Kompas TV
Penyuntingan Artikel oleh pengguna baru atau anonim untuk saat ini tidak diizinkan. Lihat kebijakan pelindungan dan log pelindungan untuk informasi selengkapnya. Jika Anda tidak dapat menyunting Artikel ini dan Anda ingin melakukannya, Anda dapat memohon permintaan penyuntingan, diskusikan perubahan yang ingin dilakukan di halaman pembicaraan, memohon untuk melepaskan pelindungan, masuk, atau buatlah sebuah akun. |
Kompas TV adalah salah satu jaringan televisi swasta nasional di Indonesia yang berfokus pada konten berita.[4][5] Kompas TV dimiliki oleh KG Media, anak usaha Kompas Gramedia.
Kompas TV | |
---|---|
Jenis | Jaringan televisi |
Slogan | Independen | Terpercaya |
Negara | Indonesia |
Bahasa | Bahasa Indonesia |
Pendiri | Jakob Oetama |
Tanggal siaran perdana | 1 Agustus 2011 |
Tanggal peluncuran | 9 September 2011 |
Kantor pusat | Menara Kompas Lt. 6, Jalan Palmerah Selatan Nomor 21, Gelora, Tanah Abang, Jakarta Pusat Indonesia 10270 |
Wilayah siaran | Nasional |
Pemilik | KG Media |
Induk perusahaan | Kompas Gramedia |
Anggota jaringan | lihat #Jaringan siaran |
Tokoh kunci | Rikard Bagun (Direktur Utama) Lilik Oetama (Komisaris Utama) |
Format gambar | 1080i HDTV 16:9 (diturunkan menjadi 576i 16:9 untuk umpan SDTV) |
Satelit |
|
Kabel | First Media: 15 (SD), 417 (HD) |
IPTV |
|
Televisi internet |
|
Situs web | www |
PT Cipta Megaswara Televisi[1] | |
---|---|
Jakarta Pusat, DKI Jakarta Indonesia | |
Saluran | Digital: 24 UHF Virtual: 125 |
Slogan | Independen | Terpercaya |
Pemrograman | |
Afiliasi | Kompas TV (stasiun induk) |
Kepemilikan | |
Pemilik |
|
| |
Riwayat | |
Didirikan | 18 Agustus 2004[2] |
Siaran perdana | 7 November 2004 (sebagai Megaswara TV)[3] 28 Juni 2015 (sebagai Kompas TV, lihat #Sejarah) |
Bekas tanda panggil | Megaswara TV (2004–2010) MGSTV (2010–2013) TV Plus! (2013–2015) |
Bekas nomor kanal | 42 UHF (digital multipleks TVRI Jakarta) 40 UHF (digital multipleks Trans TV Jakarta) 25 UHF (analog) |
Makna tanda panggil | Kompas + TV |
Informasi teknis | |
Otoritas perizinan | Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia |
Pranala | |
Situs web | www |
Diluncurkan awalnya sebagai penyedia konten dengan acara-acara berbasis hiburan pada 9 September 2011, perlahan-lahan statusnya berubah menjadi sebuah jaringan televisi, dan sejak 2016 acaranya menjadi berbasis berita sampai saat ini. Nama Kompas TV diambil dari surat kabar papan atas yang dimiliki oleh Kompas Gramedia, yaitu harian Kompas.
Sejarah
Latar belakang
Keterlibatan Kompas Gramedia dalam industri penyiaran televisi telah dimulai sejak tahun 1996; saat harian Kompas membantu Indosiar dalam peliputan berita yang disiarkan dalam acara Fokus melalui 30% saham di perusahaan patungan PT Indomedia Wartatama.[6] Kerjasama tersebut berakhir saat perusahaan tersebut dibubarkan pada tahun 1999.
Bahkan, Kompas Gramedia sendiri sesungguhnya sudah memiliki niat untuk mendirikan televisi swasta miliknya sendiri sejak 1970-an.[7] Namun, baru setelah Reformasi bergulir, Kompas Gramedia bisa mewujudkan keinginannya dengan mendirikan jaringan televisi baru bernama TV7 di tahun 2001. Sejak saham TV7 dibeli oleh pihak Trans Corp yang berdiri di bawah kepemimpinan Chairul Tanjung pada tahun 2006, nama TV7 diganti menjadi Trans7. Saham Kompas Gramedia terhadap Trans7 menurun menjadi hampir setengah dari Trans Corp.
Kekurangberhasilan Kompas Gramedia dalam mengelola TV7 rupanya tidak menjadikan konglomerasi media ini "jera" masuk ke industri penyiaran televisi. Mereka rupanya menyadari, bahwa bisnis media cetak yang menjadi andalan mereka selama ini tidak bisa terus diandalkan di masa depan, ditambah "rasa menyesal" karena kurang siap dan sabar dalam mengelola televisi sendiri.[8][9] Maka, pada tahun 2008, Kompas Gramedia mendirikan sebuah perusahaan bernama PT Gramedia Media Nusantara yang awalnya akan disiapkan sebagai televisi berjaringan baru bernama Kompas Gramedia Televisi (KGTV) Network.[10][11] KGTV kemudian mulai menunjukkan kinerjanya dengan memproduksi beberapa acara bersama televisi lain.[12]
Rencana pendirian perusahaan penyiaran tersebut kemudian baru terealisasi pada 2011, dengan nama baru yaitu Kompas TV dan statusnya berubah menjadi penyedia konten (content provider) bagi sejumlah stasiun televisi lokal di berbagai daerah Indonesia. Nama "Kompas TV" awalnya digunakan oleh bagian Kompas.com yang berisi video-video berita/informasi ataupun menyiarkan peristiwa/acara secara langsung, yang bisa dikatakan sebagai "cikal-bakal" pendirian jaringan televisi ini.[13][14] Saat itu, Kompas TV dikonsepkan sebagai televisi yang bersifat "inspiratif, menghibur dan acaranya berkualitas".[15] Pasarnya ditargetkan sebesar 6% dari segala jenis penonton.[16] Dalam persiapan siaran Kompas TV, telah dibangun gedung lima lantai yang diresmikan pada 14 Juli 2011[17] dan studio berita yang diresmikan pada 6 September 2011.[18] Karyawannya berasal baik dari rekrutan baru maupun jurnalis harian Kompas.[19]
Awal siaran
Pada tanggal 1 Agustus hingga 8 September 2011, Kompas TV memulai siaran percobaan bersamaan dengan stasiun induknya KTV selama 19 jam setiap hari mulai pukul 05.00 hingga 00.00 WIB, yang kemudian diperluas ke 8 stasiun televisi di sejumlah daerah pada 30 Agustus 2011.[20] Selanjutnya, pada tanggal 9 September 2011, Kompas TV resmi diluncurkan dalam acara Simfoni Semesta Raya yang disiarkan oleh beberapa televisi lokal daerah jaringannya. Jakob Oetama mengungkapkan harapannya dalam peluncuran itu agar Kompas TV dapat "mencerahkan bangsa dan memperkaya manusia".[21] Walaupun demikian, kehadiran Kompas TV awalnya tidak mulus, karena menuai protes dari Komisi Penyiaran Indonesia (lihat #Kontroversi), sehingga pada tanggal 11 September 2011, Kompas TV mengubah logonya dengan menghilangkan tulisan "TV" pada logo tersebut. Namun, pada akhirnya tulisan tersebut kembali digunakan mulai 5 Oktober 2012 hingga 19 Oktober 2017. Kompas TV merupakan salah satu jaringan televisi pertama di Indonesia yang mengadopsi kualitas gambar beresolusi tinggi (High Definition), yang dahulu dinamakan Kompas HD.
Kehadiran Kompas TV di Jabodetabek awalnya menggandeng salah satu televisi lokal asal Banten bernama KTV yang bersiaran di 28 UHF. Namun, pada saat itu, KTV mendapat izin siaran di Serang, sedangkan siarannya dipancarkan dari Tangerang, sehingga sejak 19 Desember 2011, pemerintah memaksa KTV memindahkan pemancarnya.[22] Akibatnya, KTV (dan Kompas TV) sempat tidak bisa dinikmati di Jakarta, hingga akhirnya mendapat izin dan mengudara kembali pada 22 Juni 2012.[23][24] Syukuran atas kembali mengudaranya tersebut diadakan pada 28 Juni 2012 (menyamai hari lahir harian Kompas), dan tanggal itu sempat dijadikan hari jadi Kompas TV selama beberapa waktu[25][26] sebelum akhirnya kembali ke 9 September beberapa tahun kemudian.[27]
Demi mencegah hal tersebut terulang, di tahun 2014,[28] Kompas TV mengambilalih suatu stasiun televisi lokal asal Bogor bernama TV Plus! yang bersiaran di 25 UHF. Badan hukum TV Plus! (PT Cipta Megaswara Televisi) kemudian dijadikan sebagai pengelola dari Kompas TV dan induk dari jaringannya di seluruh Indonesia (sebelumnya, juga dilakukan upaya pembentukan badan hukum/usaha baru dengan nama PT Kompas TV Media Televisi dan mengurus izinnya, tetapi tidak terealisasi dan kemudian dijadikan badan hukum stasiun anggotanya di Gorontalo).[29][30] Sebenarnya, Kompas TV sejak 2012 secara formal telah mengadopsi sistem stasiun jaringan (lewat Kepmenkominfo No. 194/KEP/M.KOMINFO/04/2012 tanggal 9 April 2012), namun pada saat itu induknya ada di TVB (kini Kompas TV Jawa Tengah) yang berbasis di Semarang.[31]
Pada 28 Juni 2015, siaran Kompas TV di Jakarta resmi berpindah ke 25 UHF, sedangkan TV Plus! kembali mengganti namanya menjadi MGSTV yang bersiaran di kanal baru 32 UHF.[32][33] Dengan perpindahan frekuensi ini, diharapkan terjadi peningkatan kualitas siaran, sehingga Kompas TV bisa menaikkan rating-nya.[34] Sementara itu, berbeda dari KTV yang kemudian dipisahkan operasionalnya dan susunan acaranya, perlahan-lahan sejak 2014, anggota jaringan Kompas TV (kecuali RBTV di Yogyakarta) diubah namanya menjadi Kompas TV + nama daerah (seperti Kompas TV Surabaya dari sebelumnya BCTV), mengisyaratkan perubahannya menjadi sebuah jaringan televisi nasional dari sebelumnya yang hanya content provider.[35] Diperkirakan, pada 2016, terdapat 30 stasiun televisi lokal yang menjadi anggota jaringan Kompas TV.[36]
Awalnya, program Kompas TV lebih menekankan acara-acara hiburan, terutama yang bersifat mendidik dan melokal yang dirintis salah satunya oleh Indra Yudhistira. Karena itulah, tidak seperti jaringan atau stasiun televisi lainnya yang banyak berbasis sinetron, program di jaringan ini didominasi oleh acara dokumenter, gelar wicara, edutainment, kuis, dan lainnya. Walaupun demikian, Kompas TV juga memiliki porsi penayangan acara berita yang jauh lebih banyak dibanding jaringan televisi lain yang berbasis hiburan pada saat itu. Tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dari acara-acara tersebut, Kompas TV kemudian mencoba penayangan acara lain, seperti olahraga. Tercatat, pada tahun 2013, Kompas TV memegang hak siar Bundesliga (hanya musim 2013-2015) dan Serie A 2014–2015 lewat kerjasama dengan beIN Sports. Kompas TV juga pernah menayangkan ajang balap mobil Formula Satu (hanya musim 2012 dan 2013) lewat kerjasama Fox Sports dan hak siar kompetisi/turnamen olahraga lainnya seperti bulutangkis (di bawah bendera House of Badminton), voli, dan lain-lain.
Penegasan sebagai televisi berita
Memasuki Juli 2015 (setelah perpindahan frekuensi),[37] di bawah Rosiana Silalahi, Kompas TV perlahan-lahan mengubah pemrogramannya ke arah penayangan acara berbasis informasi dan berita, ditambah mengurangi acara hiburan. Pada akhirnya, di tanggal 28 Januari 2016, Kompas TV berfokus menjadi media berita dalam perhelatan Suara Indonesia sampai saat ini.[24][38][39] Perubahan ini didasari karena selama ini publik sudah kadung mengenal "Kompas" sebagai nama surat kabar (sumber berita), ditambah upaya sinergi bersama harian Kompas dan Kompas.com. Untuk memperkuat branding tersebut, pada 19 Oktober 2017, Kompas TV juga mengubah logonya dengan menghilangkan ikon "K" pada logo tersebut (sehingga mirip dengan harian Kompas) dan slogannya juga berganti menjadi "Independen | Terpercaya".[40] Ide penghilangan ikon "K" tersebut sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 2016, tetapi baru terealisasi setahun kemudian.[41]
Walaupun sudah menjadi televisi berita, Kompas TV tetap menayangkan beberapa acara hiburan, seperti Stand up Comedy Indonesia dan sejumlah program olahraga. Pada tanggal 29 Juli 2018, untuk pertama kalinya dalam sejarah, Kompas TV menjadi televisi nasional pertama yang menayangkan cabang olahraga elektronik secara gratis di Indonesia lewat siaran langsung Grand Final turnamen Mobile Legends Southeast Asia Cup 2018. Lalu, melalui kerjasama dengan Fox Sports dan Mola TV, Kompas TV akan menayangkan ajang balap motor internasional yaitu Kejuaraan Dunia Superbike mulai musim 2020 dan hanya menayangkan sesi balapan kedua saja.
Identitas
Logo
Logo pertama Kompas TV terdiri dari ikon "K" warna-warni dan tulisan "KOMPASTV" di sampingnya. Logo ikon "K" berwarna-warni (9 warna) tersebut menggambarkan unsur-unsur darat, laut, udara, dan makhluk hidup yang ada di bumi Indonesia, secara spesifiknya unsur tropis seperti laut, langit, kayu, hutan, dan lainnya atau ke-Bhinneka Tunggal Ika-an Indonesia yang begitu beragam namun bersatu dan terintegrasi secara harmoni. Komponen warna-warna tersebut berbentuk segitiga yang mengartikan energi, kekuatan, keseimbangan, hukum, ilmu pasti, agama dan dinamis. Bentuk segitiga berwarna ini terintegrasi dalam bentuk mirip huruf K, inisial dari Kompas, melambangkan integrasi keragaman dan keutuhan sebagai Inspirasi Indonesia. Nama "Kompas" juga mencerminkan brand parent-nya, harian Kompas yang merefleksikan tradisi jurnalisme yang kuat.[42]
Sejak 19 November 2017, Kompas TV telah menanggalkan logo lamanya dan menggunakan logo baru yang lebih sederhana, dipadukan dengan slogan "Independen | Terpercaya". Logo baru ini dibuat dengan tujuan bahwa Kompas TV dengan nama besar Kompas di dalamnya ingin menunjukkan citra sebagai televisi berita yang tergolong baru dengan tampilan yang lebih segar namun tetap terjaga independensinya serta dapat dipercaya masyarakat. Logo tersebut secara garis besar berbentuk persegi panjang dengan dua unsur warna yaitu biru dan merah dengan tulisan merek yang tertulis dengan tegas disertai dengan tagline yang menyatu di bawahnya, dengan makna berikut:
- Penulisan merek Kompas TV secara tegas dengan jenis font yang klasik merupakan tanda ketegasan tujuan Kompas TV tanpa embel-embel. Penulisan "KOMPAS" juga disesuaikan dengan penulisan "KOMPAS" pada harian Kompas, yang menandakan bahwa Kompas TV merupakan bagian dari harian Kompas, begitu pula sebaliknya.
- Penggunaan warna biru pada tulisan "KOMPAS" serta merah pada "TV" memiliki arti keberagaman namun satu warna.
- Slogan Independen | Terpercaya masing-masing memiliki arti tersendiri. "Independen" berarti kebebasan sebuah ruang redaksi tanpa intervensi pihak manapun, sementara "Terpercaya" yaitu Kompas TV selalu menyajikan berita yang dapat dijadikan acuan masyarakat untuk memperoleh informasi yang akurat, dan menjadi clearing house of information.[40]
Slogan
- Inspirasi Indonesia (9 September 2011-28 Januari 2016, digunakan kembali sebagai tema ulang tahun Kompas TV yang ke-11 pada tahun 2022)
- Berita dan Inspirasi Indonesia (28 Januari 2016-19 Oktober 2017)
- Independen | Terpercaya (19 Oktober 2017-sekarang)
Jaringan siaran
Jaringan terestrial
Kompas TV mulai mengudara secara luas pada tanggal 9 September 2011 melalui jaringan televisi lokal di daerah. Siaran stasiun televisi lokal tersebut terdiri dari 70% siaran yang direlai dari Kompas TV dan sisa 30%-nya merupakan siaran yang dikelola sendiri. Pada awalnya, Kompas TV menggandeng 9 televisi lokal, yaitu KTV (Jakarta), STV (Bandung), TVB (Semarang), BCTV (Surabaya), Mos TV (Palembang), Khatulistiwa TV (Pontianak), ATV (Malang), Makassar TV (Makassar), dan Dewata TV (Denpasar).[43] Direncanakan, kota-kota besar lain akan menyusul kemudian. Bahkan, sebagian besar kota sudah siap menyiarkan jaringan Kompas TV dengan membangun stasiun relai dan dalam tahap siaran percobaan, seperti di Yogyakarta, Purwokerto, Cirebon, dan kota-kota besar lain yang memiliki jaringan Kompas Gramedia atau disesuaikan dengan terbitnya koran Kompas di seluruh Indonesia. Seiring waktu, Kompas TV berhasil memperluas jangkauannya hingga ke seluruh Nusantara, dan tercatat kini telah mengudara dari Banda Aceh sampai Merauke.
Menurut data Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo), Kompas TV saat ini disiarkan melalui 36 stasiun televisi yang dimiliki oleh 29 perusahaan (termasuk stasiun dan perusahaan induknya),[30] dan menjangkau 29 dari 34 provinsi di Indonesia.
Berikut ini adalah transmisi Kompas TV dan stasiun afiliasinya (sejak berlakunya UU Penyiaran, stasiun TV harus membangun stasiun TV afiliasi di daerah-daerah/bersiaran secara berjaringan dengan stasiun lokal). Data dikutip dari IPP Kemenkominfo.[30]
Nama Perusahaan | Nama Stasiun | Daerah | Frekuensi Analog (PAL) | Frekuensi Digital (DVB-T2) | Nama Multipleksing Digital (DVB-T2)[44] |
---|---|---|---|---|---|
PT Cipta Megaswara Televisi | Kompas TV | DKI Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi | off air (25 UHF) | 24 UHF | SCTV Jakarta |
PT Bayanaka Multimedia Digital | Kompas TV Pekalongan | Brebes, Tegal, Pemalang, Pekalongan | off air (26 UHF) | 33 UHF | Indosiar Tegal |
PT Pratama Cipta Digital | Kompas TV Madiun | Madiun, Magetan, Ngawi, Ponorogo | off air(22 UHF) | 24 UHF | SCTV Madiun |
Kompas TV Palembang | Palembang | 60 UHF | 32 UHF | Indosiar Palembang | |
PT Oxcy Media Televisi | Kompas TV Jawa Timur | Surabaya, Lamongan, Gresik, Mojokerto, Pasuruan, Bangkalan | off air (40 UHF) | 29 UHF | SCTV Surabaya / SCTV Lamongan / SCTV Mojokerto |
PT Jember Mutiara Nunggal Resti | Kompas TV Jember | Jember, Bondowoso | 54 UHF | 27 UHF | SCTV Jember / SCTV Bondowoso |
Kompas TV Ambon | Ambon | off air (60 UHF) | 33 UHF | TVRI Bukit Greser | |
PT Syiar Media | Kompas TV Malang | Malang, Kota Batu, Probolinggo | 62 UHF | 28 UHF | SCTV Malang / SCTV Probolinggo |
PT Reksa Birama Media | RBTV | Yogyakarta, Bantul, Wonosari, Sleman, Wates, Solo | off air (40 UHF) | 32 UHF[45] | Indosiar Yogyakarta / Indosiar Solo |
PT Balakosa Media Digital | Kompas TV Kediri | Kediri, Pare, Kertosono, Jombang, Blitar, Tulungagung | 45 UHF | 30 UHF | SCTV Kediri |
PT Media Khatulistiwa Televisi | Kompas TV Pontianak | Pontianak | 39 UHF | 47 UHF | Indosiar Pontianak |
PT Borneo Television | Kompas TV Banjarmasin | Banjarmasin, Martapura, Marabahan | off air (46 UHF) | 33 UHF | SCTV Banjarmasin |
PT Mediatama Amrita Digital | Kompas TV Balikpapan | Balikpapan | 52 UHF | 35 UHF | SCTV Balikpapan |
Kompas TV Lampung | Bandar Lampung, Kota Metro | off air (62 UHF) | 42 UHF | NTV Bandar Lampung | |
PT Mahkota Ogan Sumatera | Kompas TV Sumsel | Kayu Agung, Ogan Komering Ilir | off air (52 UHF) | 32 UHF | Indosiar Lempuing |
Kompas TV Tenggarong | Tenggarong, Samarinda | off air (29 UHF) | 37 UHF | SCTV Samarinda | |
PT Kompas TV Aceh-Bangka | Kompas TV Bangka | Pangkal Pinang | 31 UHF | 36 UHF | RCTI Pangkalpinang |
PT Kompas TV Media Informasi | Kompas TV Kupang | Kupang | off air (58 UHF) | 29 UHF | TVRI Oben |
Kompas TV Medan | Medan | 59 UHF | 34 UHF | Indosiar Medan | |
PT Papua Sorta Televisi | Kompas TV Merauke | Merauke | off air (48 UHF) | 28 UHF | TVRI Merauke |
Kompas TV Sorong | Sorong | off air (30 UHF) | 28 UHF | TVRI Sorong | |
PT Alternatif Media Televisi | Kompas TV Riau | Pekanbaru | 59 UHF | 39 UHF | TVRI Pekanbaru |
PT Makassar Lintas Visual Cemerlang | Kompas TV Makassar | Makassar, Maros, Sungguminasa, Pangkajene | 23 UHF | 28 UHF | TVRI Makassar |
PT Kompas TV Media Televisi | Kompas TV Gorontalo | Gorontalo | off air (54 UHF) | 34 UHF | TVRI Gorontalo / TVRI Paguyaman |
PT Pasundan Utama Televisi | Kompas TV Jawa Barat | Bandung, Cimahi, Padalarang, Cianjur | off air (34 UHF) | 29 UHF | Indosiar Bandung |
PT Televisi Semarang Indonesia | Kompas TV Jawa Tengah | Semarang, Ungaran, Kendal, Demak, Jepara, Kudus | off air (47 UHF) | 33 UHF | Indosiar Semarang |
PT Andalan Utama Sukabumi | Kompas TV Sukabumi | Sukabumi | off air (30 UHF) | 38 UHF | Indosiar Sukabumi |
PT Televisi Antero Nusantara | Kompas TV Aceh | Banda Aceh | Off air(24 UHF) | 35 UHF | Indosiar Banda Aceh |
PT Televisi Tanah Liat Semesta | Kompas TV Purworejo | Purworejo, Kebumen | off air (59 UHF) | 33 UHF | Indosiar Purworejo |
PT Mediantara Televisi Bali | Kompas TV Dewata | Kota Denpasar, Singaraja | 23 UHF | 30 UHF | TVRI Bukit Bakung / TVRI Kintamani |
PT Swara Alam Kendari Televisi | Kompas TV Kendari | Kendari | 32 UHF | 36 UHF | SCTV Kendari |
PT Pacific Televisi Anugerah | Kompas TV Manado | Manado | 46 UHF | 29 UHF | TVRI Manado |
PT Batanghari Televisi Indonesia | Kompas TV Jambi | Jambi | 47 UHF | 44 UHF | TVRI Telanaipura / TVRI Sarolangun |
PT Bengkulu Televisi | Kompas TV Bengkulu | Bengkulu | 38 UHF | 31 UHF | Indosiar Bengkulu |
PT Sulteng Senegor Televisi | Kompas TV Palu | Palu, Donggala | 55 UHF | 38 UHF | SCTV Palu |
Satelit dan kabel
Sejak awal berdirinya, Kompas TV juga dapat disaksikan di televisi berlangganan (tanpa siaran lokal) berikut:
Kompas TV dapat juga disaksikan secara siaran gratis melalui parabola di satelit Telkom-4.
Acara
Sebagian besar acara Kompas TV adalah acara-acara berita dan faktual, dengan sedikit sisanya adalah acara hiburan.
Kompas adalah acara berita induk Kompas TV, yang terdiri dari beragam acara dari pagi hingga malam hari. Sapa Indonesia merupakan acara gelar wicara andalan yang tayang di pagi, siang dan malam hari.
Acara hiburan di Kompas TV di antaranya audisi Stand Up Comedy Indonesia dan Kata Kita.
Presenter
Direksi
Daftar direktur utama
No. | Nama | Awal jabatan | Akhir jabatan |
---|---|---|---|
1 | Bimo Setiawan | 2011 | 2018 |
2 | Rikard Bagun | 2018 | sekarang |
Direksi saat ini
Nama | Jabatan |
---|---|
Lilik Oetama | Komisaris Utama |
Rikard Bagun | Direktur Utama |
Rosianna Silalahi | Direktur Pemberitaan |
Andreas Tirtarianto | Direktur Teknologi |
Uncu Putra | Direktur Pemrograman |
Andreas Tirtarianto | Direktur Operasional |
Kontroversi
Kehadiran Kompas TV dipersoalkan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) melalui siaran pers tanggal 7 September 2011. Dalam siaran pers tersebut, KPI menilai Kompas TV belum memiliki izin sebagai lembaga penyiaran sehingga belum dapat mengatasnamakan diri sebagai badan hukum lembaga penyiaran. KPI juga berpendapat bahwa praktik sistem siaran berjaringan hanya dapat dilakukan pada sesama lembaga penyiaran yang telah memiliki Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) tetap, sementara Kompas TV bersiaran melalui sejumlah stasiun televisi lokal yang sebagian besar hanya memiliki IPP prinsip.
Logo Kompas TV pada layar televisi di sejumlah stasiun televisi lokal juga dinilai menyembunyikan/mengaburkan/memperkecil identitas atau logo stasiun televisi lokal tersebut, tidak sesuai dengan eksistensi dari stasiun televisi lokal tersebut yang telah cukup lama menempuh proses perizinan dengan semangat lokal yang perlu didorong.[46][47]
Kompas TV menanggapi siaran pers KPI tersebut dengan menegaskan bahwa Kompas TV hanya merupakan penyedia konten, sehingga yang memerlukan izin siaran adalah stasiun televisi lokal yang menjadi mitra siaran berjaringan di daerah.[48]
Isu pengambilalihan kepemilikan saham Dewata TV oleh Kompas TV membuat pihak KPID Bali mulai mengambil tindakan. Namun, itu tidak terbukti. Hanya saja, beberapa program Dewata TV mengalami penghapusan dan hanya disiarkan di jam-jam tertentu saja.[49] Namun, penayangan Kompas TV di Dewata TV membuat Dewata TV harus mengganti Izin Penyelenggaraan Penyiaran (IPP) dari status IPP prinsip yang hanya boleh dimiliki oleh stasiun televisi lokal Independen, menjadi IPP tetap.[50]
Referensi
- ^ 12 Maret, KompasTV Tayangkan Secara Langsung Debat Perdana Pilkada Jawa Barat
- ^ 5.2 Gambaran Umum Megaswara TV
- ^ SEKERIPSI BAB 1 SAMPE 3 (2) Rvisi (AutoRecovered)
- ^ Tweet Kompas TV mengenai sistem berjaringan (1 dari 2)
- ^ Tweet Kompas TV mengenai sistem berjaringan (2 dari 2)
- ^ Ishadi S.K. (2014). Media dan Kekuasaan: Televisi di Hari-hari Terakhir Presiden Soeharto. Jakarta: Penerbit Buku Kompas
- ^ Tempo, Volume 30,Masalah 12-18
- ^ Kompas Menjadi Perkasa Karena Kata
- ^ Media Power in Indonesia: Oligarchs, Citizens and the Digital Revolution
- ^ The Groove Bertemu Jubing dan Abdul di "Showcase"
- ^ Ikutan Audisi Penyiar Kompas TV Yuk!
- ^ Oh SCTV atau Oh KGTV?
- ^ Kompas.com “Reborn” 2008 dan Satu Jiwa Visi Jakob Oetama
- ^ Kompas TV Live Streaming Pelantikan Barack Obama
- ^ Company Profile KOMPAS GRAMEDIA TV (KGTV)
- ^ The Report: Indonesia, 2013 : Economy, Banking, Energy, Transport ...
- ^ Gedung Kompas TV Diresmikan
- ^ Studio Berita Kompas TV Diresmikan
- ^ Kompas TV Diperkuat Wartawan Kompas dan Pusat Informasi Kompas
- ^ KompasTV Mulai Dinikmati
- ^ Kompas TV Diluncurkan
- ^ Siaran KTV tak lagi bisa dinikmati warga Jabodetabek
- ^ KOMPAS Kembali ke Jakarta?
- ^ a b Suara Indonesia, Awal Baru Kompas TV
- ^ Ulang Tahun Ke-3, Kompas TV Bisa Disaksikan Lebih 100 Kabupaten/Kota
- ^ Kompas TV Adakan Syukuran Kembali Mengudara
- ^ Gelar Perayaan HUT KompasTV ke-9, KompasTV Siapkan Sejumlah Rangkaian Kegiatan Menarik, Yuk Intip!
- ^ Temen TVplus!
- ^ "Data Rekomendasi Perusahaan Televisi Siaran Tahun 2010-2014". data.jakarta.go.id. 10 November 2015.
- ^ a b c DAFTAR IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN TELEVISI YANG SUDAH DITERBITKAN OLEH MENTERI KOMINFO SAMPAI DENGAN NOVEMBER 2017
- ^ Putusan PTUN 119 2014
- ^ Testimone Presenter 25 UHF (Promo)
- ^ KOMPAS TV, ktv, dan tvPlus!
- ^ Hijrah frekuensi, KompasTV incar kenaikan rating
- ^ Akhirnya, Semua Jadi KOMPAS TV
- ^ Kompas TV Inspirasi Suara Indonesia
- ^ KOMPAS TV Perkuat Identitas sebagai TV Berita
- ^ Tahun Ini, Kompas TV Fokus Jadi Media Berita
- ^ Menengok Pola Acara KompasTV Setelah 1 Dekade
- ^ a b BAB IV. PEMBAHASAN STRATEGI BRANDING KOMPASTV sebagai TELEVISI. BERITA INDEPENDEN dan TERPERCAYA
- ^ KOMPAS TV 2016 ON AIR RE-BRAND
- ^ BAB IV
- ^ KompasTV Warnai Televisi Nasional
- ^ "Dashboard TV Digital". Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Diakses tanggal 23 Januari 2022.
- ^ Kompas TV, UHF 47 area Yogyakata & Solo Raya...
- ^ KPI: Kompas TV Tidak Punya Izin
- ^ "Legal Opinion Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Terhadap Kompas TV yang Bersiaran Pada Beberapa Stasiun Televisi Lokal di Sejumlah Daerah". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-11-19. Diakses tanggal 2011-09-10.
- ^ Kompas TV: Kami Content Provider, Tidak Perlu Izin Siaran
- ^ KPID Bali Sidak ke Kantor Dewata TV, Saham Dewata TV Tidak Dijual ke Kompas TV
- ^ Dewata TV Terima Izin Siaran Tetap