Pasoeroean Stoomtram Maatschappij

perusahaan asal Hindia Belanda

Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (1893-1969) adalah sebuah perusahaan kereta api swasta milik Hindia Belanda di Pasuruan yang bergerak di bagian trem untuk mengangkut hasil bumi berupa gula, teh, tembakau. Saat ini jalurnya berada di Daerah Operasi IX Jember.

Pasoeroean Stoomtram Maatschappij, N.V.
Ikhtisar
Kantor pusatHindia Belanda Pasuruan, Jawa Timur, Hindia Belanda
LokalKabupaten Pasuruan
Tanggal beroperasi1896–1969
PenerusKereta Api Indonesia
Teknis
Lebar sepur1.067 mm (3 ft 6 in)
Panjang jalur48,5 kilometer

Sejarah

 
Peta wilayah Pasuruan dan sekitarnya serta rute layanan beberapa perusahaan kereta api Hindia-Belanda saat itu termasuk Pasoeroean Stoomtram Maatschappij, Sumber : KITLv
 
Peta jalur trem uap milik PsSM yang mengarah ke Pelabuhan (Boom), De Bromo Constructie Winkel (sekarang PT.BOSTO) dan Warungdowo

Pasoeroean Stoomtram Maatschappij (PsSM) yang bergerak sebagai perusahaan kereta trem mengajukan konsensi kepada Pemerintah Hindia Belanda untuk membangun jaringan rel dengan latar belakang bahwa di daerah Pasuruan terdapat pabrik-pabrik gula yang kesulitan mengangkut hasil produksinya ke pelabuhan tempat mengekspor produk-produk hasil bumi. Pabrik-pabrik gula (suikerfabriek) tersebut antara lain, Sf. Kedawung, Sf. Bekasi Oost (Winongan), Sf. Gayam, Sf. de Goede Hoop (Pengkol), Sf. Pleret (sekarang ex pabrik Enbritex), Sf. Wonorejo, dan Sf. Alkmaar (Purwosari)[1] [2] [3]

Pembangunan lintas

Pada akhirnya konsesi tersebut diterima oleh Pemerintah Hindia Belanda. Maka dimulai pada tahun 1893, PsSM mulai membuka jaringan rel di seputar Pasuruan berbasis trem sebagai berikut.[4][5]

Jalur Segmentasi lintas Tanggal peresmian Panjang (km) Keterangan
Pasuruan–Warungdowo–Winongan Pasuruan–Warungdowo 21 Mei 1896 6 Ditutup pada tanggal 1 Februari 1988
Warungdowo–Bekasi (Winongan) 26 Maret 1897 10,5
Pasuruan–Pelabuhan Pasuruan (Boom) 27 Desember 1896 2 Dicabut Jepang pada tahun 1942/43.
Warungdowo–Alkmaar Warungdowo–Wonorejo 17 Maret 1899 11 Layanan KA penumpang telah ditutup mulai tahun 1932/1933 karena Depresi Besar, Jalurnya sendiri dibongkar pada tahun 1942 lalu dibangun kembali oleh DKA hanya sampai dengan Wonorejo, ditutup kembali pada tahun 1976.
Wonorejo–Bakalan 7 Juni 1897 4
Bakalan–Alkmaar 8 Mei 1900 4
Warung Dowo–Ngempit 1 Desember 1912 5 Ditutup pada tahun 1932

Armada

 
Lokomotif PsSM nomor 17 pada tahun 1900. Setelah dinomor ulang, lokomotif ini diberi nomor seri baru menjadi B16 11

Pada awal beroperasinya, perusahaan ini mendatangkan lokomotif trem uap buatan Backer & Rueb, Breda (seri B). Namun, pada saat digunakan untuk dinasan menarik rangkaian gerbong gula yang berat, lokomotif ini seringkali mengalami kehilangan daya (underpowered). Dikarenakan payahnya kinerja lokomotif tersebut, maka PsSM menariknya dari dinasan aktif pada tahun 1897.[6] Pada akhirnya, PsSM memesan 5 lokomotif uap tipe B16 nomor seri 08-12 dari Pabrik Hohenzollern Locomotive Works, Jerman pada tahun 1900, 2 lokomotif uap tipe C22 dari Cockerill pada tahun 1894 seri 01-02, untuk seri 03 pada tahun 1911 dan 1 lokomotif uap D12 (seri 01) dari Pabrik Hanomag, Jerman pada tahun 1921.

Trem dengan lokomotif uap ini memudahkan masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Pada saat itu, kehadiran trem dengan cepat mendapat sambutan baik dari masyarakat yang sebagian besar masih memanfaatkan transportasi tradisional, seperti kuda atau pedati. Di samping harga tarifnya yang cukup terjangkau, trem dianggap lebih cepat dibanding alat transportasi darat apapun saat itu.

Selain digunakan untuk menarik kereta penumpang, lokomotif ini juga digunakan untuk menarik gerbong barang yang berisi hasil bumi untuk diangkut ke pelabuhan. Trem dengan lokomotif uap ini digunakan untuk menarik rangkaian gerbong barang yang berisi gula.

Penutupan

Seiring dengan perkembangan zaman, perlahan-lahan secara berkala jalan rel buatan PsSM dinonaktifkan karena kalah bersaing dengan angkutan jalan raya, serta sarana dan prasarana yang sudah uzur. Tetapi ada juga yang dicabut semasa pendudukan Jepang. Pada dekade tahun 1970-1980-an, pembangunan jalan raya dilakukan secara besar-besaran bersamaan dengan maraknya angkutan jalan raya. Adapun tahapan penonaktifannya adalah sebagai berikut.[7]

  • Pasuruan–Boom (Pelabuhan) dicabut pekerja romusa Jepang pada tahun 1943/1944.
  • Warungdowo–Ngempit dicabut pekerja romusa Jepang pada tahun 1943/1944.
  • Warungdowo–Wonorejo dinonaktifkan pada tahun 1976.
  • Pasuruan–Winongan sempat dicabut pekerja romusa Jepang akan tetapi diaktifkan lagi mengingat masih banyak pabrik gula yang masih beroperasi. Tetapi mulai tanggal 1 Februari 1988 jalur ini kembali dinonaktifkan.

Galeri

Referensi

  1. ^ Subarkah, Iman (1992). Sekilas 125 Tahun Kereta Api Kita, 1867-1992. Perum Kereta Api. 
  2. ^ Santoso, Roesdi. Kereta Api dari Masa ke Masa. 
  3. ^ Oegema, J.J.G. (1982). De Stoomtractie op Java en Sumatra. Kluwer Technische Boeken B.V. 
  4. ^ Reitsma, S. A. (1920). Indische spoorweg-politiek. Landsdrukkerij. 
  5. ^ Weijerman, A. W. E. (1904). Geschiedkundig overzicht van het ontstaan der spoor- en tramwegen in Nederlandsch-Indië. Javasche Boekhandel & Drukkerij. 
  6. ^ de Bruin, Jan (2003). Het Indische spoor in oorlogstijd. Uquilar. ISBN 9789071513466. 
  7. ^ Nusantara., Tim Telaga Bakti; Indonesia., Asosiasi Perkeretaapian (1997). Sejarah perkeretaapian Indonesia (edisi ke-Cet. 1). Bandung: Angkasa. ISBN 9796651688. OCLC 38139980.