Lapindo Brantas Inc.

perusahaan asal Indonesia
Revisi sejak 13 November 2022 08.38 oleh Bot5958 (bicara | kontrib) (Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes)

Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran minyak dan gas bumi di Indonesia.

PT Lapindo Brantas Inc.
Anak perusahaan dari Energi Mega Persada
IndustriMinyak dan gas bumi
GenrePerusahaan pertambangan
NasibDiteruskan oleh anak perusahaannya, Minarak Lapindo Jaya, untuk menyelesaikan ganti rugi akibat banjir lumpur panas Sidoarjo
Kantor pusat,
Tokoh kunci
Nirwan Bakrie, CEO
IndukEnergi Mega Persada
Situs weblapindo-brantas.co.id

Saham Lapindo Brantas dimiliki 100% oleh PT Energi Mega Persada melalui anak perusahaannya yaitu PT Kalila Energy Ltd (84,24 persen) dan Pan Asia Enterprise (15,76 persen). Saat ini Lapindo memiliki 50% participating interest di wilayah Blok Brantas, Jawa Timur, Indonesia. Selain Lapindo, participating interest Blok Brantas juga dimiliki oleh PT Medco E&P Brantas (anak perusahaan dari MedcoEnergi) sebesar 32 persen dan Santos sebesar 18 persen. Dikarenakan memiliki nilai saham terbesar, maka Lapindo Brantas bertindak sebagai operator.

Penjualan saham

Pada tanggal 20 September 2006, PT Energi Mega Persada Tbk (PT EMP) berencana menjual Lapindo Brantas Inc ke Lyte Limited, perusahaan yang berafiliasi ke Kelompok Usaha Bakrie. Akan tetapi penjualan ini tidak disetujui oleh Bapepam-LK dengan alasan manajemen Energi belum bisa memberi penjelasan apa penyebab insiden lumpur panas dan pihak mana yang harus bertanggung jawab.

Oleh karena itu, PT EMP mengalihkan rencana penjualan Lapindo Brantas ke pihak ketiga yang tidak berafiliasi dengan grup Bakrie sehingga tidak perlu meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dengan alasan tidak adanya benturan kepentingan, sebagaimana yang terjadi dengan penjualan kepada Lyte Limited,[1] maka pada tanggal 14 November 2006 kepemilikan saham PT EMP di Lapindo Brantas akhirnya dijual kepada Freehold Group Limited, sebuah perusahaan investasi yang berkedudukan di Kepulauan Virgin Britania Raya,[2] namun penjualan ini lalu dibatalkan Freehold pada 28 November 2006.[3]

Tahun 2007, EMP memutuskan tidak mengkonsolidasikan Lapindo Brantas Inc., Kalila Energy dan Pan Asia Enterprise ke dalam laporan keuangan mereka.

Semburan lumpur di Porong

Pada tanggal 26 Mei 2006, lumpur panas menyembur dari rekahan tanah yang jaraknya kurang lebih 200 meter dari sumur Banjar Panji-1 milik PT Lapindo Brantas di Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur, Indonesia. Semburan lumpur yang sampai dengan bulan Oktober 2006 belum berhasil dihentikan telah menyebabkan tutupnya tak kurang dari 10 pabrik dan 90 hektare sawah serta pemukiman penduduk tak bisa digunakan dan ditempati lagi. Banjir Lumpur panas selain mengganggu jadwal perjalanan kereta api dari dan ke Surabaya, juga menyebabkan jalan tol Surabaya-Gempol ditutup untuk ruas Gempol-Porong pada bulan Agustus 2006 sehingga menyebabkan kemacetan luar biasa di jalur Gempol dari dan menuju ke Surabaya. Jalur tol pengganti kini sudah dibangun yaitu Jalan Tol Gempol-Kejapanan dan Arteri Baru Porong untuk memperbaiki lalu lintas perekonomian di Jawa Timur, khususnya Surabaya.

Referensi

  1. ^ "Salinan arsip". Bisnis.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2007-03-11. Diakses tanggal 2006-11-15. 
  2. ^ [1]
  3. ^ [2]

Pranala luar