Patanyamang, Camba, Maros

desa di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

4°52′37″S 119°47′40″E / 4.8769555°S 119.7943407°E / -4.8769555; 119.7943407

Patanyamang
Negara Indonesia
ProvinsiSulawesi Selatan
KabupatenMaros
KecamatanCamba
Kode pos
90562[1]
Kode Kemendagri73.09.02.2006 Edit nilai pada Wikidata
Luas27,91 km² tahun 2017
Jumlah penduduk1.304 jiwa tahun 2017
Kepadatan46,72 jiwa/km² tahun 2017
Jumlah RT9
Jumlah RW3
Peta
PetaKoordinat: 4°52′18.66″S 119°49′48.72″E / 4.8718500°S 119.8302000°E / -4.8718500; 119.8302000


Patanyamang (Lontara Bugis: ᨄᨈᨎᨆ, transliterasi: Patanyamang; Lontara Makassar: ᨄᨈᨐᨆ, transliterasi: Patanyamang) adalah nama sebuah desa yang berada di wilayah Kecamatan Camba, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan, Indonesia. Desa Patanyamang berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swakarya. Desa Patanyamang memiliki luas wilayah 27,91 km² dan jumlah penduduk sebanyak 1.304 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 46,72 jiwa/km² pada tahun 2017. Pusat pemerintahan desa ini berada di Dusun Lalabata. Jarak desa ini dari Cempaniga yang merupakan ibu kota Kecamatan Camba adalah sekitar 15 km.

Patanyamang merupakan salah satu Desa penyangga dari Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung,[butuh rujukan] wilayah Desa Patanyamang sendiri dikeliling langsung oleh wilayah zonasi Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung. Beberapa wilayah Patanyamang yang termasuk dalam kawasan TN Babul adalah Padang Loang atau biasa juga disebut oleh masyarakat sekitar dengan sebutan Lembang Lohe,[butuh rujukan] daerah ini berbatasan dengan Kecamatan Mallawa dan Pangkajene, dan juga termasuk dalam zona konservasi alam.[butuh rujukan]

Sejarah

Etimologi

Penamaan "Patanyamang" berasal dari kata "Patangnyamang" dari bahasa Dentong yang terdiri dari dua kata dari bahasa asal yang digabungkan sehingga membentuk kata baru. Adapun dua unsur kata tersebut, yaitu "patang" artinya memiliki dan "nyamang" artinya rasa nyaman. Menurut sejarahnya, pada zaman sebelum kemerdekaan Patanyamang adalah sebuah kampung yang berada di bawah kekuasaan Kerajaan Gowa. Pada waktu itu keturunan Raja Gowa hijrah mencari tempat yang aman. Menurut cerita orang terdahulu, setelah mendiami kampung ini mereka merasa aman dan hidup damai, sehingga dijuluki "Patangnyamang" yang mengandung arti kampung yang memiliki kenyamanan. Dahulu kampung ini dipimpin oleh seorang yang bergelar "Karaeng" dan terdapat pula sebuah rumah besar yang namanya "Saraja".

Perubahan sejarah penting terjadi pada tahun 1958. Di saat itu, Kampung Patangnyamang berubah nama menjadi Desa Patanyamang.[butuh rujukan]

Inovasi desa

Berawal dari ketiadaan listrik PLN dan penggunaan obor/sulo dimalam hari, serta mahalnya minyak tanah saat itu. Warga Desa Patanyamang bertekad memiliki listrik sendiri. Pada Tahun 2004, berkat bantuan berbagai pihak serta peran serta masyarakat, Desa Patanyamang mampu menghadirkan Pembangkit Listrik Tenaga Micro Hidro (PLTMH) dengan daya 24 kwh, dan mampu mengalirkan listrik ke 150 rumah warga. Tahun 2007 dilaksanakan pengembangan tahap kedua dengan kapasitas 40 kwh dengan kemampuan mengalirkan listrik sebanyak 300 rumah warga untuk penerangan.

Pada Tanggal 9 April 2007, Pemerintah Desa Patanyamang yang saat itu di Pimpin oleh Drs. Nasruddin menerbitkan Peraturan Desa (Perdes) Tentang Pengelolaan, Pemeliharaan, dan Pengembangan Listrik Desa PLTMH untuk menertibkan admisitrasi dan tata kelola PLTMH, serta membentuk TIM Pengelola UPT demi kelancaran operasionalnya.

Saat ini, PLTMH tersebut masih berfungsi dengan baik meski umurnya sudah memasuki 17 tahun sejak dibangun.

Peralihan pemerintahan desa

Desa Patanyamang pada masa silam disebut koordinator dibawah wilayah pemerintahan Distrik Camba, Patanyamang pada saat itu terdiri dari beberapa kampung diantaranya Kampung Lalang Bata, Kampung Sahedatu, dan Kampung Bontotangnga yang dipimpin oleh seorang pemangku adat yang bergelar "Karaeng". Salah seorang pemangku adat dan pendiri kampung Patanyamang yang terkenal adalah Tjahung Karaeng Sikki. Kemudian pada Tahun 1958, Desa Patanyamang terbentuk dan untuk pertama kalinya dipimpin oleh H. Ahmad Bauzat Karaeng Tau yang berkedudukan di Lalang Bata dibawah wilayah Pemerintahan Kecamatan Camba, dan ketiga kampung tersebut diubah namanya menjadi Dusun Lalebata, Dusun Mangngai, dan Dusun Bontotangnga. Dan pada tahun 1982 untuk pertama kalinya diadakan Pemilihan Kepala Desa secara langsung dan yang terpilih pada saat itu adalah Tenrigau.

Kondisi geografis

 
Peta Desa Patanyamang pada tahun 1917

Topografi

Desa Patanyamang terletak pada wilayah dataran tinggi dengan ketinggian 430-750 mdpl.

Orbitrasi

Beberapa lokasi pada jarak orbitrasi atau pusat pemerintahan dari Desa Patanyamang adalah sebagai berikut:

  • Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan (Cempaniga): 15 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan kabupaten (Turikale): 64 km
  • Jarak dari pusat pemerintahan provinsi (Makassar): 94 km

Batas wilayah

Desa Patanyamang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Berbatasan
utara Desa Bentenge dan Desa Barugae (Kecamatan Mallawa)
selatan Desa Pattiro Deceng, Kelurahan Mario Pulana, dan Kelurahan Cempaniga
barat Desa Lanne dan Desa Bonto Birao (Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep)
timur Desa Padaelo dan Desa Barugae (Kecamatan Mallawa)

Kondisi demografis

Jumlah penduduk

Desa Patanyamang memiliki luas 27,91 km² dan penduduk berjumlah 1.401 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 50,20 jiwa/km² pada tahun 2021. Adapun rasio jenis kelamin penduduk Desa Patanyamang pada tahun tersebut adalah 91,13. Artinya, tiap 100 penduduk perempuan ada sebanyak 91 penduduk laki-laki. Berikut ini adalah data jumlah penduduk Desa Patanyamang dari tahun ke tahun:

Tahun Laki-laki Perempuan Rasio Jenis Kelamin Jumlah Rumah Tangga Total Penduduk (jiwa) Pertumbuhan Penduduk (jiwa) Kepadatan Penduduk (jiwa/km²) Referensi
2010 571 655 87,18 359 1.226 N/A 43,93 [2]
2011 572 656 87,20 360 1.228   2 44,00 [3]
2012 573 657 87,21 366 1.230   2 44,07 [4]
2013 578 665 86,92 372 1.243   13 44,54 [5]
2014 597 678 88,05 377 1.275   32 45,68 [6]
2015 603 682 88,42 382 1.285   10 46,04 [7]
2016 609 690 88,26 386 1.299   14 46,54 [8]
2017 614 690 88,99 382 1.304   5 46,72 [9]
2018 620 694 89,34 382 1.314   10 47,08 [10]
2019 625 697 89,67 N/A 1.322   8 47,37 [11]
2020 646 728 88,74 N/A 1.374   52 49,23 [12]
2021 668 733 91,13 453 1.401   27 50,20 [13]

Budaya masyarakat

Nilai-nilai budaya dan adat istiadat yang telah mengakar patut dicontoh dan ditumbuhkembangkan dimasa akan datang melalui simbol-simbol budaya, seperti pada acara:

a. Pesta perkawinan Proses perkawinan dimulai:

  1. A'manu'-manu', yaitu keluarga pihak laki-laki berkunjung ke rumah pihak perempuan untuk meminang gadisnya.
  2. Appanai Pesa'-pesa', yaitu pada hari yang telah ditentukan pihak keluarga "Bajuang Bunting Buru'nea" (calon pengantin laki-laki) berkunjung kembali ke rumah "Bajuang Bunting Bainea" (calon pengantin perempuan) untuk membuat kesepakatan dalam hal pesta perkawinan.
  3. Appanai' Roko', yaitu berselang beberapa hari setelah ada kesepakatan kedua belah pihak, kerabat keluarga dipimpin seorang "Tau Toata" (orang yang dituakan) berpakaian Baju Bodo, mengantar "Doi Ripanai" (uang belanja) ke rumah pihak perempuan dan selanjutnya membicarakan waktu pelaksanaan pesta perkawinan.
  4. A'lekka Paccing, yaitu pada waktu sore hari iringan dara-dara manis berpakaian Baju Bodo menuju "Saraja" mengambil "Paccing" dan Pemangku adat. Sebelum "Appaccing" terlebih dahulu dilaksanakan "Appakanretamma" pada mempelai laki-laki kemudian kepada mempelai perempuan. Sesudah "Appakanretamma" dilanjutkan "Barazanji/Assikkiri" dan "Appaccing" hanya dilakukan pada warga masyarakat golongan tertentu saja.
  5. A'jaga leko, yaitu pada malam hari sebelum dilaksanakan akad nikah, baik dirumah pengantin perempuan maupun pengantin laki-laki diadakan "a'jaka leko" disertai dengan acara "kacaping" diiringi lantunan lagu-lagu bersyair dalam bahasa Dentong, Makassar atau Bugis.
  6. Appa'nikka, yaitu pengantin laki-laki diantar kerumah pengantin perempuan untuk diakad nikah.
  7. Apparola, yaitu pengantin perempuan diantar kerumah pengantin laki-laki.

b. Upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. dilaksanakan di Masjid untuk umum. Pada hari itu masyarakat berbondong-bondong datang membawa bakul yang berisi makanan dan telur berwarna merah yang telah dihiasi sekaligus mendengarkan ceramah Sejarah Kelahiran Nabi Muhammad S.A.W. Dan bagi warga yang mampu biasanya dilaksanakan dirumah secara pribadi dan diakhiri dengan acara zikir/barazanji oleh tokoh-tokoh adat.

c. Upacara kelahiran, yaitu sebagai tanda kesyukuran atas kelahiran bayi maka proses dimulai dengan zikir dan barazanji sekaligus diiringi dengan pemotongan rambut, kemudian dilanjutkan dengan pemberian nama.

d. Tudang Sipulung pertanian Proses Tudang Sipulung dimulai:

  • Warga tani berdatangan pada tempat yang telah ditentukan dengan membawa "kampalo, apang, baje, dan onde-onde" (kue-kue tradisional) sebagai simbol "tolak bala" agar hasil pertanian berhasil tanpa gangguan hama.
  • Pemilihan "pinati" (pemandu tani).
  • Kesepakatan kapan turun sawah, varietas benih, menabur benih, dan waktu tanam.
  • Doa "tolak bala" yang dipimpin oleh tokoh agama dan tokoh-tokoh adat.

e. Mappadendang, yaitu wujud kesyukuran keberhasilan panen padi ditandai dengan acara Mappadendang, dimana pada malam hari masyarakat tani bersua di tanah lapang dengan membawa padi pulu yang masih muda. Padi tersebut digoreng sampai matang, selanjutnya dituangkan pada "lesung" yang telah disediakan dan ditumbuk oleh empat orang ibu-ibu secara berirama diiringi dua orang pria "pappa dekko". Setelah selesai ditumbuk dan dibersihkan maka disebutlah "Kappinang" yang siap disajikan untuk dimakan secara bersama-sama. Acara Mappadendang dilaksanakan sampai larut malam.

Pemerintahan

Pembagian wilayah administrasi

Dusun

Desa Patanyamang memiliki tiga wilayah pembagian administrasi daerah tingkat V (lima) berupa dusun sebagai berikut:

  1. Dusun Lalebata
    1. Kampong Beru
  2. Dusun Mangngai
  3. Dusun Bontotangnga

Rukun warga

Desa Patanyamang memiliki 3 wilayah pembagian administrasi berupa rukun warga (RW) sebagai berikut:

  1. RW 01 Dusun Lalebata
  2. RW 02 Dusun Mangngai
  3. RW 03 Bontotangnga

Rukun tetangga

Desa Patanyamang memiliki 9 wilayah pembagian administrasi berupa rukun tetangga (RT) sebagai berikut:

  1. RT 01/RW 01 Dusun Lalebata
  2. RT 02 Parangbugisi
  3. RT 03/RW 01 Kampong Beru Dusun Lalebata
  4. RT 04 Jebatu
  5. RT 05 Sahedatu/Sawedatu
  6. RT 06 Paranoang
  7. RT 07 Bontotangnga
  8. RT 08 Malakae
  9. RT 09 Galumparu

Daftar kepala desa

Berikut ini adalah daftar kepala desa Patanyamang dari masa ke masa:

No. Foto Nama Awal Menjabat Akhir Menjabat Keterangan Referensi
1 - Tjahung Karaeng Sikki - - Tokoh adat dan pendiri Kampung
2   H. Ahmad Bauzat Karaeng Tau 1958 1982 Kepala Desa Pertama
3   Tenri Gau Daeng Mangngatta 1982 1990 Kepala Desa Definitif
4 - Lakonta 1990 1991 Plt. Kepala Desa
5   Abdul Wahid P 1991 2000 Kepala Desa Definitif
6   Drs. Nasruddin Karaeng Ujung 2000 2013 Kepala Desa Definitif 2 Periode
7   Andi Saifullah, S.E. 2013 2016 Plt. Kepala Desa
8   Abdul Hasyim, B.Sc. 2016 6 September 2016 Plt. Kepala Desa
9   Faisal Hidayat, S.S., S.Pd. 6 September 2016 2019 Kepala Desa Definitif; Pemenang Pilkades Patanyamang 2016 [14][15]
10   Andi Saifullah, S.E. 2019 sedang menjabat Plt. Kepala Desa


Desa wisata

Tahun Nomenklatur Nilai Kategori Posisi ADWI Status Referensi
2021 Desa Wisata Patanyamang 35,00 Berkembang Terverifikasi Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Maros [16]
2022 Desa Wisata Patanyamang

APBD desa

Tahun 2020

  • Pendapatan: Rp 2.223.375.410,00[17]
  • Belanja: Rp 2.242.037.565,00[17]

Pendidikan

Daftar sekolah

  • TPA Al-Mubaraq, Kampong Beru Dusun Lalebata
  • TK Aisyiyah Bustanul Athfal Patanyamang, Dusun Lalebata
  • UPTD SD Negeri 59 Bontotangnga, Dusun Bontotangnga
  • UPTD SD Negeri 7 Patanyamang, Dusun Lalebata
  • UPTD SMP Negeri 32 Satap Mangngai, Dusun Mangngai

[18][19]

Organisasi kemasyarakatan

  • Karang Taruna Desa Patanyamang

Referensi

  1. ^ Kode Pos Desa Patanyamang
  2. ^ BPS Kabupaten Maros (2011-01-03). Kecamatan Camba Dalam Angka 2011. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  3. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-01-30). Kecamatan Camba Dalam Angka 2012. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  4. ^ BPS Kabupaten Maros (2013-09-26). Kecamatan Camba Dalam Angka 2013. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  5. ^ BPS Kabupaten Maros (2014-09-26). Kecamatan Camba Dalam Angka 2014. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  6. ^ BPS Kabupaten Maros (2015-10-31). Kecamatan Camba Dalam Angka 2015. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  7. ^ BPS Kabupaten Maros (2016-07-29). Kecamatan Camba Dalam Angka 2016. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  8. ^ BPS Kabupaten Maros (2017-09-26). Kecamatan Camba Dalam Angka 2017. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  9. ^ BPS Kabupaten Maros (2018-09-26). Kecamatan Camba Dalam Angka 2018. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  10. ^ BPS Kabupaten Maros (2019-09-26). Kecamatan Camba Dalam Angka 2019. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  11. ^ BPS Kabupaten Maros (2020-09-28). Kecamatan Camba Dalam Angka 2020. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  12. ^ BPS Kabupaten Maros (2021-09-24). Kecamatan Camba Dalam Angka 2021. maroskab.bps.go.id. BPS Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2022-04-04. 
  13. ^ "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 April 2022. 
  14. ^ "Bupati Maros Lantik 16 Kepala Desa Terpilih". maroskab.go.id. 6 September 2016. Diakses tanggal 29 Maret 2021. 
  15. ^ "Inilah Kepala Desa Terpilih Dalam Pilkades Serentak Di Maros". www.marosfm.com. 7 Agustus 2016. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-08-01. Diakses tanggal 29 Maret 2021. 
  16. ^ Jadesta Kemenparekraf RI. "Desa Wisata Patanyamang". jadesta.kemenparekraf.go.id. Diakses tanggal 9 April 2022. 
  17. ^ a b Pemerintah Daerah Kabupaten Maros (2020-03-08). Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Patanyamang Tahun 2020 (PDF). maroskab.go.id. Pemerintah Daerah Kabupaten Maros. Diakses tanggal 2021-06-20. 
  18. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI" (Daftar). www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2 Mei 2022. 
  19. ^ "Data Referensi - Kementerian Pendidikan & Kebudayaan RI: PAUD" (Daftar). www.referensi.data.kemdikbud.go.id. Diakses tanggal 2 Mei 2022. 

Lihat pula

Pranala luar