Melkisedek

Revisi sejak 25 Oktober 2022 22.38 oleh Kris Simbolon (bicara | kontrib) ((1) Tidak penting krn mmg Qur'an tdk mengenal Melkisedek. (2) Tidak sinkron, krn yg diklaim sbg Nabi Khidir di Qur'an malah sezaman dng Musa, sdgkan secara historiografi Alkitab, Melkisedek sezaman dng Abraham (jauh di atas). (3) Tidak valid, satu2nya yg menghubungkan scr serta merta antara Melkisedek dan Islam, hanya referensi Ismaili Gnosis, kelompok yg oleh Islam garis besar pun akan menolak diwakili olehnya.)

Melkisedek dalam bahasa Ibrani Malki-tsedeq yang artinya rajaku atau raja kebenaran.[1] Melkisedek adalah seorang raja di negeri Salem (atau disebut juga Yerusalem).[1] Namanya disebut 12 kali dalam 12 ayat di Alkitab: 1 kali dalam Kejadian 14:17–24, 1 kali dalam Mazmur 110:4, dan 10 kali dalam surat Ibrani (pasal 5-7).

Pertemuan Abraham dan Melkisedek — oleh Dirk Bouts, 1464–67

Dalam kitab Kejadian 14:17-24, diceritakan bahwa Melkisedek adalah seorang imam Allah yang Maha Tinggi. Sedangkan dalam Ibrani 7: 1–10, Melkisedek adalah:

  • Melkisedek adalah raja Salem dan imam Allah Yang Mahatinggi (ayat 1)
  • Ia pergi menyongsong Abraham ketika Abraham kembali dari mengalahkan raja-raja, dan memberkati dia (ayat 1)
  • Kepadanya Abraham memberikan sepersepuluh dari hasil jarahan yang diperoleh dari musuh-musuhnya (ayat 2)
  • Imam yang tidak didasarkan pada keturunan ("Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah" ayat 3)
  • Keimamannya tidak berawal dan berakhir ("harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan" ayat 3); keimamannya tetap abadi (tidak lahir dan tidak mati, "dan karena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi imam sampai selama-lamanya" ayat 3);
  • Keimamannya adalah sebuah kebenaran ("Menurut arti namanya Melkisedek (bahasa Ibrani: מלכי־צדק‎; mal-kî-tse-ḏeq) adalah pertama-tama raja kebenaran (tse-ḏeq; sedek)" ayat 2); dan
  • Keimamannya bersifat damai ("dan juga raja Salem (bahasa Ibrani: מלך שלם‎; me-leḵ shā-lêm), yaitu raja damai sejahtera (shā-lêm; shalom; syalom; salem)" ayat 2).

Di dalam Mazmur 110:4, menyatakan "Melkisedek" yang akan datang kemudian sebagai seorang raja keturunan Daud yang ditetapkan dengan sumpah Allah menjadi imam untuk selama-lamanya. Latar belakang penetapan ini terdapat dalam hal penaklukan Yerusalem oleh Daud kira-kira tahun 1000 SM.[1][2]

Berdasarkan hal itu Daud dan keturunannya menjadi ahli waris atas jabatan imam raja dari Melkisedek. Raja yang ditetapkan dengan cara demikian disebut oleh Yesus dan orang-orang sezaman-Nya sebagai Mesias, anak Daud (Markus 12:35). Kesimpulan ini diambil oleh surat Ibrani, yang mengembangkan temanya tentang keimaman Tuhan Yesus di sorga berdasarkan Mazmur 110:4, dengan penjelasan dari Kejadian 14:17-24; di situ Melkisedek tampil dan menghilang tiba-tiba tanpa keterangan tentang kelahirannya atau kematiannya, asal nenek moyangnya atau keturunannya, dalam suatu cara yang menjelaskan bahwa kedudukannya lebih tinggi dari Abraham, dan tanpa disebut-sebut dari keimaman keturunan Harun sebagai keturunan Abraham. Maka dengan itu ditetapkan bahwa keimaman Kristus lebih tinggi dari keimaman Lewi pada zaman Perjanjian Lama (Ibrani 5:6–11; 6:20–7:28).

Dalam perspektif Yahudi, sosok Melkisedek atau raja Shalem merujuk kepada seorang Imam Besar yang menjabat di masa Abraham yakni Sem, putra Nuh.[3]

l

Lihat pula

Referensi

  1. ^ a b c Melkisedek: Ensiklopedia Alkitab Masa Kini Jilid 1 A-L. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF. 1992. 50
  2. ^ Dianne Bergant, Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius. 2002. 423
  3. ^ Ginzberg, Louis, ed. (1909). The Legends of the Jews (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.

Pustaka

  • Kugel, James L. (1998). "Melchizedek". Traditions of the Bible: a guide to the Bible as it was at the start of the common era. Cambridge: Harvard University Press. hlm. 275–293. ISBN 0-674-79151-7.