Pragaan, Sumenep

kecamatan di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur

Kecamatan Pragaan (Madura: Kecamatan Praghâ'ân; [kəcamatan ’praghɐʔɐn], Carakan: ꦏꦼꦕꦩꦠꦤ꧀ꦥꦿꦒꦃꦲꦤ꧀, Pèghu: كچامتن ڤراڮائن) adalah sebuah kecamatan dari kabupaten Sumenep, provinsi Jawa Timur, Indonesia. Berada di Pulau Madura, Kecamatan Pragaan memiliki 14 desa secara jumlah keseluruhan.

Pragaan
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Timur
KabupatenSumenep
Pemerintahan
 • Camat-
Populasi
 • Total66.395 jiwa
Kode Kemendagri35.29.11 Edit nilai pada Wikidata
Kode BPS3529010 Edit nilai pada Wikidata
Luas57,84 km² [1]
Kepadatan1.147 jiwa/km²
Desa/kelurahan14 Desa
Peta
PetaKoordinat: 7°5′43″S 113°39′40″E / 7.09528°S 113.66111°E / -7.09528; 113.66111

Wilayah Administratif

Pusat pemerintahan Kecamatan Pragaan terletak di Desa Pragaan Laok. Secara administratif Kecamatan Pragaan terdiri dari desa-desa sebagai berikut:

  • Kelurahan/Desa Aengpanas (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Jaddung (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Kaduara Timur (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Karduluk (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Larangan Pereng (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Pakamban Daya (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Pakamban Laok (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Pragaan Daya (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Pragaan Laok (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Prenduan (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Rombasan (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Sendang (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Sentol Daya (Kodepos: 69465)
  • Kelurahan/Desa Sentol Laok (Kodepos: 69465)

Desa Aeng Panas

Desa Aeng Panas berbatasan dengan Desa Prenduan di sebelah Barat, Desa Karduluk di sebelah Timur, di Utara berbatasan dengan Kec Guluk-Guluk, dan Selat Madura di sebelah Selatan. Nama Aeng panas berasal dari adanya sumber air panas (aeng panas dalam Bahasa Madura) yang muncul di desa ini. Aktivitas utama di desa ini adalah petani di bagian utara desa dan nelayan di bagian selatan, di samping ada yang memiliki usaha kerajinan kayu atau mebel. Kegiatan perdagangan di desa ini tidak terlalu menonjol. Dahulu terdapat pasar rakyat di desa ini, namun beberapa saat kemudian pasar pun berpindah. Dalam memenuhi kebutuhannya, penduduk desa ini banyak berbelanja ke arah barat di Desa Prenduan, ke arah timur di Desa Karduluk, atau di Desa Kapedi.

Desa Jaddung

Desa Jaddung terletak berbatasan dengan Desa Pragaan Laok di sebelah Timur dan Pakamban Laok dan Pakamban Daya di sebelah Barat. Desa jaddung menurut Kepala Desanya, Ahmad Ramoki, sangat berpotensi di dalam pembuatan minyak kelapa karena masyasrakat Desa Jaddung 70 prosen memiliki kebun kelapa. Untuk itu desa ini perlu ada peningkatan pelayanan masyarakat dalam pengembangan industri rumah tangga minyak kelapa. selain itu masih banyak potensi lainnya yang bisa kita dapat dari desa ini.

Desa Kaduara Timur

Tentang Desa Kaduara Timur

Desa Kaduara Timur sebenarnya berawal dari cerita pesanggerahan. Konon, desa Kaduara Timur dulu terdapat pesanggerahan yang sekarang menjadi dusun Panggulan. Pesanggerahan itu terkenal dengan Sarangĝâân. Tempatnya di tapal kuda perbatasan antara Pamekasan – Sumenep. Pesanggrahan ini sering dijadikan tempat peristirahatan Raden Arya Wiraraja. Karena pesanggerahaan ini di apit oleh dua arah, maka terkenallah nama Duarah. Artinya, pesanggerahan yang diapit oleh dua arah/daerah, arah pertama adalah timur. Maka dinamai dengan Duarah Timur (sekarang: Kaduara Timur) yang masuk kabupaten Sumenep. Sedangkan arah satunya, arah Barat, jadilah Duarah Barat (sekarang: Kaduara Barat) dengan kabupatennya Pamekasan.

Kaduara Timur, membawahi 4 dusun:

1. Dusun Panggulan, Kampung ini dekat dengan pesanggerahan Raden Arya Wiraraja. Dulu, dusun Panggulan dijadikan tempat peperangan melawan penjajah dengan senjata tradisional yang terkenal dengan istilah “Tanduèn Keong” pilot penggeraknya bernama Muzanni.

3. Dusun Pesisir (Barat dan Timur), berada di daerah pesisir pantai Selat Madura. Dusun Pesisir Barat di komandani oleh Junaidi, S.Pd.I dan dusun Pesisir Timur dikomandani oleh As'ari Basri.

4. Dusun Gunung, wilayah ini menempati daerah pegunungan. Maka disebutlah Dusun Gunung. Kepala Dusunnya bernama Wasis.

Desa Kaduara Timur merupakan salah satu desa yang menyimpan sejarah/historis Keraton Sumenep. Desa paling barat di kecamatan Pragaan sekaligus Pintu Gerbang Kota Sumenep. Desa Kaduara Timur merupakan barometer kesuksesan dan keasrian kabupaten Sumenep. Hal ini, dikarenakan Kaduara Timur merupakan pintu gerbang menuju Sumenep dan isinya. Selain itu, masuk pertama kali ke Kaduara Timur, seluruh wisatawan lokal dan asing akan disuguhi dengan sumber air belerang. Satu-satunya wisata yang masih asri dan belum terjamah, sehingga kemurnian dan khasiatnya akan terasa saat itu juga. Dengan demikian, untuk melanjutkan ke kabupaten Sumenep, telah sah dan mendapat semangat baru lagi. Sebab, Menurut, Sukardji, Mantan Kepala Desa Kaduara Timur - yang seluruh keluarganya pernah menjabat orang nomor 1 di desa itu - mengatakan, "Kalau orang baru mau ke Kota Sumenep, maka dia wajib istirahat dulu di sebuat tempat yang bernama pasanggrahan setelah itu dilanjutkan dengan ritual mandi di sumber belerang tersebut. Semua ini dilakukan agar orang baru itu dapat melewati daerah di kabupaten Sumenep dengan niat bersih dan hati yang suci". Adalah Sukirno Andi, S.Psi, Kepala Desa Kaduara Timur untuk yang kedua kalinya, menambahkan, "Kaduara Timur pernah disinggahi oleh Arya Wiraraja – Adipati Pertama Sumenep. Ini menandakan bahwa Kaduara Timur tempat pertama dan utama".

Mata pencaharian penduduk Kaduara Timur sangat beragam, tetapi didominasi oleh dua pekerjaan yaitu petani dan malen. Orang Kaduara Timur terkenal santun dan menjaga solidaritas sosial. Bisa dicerminkan dari kepribadian dan tutur sapa dan katanya saat bersua dengan orang luar bahkan orang asing sekalipun. Taraf pendidikan warga belajar di Kaduara Timur juga telah 98% telah mengenyam pendidikan formal dan keagaaman.

Agama yang dianut penduduk Kaduara Timur mayoritas Islam. Hal ini dibuktikan dengan semaraknya tempat-tempat ibadah. Namun, rutinitas warga Kaduara Timur, setiap malam Jum'at ba'da Maghrib, semua tempat ibadah berlomba-lomba mencari faedah sayyidul ayyam dengan membaca Yasin bersama, Mushalla yang satunya membaca tahlil untuk leluhur mereka. Sedangkan ba'da Isya'nya diisi dengan shalawat qiyam. Lain lagi ba'da Shubuhnya, mereka tadarus Al-Qur'an sampai awan di ufuk timur mulai terang. Sehingga ketentraman dan kesejukan desa Kaduara Timur terpancar alamiah dan naluriah ke pribadi dan karakter orang Kaduara Timur.

Sejarah Pemerintahan Desa Kaduara Timur

1. 1902 - 1909, Kepala Desa Sama', Masa penjajahan Belanda - Penekanan pemerintahannya masih dalam bidang perang melawan penjajah

2. 1909 - 1913, Kepala Desa Jama’ie, Masa penjajahan Belanda - Mulai ada inovasi, salah satunya adanya musyawarah desa

3. 1913 - 1961, Kepala Desa Sumorejo, Pra dan Pasca Kemerdekaan Republik Indonesia - Penataan perkampungan menjadi desa.

Wujud nyatanya adalah dibangunnya balai desa sebagai wadah.

4. 1961 - 1982, Kepala Desa Abdul Kadir, Era Soeharto - Membuka jalan desa Kaduara Timur hingga ke pelosok

5. 1982 - 1990 dan 1990 - 2008, Kepala Desa Sukardji, Era Reformasi - Pengerasan jalan, pengaspalan, rabat, paving, pasar desa,

pendidikan, dan irigasi

6. 2008 - 2013 dan 2013 - Sekarang, Sukirno Andi, S.Psi, meningkatkan pembangunan dan perekonomian desa sehingga menjadikan desa Kaduara Timur sebagai desa yang AMANAH. Agamis, Mandiri, Asri, Nyaman, Aman dan Harmonis

Letak Geografis Desa Kaduara Timur

3.1. Orbitasi

Jarak ke ibu kota kecamatan: 7 km

Lama tempuh ibu kota kecamatan: ¼ jam

Jarak ke ibu kota kabupaten: 40 km

Lama tempuh ibu kota kabupaten: 1 jam

3.2. Batas Desa

Sebelah Utara: Desa Kertagena Laok, Kadur Pamekasan

Sebelah Selatan: Selat Madura

Sebelah Timur: Desa Sendang / Desa Rombasan, Pragaan Sumenep

Sebelah Barat: Desa Kaduara Barat, Larangan Pamekasan

3.3. Luas Desa

Luas desa Kaduara Timur: + 235 Ha

Desa Karduluk

Desa Karduluk terkenal dengan sentra produk ukiran Madura. Ukiran Madura mempunyai gaya yang khas yang sangat disengaja menghindari motif atau bentuk binatang atau manusia. Ornamen yang mendominasi ukiran Madura adalah daun, sulur, bunga, dan buah. Salah satu jenis produk ukiran dari desa ini adalah kurungan ayam bekisar yang banyak dipasarkan ke daerah-daerah lain dan manca negara. selain itu karduluk juga memproduksi meuble alat alat pelengkap rumah seperti kusen, pintu berikut kaca dan lukisan dan pemsangannya, kemudian juga dilengkapi produksi lemari dan lipan dll, Selain ukiran dan meuble juga terkenal dengan makanan khas yang bernama Jhubâtâ, yang di produksi oleh beberapa home industri, salah satunya adalah home industri HARUM MANIS yang di kelola oleh Bu.sinab, berada di dusun Blajud. Desa Karduluk memiliki wilayah yang sangat luas terdiri dari 12 dusun. Salah satunya adalah dusun Bandungan terletak di ujung utara desa karduluk. Desa karduluk adalah salah satu desa yang penduduknya bisa di golongkan berpendidikan dan agamais mengingat banyaknya lembaga pendidikan yang berbasis pesantren, seperti yayasan An najah I yang menaungi LPI dari PAUD, TK, MI, MTS, MA dan PONPES AN NAJAH I, dan letaknya cukup strategis karena berada di pinggir jalan raya sumenep yang menjadi satu satunya akses jalan antara kota dan propensi, serta lembaga lembaga yang lain seperti AN NAJAH II AL HAYYAN yg letaknya di BANDUNGAN, berikut beberapa lembaga pendidikan di Desa Karduluk: 1. AN NAJAH I JLN RAYA KARDULUK MASJID AT TAQWA 2. AL HAYYAN AN NAJAH II BANDUNGAN 3. BAITUL ATIQ SOMANGKAAN

Desa karduluk sangat terkenal dengan ukirannya dan hasil kerajinan kayunya, seperti kursi, lemari, meja, tempat tidur. penduduk desa karduluk khususnya kaum pemuda di sana pada umumnya sudah bisa bekerja dan dapat menghasilkan uang sendiri secara pribadi. namun mereka tetap bersemangat dalam menempuh pendidikan, baik tingkat dasar, menengah bahkan sampai ke tingkat perguruan tinggi. kaum pemuda di desa karduluk khususnya kaum mahasiswa juga suka berorganisasi, terbukti mahasiswa karduluk mempunyai organisasi kemahasiswaan yatiu KMK (komunitas mahasiswa karduluk) dan juga IPNI (ikatan pemuda nurul Islam).

Desa Pakamban Daya

Desa Pakamban Daya adalah desa yang berpotensi dikecamatan pragaan,terutama dibidang pertanian dan wisata relegius.ambil saja contoh,didesa ini terdapat makam kiai hebat. sebut saja Kiai Agung Damar yang merupakan cikal bakal dari pondok pondok pesantren besar yang ada diwilayah sumenep dan pamekasan, desa ini juga memiliki masyarakat yang agamais dan sopan santun, karena di dalam didesa ini terdapat pesantren pesantren besar, seperti pondok pesantren panggung, ponpes Al Islah, Ponpes Al Hikmah, Ponpes Al Azhar, Ponpes Nurur Asrar, Ponpes k. musyaffa. ponpes k. sayuti. Ponpes Agung Damar belum lagi musholla musholla, jadi seratus persen masyarakat pakamban daya beragama Islam.

Desa Pakamban Laok

Desa Pakamban Laok terletak di sebelah Barat berbatasan dengan desa Sentol Laok dan Sentol Daya, Di sebelah Utara dengan Desa Pakamban Daya, sebelah Timur berbatasan dengan Desa Jaddung dan di Selatan berbatasan dengan Selat Madura. Di desa ini dilintasi oleh sungai Pakamban (Sungai Tambak Agung) yang membentang Utara Selatan. Di tengah Desa dekat dengan aliiran sungai terdapat sumber air yang sangat jernih dan sudah ada sejak zaman dahulu. Terutama pada bulan puasa biasanya sumber air bersih ini didatangi oleh penduduk desa dan bahkan dari berbagai desa di sebelahnya untuk sekadar berendam sambil menikmati beningnya air yang tidak pernah berhenti mengalir. Konon desa Pakamban berasal dari kata "akambang" (membersihkan mata agar kotoran hilang). Pada masa kerajaan Sumenep menurut kisah para penduduk desa akambang dilakukan oleh pangeran Jokotole untuk membersihkan mata kuda tunggangannya karena tertutup pasir selama menempuh perjalanan dari Majaphit ke MAdura. Maka sejak itu nama tempat ini dikenal dengan kata "pakambangan (pembersihan)" lalu menjadi Pakamban.menurut cerita lama bahwa pakamban laok itu brasal dri kata madura sendiri yaitu PANGAMBE'EN tentara maja pahit BUN LAOK yg juga sma arti dg pakamben daya yaitu PANGAMBE'EN tentara maja pahit bun dejeh/UTARA namun oleh orang madura sendiri dari turun temurun di ubah nama menjadi PAKAMBAN LAOK/PAKAMBAN DAYA. di Desa Pakamban Laok ada sebuah Pondok Pesantren Nurul Huda yang di Asuh Oleh KH. Moh. Raden Imron Syahruddin

Desa Pragaan Laok

Desa Pragaan Laok terletak berjejeran dengan desa Prenduan dilintasi oleh jalur transportasi darat yang menghubungkan Kota-kota di Madura dengan Kota lain di seluruh Jawa mulai Banyuwangi, Surabaya sampai ke Jakarta. Di sebelah Timur berbatasan dengan Desa Prenduan, sebelah Selatan dengan Selat Madura, sebelah Barat dengan Desa Jaddung dan sebelah Utara berbatasan dengan Pragaan Daya. Desa Pragaan Laok merupakan desa yang mulai tumbuh ramai akibat perkembangan desa Prenduan yang makin ramai. Terutama sejak tahun 1970-an sejak kepindahan keluarga H. Fathorrahman seorang saudagar yang sukses dan seluruh keluarganya ke desa ini. Beberapa infrasruktur Kecamatan yang semula terletak di Desa Prenduan kini dipindahkan ke Desa ini. Hampir semua kantor pemerintahan ada di desa ini. Pertama adalah Pasar Desa Prenduan, Kantor Kecamatan, Kantor Koramil, Kantor Dinas Pendidikan, KUA, Puskesmas dan Kantor Urusan Agama. Penanda desa yang paling menyolok sejak zaman dahulu adalah terdapatnya makam tua di pinggir jalan provinsi yang berupa gundukan tanah yang cukup tinggi dan Pohon asam tua yang sangat besar. Dahulu desa ini terkenal angker. Di desa ini juga terdapat sekolah dasar yang sudah tua sejak masa pemerintahan Belanda sampai kini masih terlihat kokoh yaitu SDN Pragaan Laok I dan telah meluluskan banyak pemuda desa yang telah berhasil dalam berbagai bidang. Selain itu di desa ini juga terdapat pondok pesantren yang terkenal yaitu Al-Amien putera dan puteri tepatnya di Dusun Mornangka sekalipun banyak orang lebih sering menyebut Al-Amien terletak di desa Prenduan. Mata pencaharian masyarakat Desa Pragaan Laok adalah petani, pedagang, petani garam dan petani tembakau merupakan andalan produk petani di desa ini.

Desa Prenduan

Terletak di sebelah timur desa Pragaan Lao', Kecamatan Pragaan. Secara Administratif Desa Prenduan terdiri dari 6 dusun yaitu: Paseser, Onggaan, Tamanan, Ceccek, Pao, Dusun Drusah dan Bataal. Secara geografis Prenduan terdiri dari dua karakter wilayah yaitu daerah gunung dan daerah pesisir. Daerah gunung oleh masyarakat setempat dikenal sebagai daerah onggaan. karena letaknya yang lebih tinggi. Terletak di bagian Utara Desa. Pada umumnya berupa lahan pertanian kering. Tanaman berupa jagung, kedelai, ketela pohon dan tembakau. Di sekelilingnya biasanya banyak ditanami poohon siwalan. Pohon yang menjadi andalan untuk bahan baku gula. Selain sering kali juga dimanfaatkan buahnya untuk makanan sejenis kolang-kaling. Selain itu onggaan juga lebih difungsikan sebagai makam yang membentang dari Barat ke Timur. Hal ini mungkin karena letaknya yang tinggi sebagaimana banyak dianutdalam sistem kepercayaan masyarakat Cina. Daerah Pesisir terletak di bagian selatan. Lahannya landai berpasir. Langsung berhubungan dengan selat Madura. Daerah ini sangat padat. Sejak zaman zaman dahulu daerah ini sudah menjadi daerah yang sangat penting. Di sepanjang pantai banyak berdiri rumah-rumah kuno peninggalan para juragan pribumi dan cina yang berhasil melaukukan perdagangan melalui perhubungan laut. Di tepian pantai banyak berjejer perahu nelayan yang umumnya milik para nelayan yang tinggal di daerah ini.

Penduduk

Agama

mayoritas penduduk pakamban laok beragama islam yang masih di pelopori oleh Ulama-ulama handal dan 'alim dalam mengatur tatanan penduduk,,

Kondisi Perekonomian

Perikanan

klo masalah perikanan mnurut Ir.ismail yg slalu aolenk mengatakan bahwa perairan di pkamban laok sudah di sedot oleh doc.oonk dan prof.dut bahlul,mka dri itu ikan2 mnjadi punah sbab orng tak bernurani tersebut.trims

  1. ^ Kesalahan pengutipan: Tag <ref> tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernama BPS Kabupaten Sumenep Archived2013-01-07 at archive.today