islamiyah, kadang kala dieja Jamaah Islamiah adalah sebuah organisasi militan Islam di Asia Tenggara yang berupaya mendirikan sebuah negara Islam raksasa di wilayah negara-negara Indonesia, Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand dan Filipina. Pemerintah Amerika Serikat menganggap organisasi ini sebagai organisasi teroris, sementara di Indonesia organisasi ini telah dinyatakan sebagai "korporasi terlarang".[2]

Jemaah Islamiyah
PemimpinAbu Bakar Baasyir
Waktu operasi1993 – sekarang
Wilayah operasiAsia Tenggara
IdeologiIslamisme
Fundamentalisme Islam
Pan-Islamisme
Serangan terkenalPengeboman Hotel Marriott 2003
Pengeboman Jakarta 2009
Pengeboman Kedutaan Besar Australia 2004
Bom Bali 2002
Bom Bali 2005
Bom ITC Depok 2015
Pemenggalan siswi Kristen 2005
Pengeboman Malam Natal Indonesia 2000
Bom Bursa Efek Jakarta
Pengeboman konsulat Filipina 2000
Sekutu Taliban
al-Qaeda
LawanAustralia Australia
Brunei Brunei
Indonesia Indonesia
Malaysia Malaysia
Filipina Filipina
Singapura Singapura
Thailand Thailand
Amerika Serikat Amerika Serikat
Dicap sebagai organisasi teror oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa
 Argentina
 Australia
 Bahrain
 Kanada
 Indonesia
 Jepang[1]
 Malaysia
 Selandia Baru
 Britania Raya
 Amerika Serikat

Keberadaan organisasi ini disangkal oleh pemuka-pemuka agama dan para politisi seperti Hamzah Haz dan Amien Rais mengingat sulitnya memahami antara aksi dan tujuan yang hendak dicapai dari setiap aksi.

Menurut informasi intelijen, Jemaah Islamiyah mendapat bantuan keuangan dari kelompok teroris lain seperti Abu Sayyaf dan Al Qaeda. Jemaah Islamiyah berarti "Kelompok Islam" atau "Masyarakat Islam" dan dipemberitaan surat kabar disebut JI.

Kontroversi

Jemaah Islamiyah dicurigai melakukan aksi pengeboman Bali 2002 pada tanggal 12 Oktober 2002. Dalam serangan ini, pelaku bom bunuh diri dari Jemaah Islamiyah disebut-sebut menewaskan 202 orang melukai beberapa lainnya di sebuah klub malam di Bali.[3]

Lalu Jemaah Islamiyah juga melakukan teror bom di toilet lantai 2 mall ITC Depok, Jawa Barat. Hal ini membuat para pengunjung mall berlarian serta ketakutan. Polres Depok telah menyelidiki peristiwa ini dan menyatakan kalau ini ulah pelaku terorisme.[4][5]

Setelah serangan ini, Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyatakan Jemaah Islamiyah sebagai pelakunya dan menyatakannya sebagai Organisasi Teroris Asing. Jemaah Islamiyah juga dicurigai melakukan pengeboman Zamboanga, pengeboman Metro Manila dan pengeboman kedutaan besar Australia 2004 di Jakarta.

Sejarah

Menurut pernyataan intelijen, JI merupakan konfederasi beberapa kelompok Islam. Sekitar tahun 1969, dua orang, Abu Bakar Bashir, dan Abdullah Sungkar, dianggap melakukan operasi untuk mengembangkan Darul Islam, sebuah kelompok konservatif Islam. Abdullah Sungkar sudah meninggal, sedangkan Abu Bakar Bashir sendiri membantah keterlibatannya dengan JI dan menyatakan tidak tahu menahu tentang JI. Meskipun JI dituduh melakukan pengeboman di hotel JW Mariot, Jakarta, keterkaitan Abu Bakar Bashir dengan aksi itu dinyatakan tidak terbukti oleh pengadilan.

Bashir dan kawan-kawannya mendirikan radio untuk menyampaikan pengajian di Indonesia. Bashir juga mendirikan pesantren di Jawa. Motto dari pesantren itu adalah, "Hidup mulia atau mati mendapat surga."

Tanpa peradilan, Bashir dijebloskan ke penjara semasa pemerintahan Suharto karena dianggap membahayakan dan hidup di penjara selama beberapa tahun.

Selepas dari penjara, Bashir melarikan diri ke Malaysia pada tahun 1982. Dia menjadi guru mengaji di Malaysia dan mempunyai banyak pengikut di negeri itu. Saat inilah dia dianggap mendirikan Jemaah Islamiyah dan pengikutnya tersebar juga hingga ke Singapura dan Filipina.

Anggota JI membuat dan menyebarkan pamflet, tetapi tidak melakukan aksi teror. Bashir menyerukan jihad tetapi dia tidak mau melakukan aksi kekerasan.

Menurut cerita intelijen, Bashir bertemu Riduan Isamuddin, atau Hambali pada awal tahun 1990an di sebuah sekolah yang didirikan oleh Bashir. Bashir menjadi pemimpin politik dari organisasi itu sedangkan Hambali menjadi pemimpin militer.

Dikatakan pula bahwa Hambali menginginkan berdirinya kekalifahan Islam di Asia Tenggara, meliputi Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Brunei, dan Kamboja. Negara seperti ini mempunyai penduduk sekitar 420 juta (menurut data dari CIA World Factbook). Negara seperti ini akan memegang kendali Laut Tiongkok Selatan yang merupakan jalur perkapalan besar dan menjadi pintu gerbang sebagian Asia dan Samudera Hindia. Negara seperti ini juga mempunyai ruang udara yang besar dan merupakan kekuatan dagang besar yang melibatkan India, Afrika, dan Australia.

Dinyatakan bahwa JI pertama kali melibatkan dirinya sebagai kelompok sel teror yang menyediakan dukungan keuangan dan logistik bagi operasi Al-Qaida di Asia Tenggara. Hambali mendirikan perusahaan yang bernama Konsojaya untuk membantu pencucian uang guna mendukung rencana itu, termasuk mendukung Operasi Bojinka yang gagal pada tanggal 6 Januari, 1995.

Bashir kembali ke Indonesia pada tahun 1998, ketika pemerintahan Suharto tumbang, dan secara terbuka menyerukan jihad. Sedangkan Hambali bergerak di bawah tanah.

Pada tahun 2000, Hambali dianggap melakukan serangkaian pengeboman ke gereja-gereja kristen.

Menurut kesaksian seorang penerjemah di pengadilan, Pemerintah Amerika Serikat melalui duta besarnya, pernah meminta kepada pemerintahan Megawati untuk menangkap Bashir dan mengancam akan ada peristiwa jika hal itu tidak dilaksanakan. Megawati menolak karena tidak punya bukti untuk menangkap Bashir.

Ketika kemudian terjadi pengeboman Bali, JI dituduh melakukan hal itu. Peristiwa lain yang dianggap dilakukan oleh JI adalah pengeboman hotel Marriott di Jakarta.

Bashir ditangkap polisi Indonesia dan mendapat hukuman karena dituduh menghasut dan memberi inspirasi bagi perbuatan teror.

Namun Bashir kembali di bebaskan karena tidak terbukti bersalah

Hambali ditangkap di Thailand pada tanggal 11 Agustus 2003.

Seorang pria kelahiran Inggris berkebangsaan Australia bernama Jack Roche mengaku menjadi bagian dari rencana JI meledakkan kedutaan besar Israel di Canberra, Australia pada tanggal 28 Mei 2004. Dia dihukum 9 tahun penjara pada tanggal 31 Mei. Pria ini mengaku bertemu dengan Osama bin Laden di Afganistan.

JI dicurigai melakukan pengeboman di kedutaan besar Australia di Jakarta pada tanggal 8 Sep 2004 yang menewaskan 11 orang Indonesia (tidak ada orang asing yang tewas) dan melukai lebih dari 160.

Jamaah Islamiyah wilayah Asia Tenggara

Struktur organisasi JI wilayah Asia Tenggara [6]

  • Zarkasih - Amir
    • Bidang Dakwah
    • Bidang Tarbiyah
    • Bidahg Perbekalan
    • Abu Dujana - Bidang (militer)
      • Ishobah I - Solo (pusat dakwah)
      • Ishobah II - Semarang (dibasmi)
      • Ishobah III - Surabaya (dibasmi)
      • Ishobah IV - Jakarta (masih ada)

Referensi

  1. ^ "Implementation of the Measures including the Freezing of Assets against Terrorists and the Like". Ministry of Foreign Affairs of Japan. 5 July 2002. Diarsipkan dari versi asli tanggal 6 April 2013. Diakses tanggal 21 November 2013. 
  2. ^ "Jemaah Islamiah declared 'forbidden'", The Age, 22 April 2008
  3. ^ "Bali bombs 'were suicide attacks'" (dalam bahasa Inggris). 2005-10-02. Diakses tanggal 2021-11-01. 
  4. ^ "Ledakan di ITC Depok Berasal dari Toilet Pria". VIVA.co.id. Eko Priliawito, Zahrul Darmawan. Diakses tanggal 23 Februari 2015. 
  5. ^ "Benda Mencurigakan Meledak di ITC Depok". BeritaSatu.com. Bayu Marhaenjati. Diakses tanggal 23 Februari 2015. 
  6. ^ Koran Tempo 16 Juni 2007

Lihat pula

Pranala luar