Keramik
Keramik adalah paduan dari unsur logam dan bukan logam. Awalnya, keramik banyak digunakan untuk membuat cangkir dan ubin. Saat ini, keramik banyak digunakan sebagai bahan pembuatan busi, isolator listrik, dan bahan baku alat cetak. Keramik mampu dipakai pada temperatur tinggi. Keramik dapat dibedakan menjadi keramik tradisional dan keramik industri. Dalam rumah tangga, keramik tradisional menjadi bahan pembuatan cangkir, ubin, tembok dan roda gerinda. Sedangkan keramik industri dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan turbin, komponen otomotif dan pesawat ruang angkasa. Material dasar dari keramik yang paling tua adalah lempung. Sedangkan material dasar modernnya adalah koalin, rijang dan felspar.[1]
Penamaan
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
Kamus dan ensiklopedia tahun 1950-an mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselen, dan sebagainya. Tetapi saat ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat. (Yusuf, 1998:2).
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada lingkungan geologi di mana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Klasifikasi keramik
Pada prinsipnya keramik terbagi atas:
Keramik tradisional
Keramik tradisional yaitu keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam, seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Keramik halus
Fine ceramics (keramik modern atau biasa disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam, seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll). Penggunaannya: elemen pemanas, semikonduktor, komponen turbin, dan pada bidang medis. (Joelianingsih, 2004)
Sifat Keramik
Sifat yang umum dan mudah dilihat secara fisik pada kebanyakan jenis keramik adalah britle atau rapuh, hal ini dapat kita lihat pada keramik jenis tradisional seperti barang pecah belah, gelas, kendi, gerabah dan sebagainya, coba jatuhkan piring yang terbuat dari keramik bandingkan dengan piring dari logam, pasti keramik mudah pecah, walaupun sifat ini tidak berlaku pada jenis keramik tertentu, terutama jenis keramik hasil sintering, dan campuran sintering antara keramik dengan logam. sifat lainya adalah tahan suhu tinggi, sebagai contoh keramik tradisional yang terdiri dari tanah liat, flint, dan feldspar tahan sampai dengan suhu 1200 °C, keramik hasil rekayasa seperti keramik oksida mampu tahan sampai dengan suhu 2000 °C. Kekuatan tekan tinggi merupakan sifat yang membuat penelitian tentang keramik terus berkembang.
Referensi
- ^ Manurung, Vuko A. T. (2016). Ilmu Material untuk Otomotif (PDF). Jakarta: Politeknik Manufaktur Astra. hlm. 66. ISBN 978-602-71320-1-6.