Dukun AS
Ahmad Suradji, populer dipanggil Dukun AS, juga dikenal dengan nama Nasib Kelewang, Datuk; (10 Januari 1949 – 10 Juli 2008) adalah seorang pelaku pembunuhan terhadap 42 orang wanita yang mayatnya dikuburkan di perkebunan tebu di Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang, Sumatra Utara dari tahun 1986 hingga 1997.
Ahmad Suradji | |
---|---|
Lahir | [1] Medan, Sumatera Utara, Indonesia | 10 Januari 1949
Meninggal | 10 Juli 2008[2] Kabupaten Deli Serdang, Indonesia | (umur 59)
Kebangsaan | Indonesia |
Nama lain | Dukun AS |
Pekerjaan | Petani |
Tahun aktif | 1986–1994[3] |
Dikenal atas | Pembunuhan berantai terhadap 42 orang wanita |
Profil
Ahmad Suradji terlahir 10 Januari 1949, Nama aslinya adalah Nasib. Karena sering menggunakan kelewang saat melakukan pencurian lembu di kawasan Stabat, ia pun dipanggil "Nasib Kelewang" oleh teman-temannya.[4] Nama "Ahmad Suradji" disandangnya setelah keluar dari penjara karena tersandung kasus pencurian lembu, sedangkan nama Datuk diberikan teman-temannya karena ia menikahi tiga kakak beradik kandung dan tinggal serumah.M Irfan Al-farizi
Sehari-hari Suradji bekerja sebagai petani. Ia hanya lulus SD dan mempunyai tiga orang istri dan sembilan anak. Pihak kepolisian pertama kali menemukan mayat salah seorang korban pada 27 April 1997, seorang wanita berusia 21 tahun bernama Sri Kemala Dewi. Seminggu kemudian, seorang saksi mengatakan bahwa pada hari Dewi menghilang, ia telah mengantarkan Dewi ke tempat tinggal Suradji. Polisi kemudian menemukan setumpuk pakaian dan perhiasan wanita di situ, di antaranya barang-barang milik Dewi. Suradjipun ditangkap.
Apakah Suradji sendiri mengaku bersalah tidak diketahui jelas. Ada sumber-sumber yang menyebut bahwa ia tidak mau mengaku, namun ada pula yang menyatakan bahwa ia telah mengakui perbuatannya. Dalam sebuah laporan, Suradji mengaku membunuh karena hendak menyempurnakan ilmu yang sedang dipelajarinya. Agar ilmunya sempurna, ia harus membunuh 70 orang wanita dan mengisap air liur korban. Ilmu ini sendiri ia dapati dari ayahnya saat ia masih berusia 12 tahun, meskipun perhatiannya terhadap ilmu tersebut baru mulai terasa saat ia mencapai usia 20 tahun.
Vonis mati dan eksekusi
Pada tahun 27 April 1998, ia divonis mati oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Lubuk Pakam karena terbukti bersalah melakukan pembunuhan terhadap wanita-wanita tersebut. Ia dieksekusi pada Kamis 10 Juli 2008, tepatnya pukul 22.00 oleh tim eksekusi Brigadir Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah (Polda) Sumatra Utara.
Kasus Dukun AS diangkat menjadi sebuah film dengan judul Misteri Kebun Tebu.
Referensi
- ^ "Kisah Dukun Suraji, Demi Kesaktian Telanjangi dan Bunuh 42 Wanita".
- ^ "Dukun AS Tewas Ditembus 3 Peluru".
- ^ "Sejarah Kekejian Dukun AS: Membantai 42 Perempuan demi 'Kesaktian'".
- ^ Warga Masih Meragukan Kuburan Dukun AS: Polisi akan Tindak Tegas Pelaku Perusakan Kuburan Dukun AS, Analisis,
Pranala luar
- (Indonesia) "Dukun AS Tewas Ditembus 3 Peluru"
- (Indonesia) "Dukun AS Siap Dihukum Mati"[pranala nonaktif permanen], diakses 12 Februari 2006
- (Indonesia) "Menolak Vonis Mati, Dukun AS Tetap Menampik Tuduhan Membantai 42 Wanita"[pranala nonaktif permanen], diakses 12 Februari 2006
- (Inggris) "Mourning in the Land of Magic"[pranala nonaktif permanen], diakses 12 Februari 2006