Pengepungan Szigetvár
Pengepungan Szigetvar atau Pertempuran Szigeth (bahasa Hungaria: 'Szigetvári csata', bahasa Kroasia: Bitka kod Sigeta, Sigetska bitka, bahasa Turki: Zigetvar Savaşı) adalah sebuah pengepungan Benteng Szigeth di Baranya(dekat perbatasan Hongaria/Kroasia sekarang) yang dihadang oleh garis terdepan Suleiman menuju Wina pada tahun 1566.[11] Pertempuran terjadi antara pasukan pembela Habsburg dibawah kepemimpinan Ban Kroasia Nikola Šubić Zrinski (bahasa Hungaria: Zrínyi Miklós), dan invasi tentara Utsmaniyah dibawah komando Sultan Suleiman yang Agung (Turki Utsmani:سليمان Süleymān).[11]
Siege of Szigetvár Battle of Szigeth | |||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
Bagian dari Perang Utsmaniyah–Habsburg dan Perang Utsmaniyah di Eropa | |||||||
Johann Peter Krafft: Serangan Nikola Šubić Zrinski dari benteng Szigetvár (1825) | |||||||
| |||||||
Pihak terlibat | |||||||
Tokoh dan pemimpin | |||||||
Nikola Šubić Zrinski † |
Suleiman I † | ||||||
Kekuatan | |||||||
2,300[3]–3,000[4] Orang Kroasia and Orang Hongaria[5][Note 2]
|
| ||||||
Korban | |||||||
Heavy;
|
Heavy; |
Setelah Pertempuran Mohács pada 1526, yang memecah kedaulatan Kerajaan Hongaria, Ferdinand I terpilih sebagai Raja Hongaria dan Kroasia, baik oleh bangsawan Hongaria maupun Kroasia.[12] Kejadian ini diikuti oleh serangkaian konflik Wangsa Habsburg dengan sekutu mereka, untuk melawan Kesultanan Utsmaniyah. Pada Perang Kecil di Hongaria, kedua belah pihak banyak kehilangan pasukan disebabkan banyaknya yang jatuh korban pada saat itu. Kampanye Turki Utsmani berhenti hingga penyerangan terhadap Szigetvár.[13]
Pada Januari 1566, Suleiman pergi berperang untuk terakhir kalinya.[14] Pengepungan Szigetvár terjadi dari 5 Agustus-8 September 1566, meskipun pengepungan tersebut menghasilkan kemenangan untuk Utsmaniyah, tetapi disisi lain banyak kekuatan yang hilang. Komandan kedua pihak itu meninggal sewaktu perang-Zrinsky meninggal di bagian akhir pertempuran dan Suleiman meninggal di tendanya oleh karena sebab alami.[6][Note 4] Meskipun pertempuran itu memberikan sebuah kemenangan untuk Utsmaniyah, kejadian ini membuat Utsmaniyah berhenti untuk menekan Wina pada tahun itu. Wina tidak terancam lagi hingga Pertempuran Wina pada tahun 1683.[6]
Pentingnya pertempuran dianggap begitu besar sehingga pendeta Prancis dan negarawan Kardinal Richelieu melaporkan itu dan menggambarkannya sebagai "pertempuran yang menyelamatkan peradaban."[3] Pertempuran ini masih terkenal di Hongaria dan Kroasia dan ini menginspirasi puisi kepahlawanan Hongaria, Szigeti veszedelem (bahasa Indonesia: Pengepungan Sziget) dan opera Kroasia, Nikola Šubić Zrinjski (opera) (bahasa Indonesia: Nikola Šubić Zrinski (opera))
Latar Belakang
Pada tanggal 29 Agustus 1526, pasukan Hongaria yang dipimpin oleh Lajos II dari Hongaria dikalahkan pada Pertempuran Mohács oleh pasukan Utsmaniyah yang dipimpin oleh Sultan Suleiman yang Agung.[15] Lajos terbunuh pada waktu pertempuran yang menyebabkan perpecahan kedaulatan Kerajaan Hongaria, sementara dia sendiri meninggal tanpa meningglkan ahli waris. Hongaria maupun Kroasia mulai bersengketa wilayah dengan klaim dari Habsburg maupun Kesultanan Utsmaniyah. Ferdinand I dari Wangsa Habsburg, saudaranya Karl V, Kaisar Romawi Suci menikah dengan saudara perempuan Lajos II[13] dan dipilih menjadi raja, baik oleh bangsawan Hongaria maupun Kroasia.[12][16][Note 5]
Takhta Hongaria menjadi subjek perselisihan antar dinasti Ferdinand maupun John Zápolya dari Transilvania. Suleiman telah berjanji untuk membuat Zápolya menjadi penguasa diseluruh Hongaria.[17] Ferdinand berangkat untuk menerapkan klaimnya di Hongaria dan menaklukkan Buda dari John Zápolya pada 1527, hanya untuk melepaskan kekuasaannya pada tahun 1529 ketika serangan balik Utsmaniyah dilucuti oleh Ferdinand dari seluruh perolehan teritorial selama 1527 dan 1528.[13] Pengepungan Wina tahun 1529 adalah usaha pertama Suleiman yang Agung untuk menaklukkan ibu kota Austria. Pengepungan ini mengisyaratkan puncak dari kekuatan Turki Utsmani dari ekspansi maksimal Utsmaniyah di Eropa Tengah.[13]
Perang Kecil di Hongaria
Perang yang terjadi di Hongaria dari tahun 1529-1552, dikenal dengan "Perang Kecil di Hongaria". Diikuti dengan ketidaksuksesan Suleiman pada Pengepungan Wina pada tahun 1529, Ferdinand meluncurkan serangan-balik pada 1530 untuk mendapatkan inisiatif. Serangan di Buda merupakan dorongan oleh John Zápolya, meskipun Ferdinand berhasil di tempat lain menaklukkan Gran dan benteng lain sepanjang Sungai Danube, yang merupakan sebuah perbatasan strategis yang penting.[13]
Catatan
- ^ Although the Turks won the battle, the outcome can be seen as a "pyrrhic victory", because of a heavy Turkish casualties and the death of Sultan Suleiman. Moreover, the battle delayed the Ottoman push for Vienna that year and suspended the Ottoman expansion in Europe.
- ^ The majority of the defenders were ethnic Croats, which is clearly mentioned in the only first-hand report of the siege, written in "Podsjedanje i osvojenje Sigeta" by Franjo (Ferenc) Črnko, Zrinsky's chamberlain, and one of the surviving soldiers from the battle. Later works "Vazetje Sigeta grada" (1573) by Brne Karnarutić, "Szigeti veszedelem" (1647) by Nicholas VII Zrinsky, and "Opsida Sigecka" (1647) by Peter Zrinsky, also prove that Croats were a majority among the defenders.
- ^ The number of 300,000 Ottomans mentioned by some chroniclers, is probably overestimated. There is some tendency by some historians to exaggerate these figures to overstate the bravery of the outnumbered defenders of Szigetvár. Although, on 1 May 1566, Suleiman did left Istanbul at the head of one of the largest armies he had ever commanded, the number of his forces was probably closer to 100,000 than to 300,000.
- ^ It is generally accepted that Suleiman died in his tent behind the siege lines from natural causes, before the Turks achieved victory. According to George F. Nafziger, Suleiman died of a heart attack when learned of his victory. According to Stephen Turnbull, several contemporary accounts, such as the ones used later by Nicholas VII Zrinsky for his epic, attribute Suleiman's death to Zrinsky's hand.
- ^ On 1 January 1527, the Croatian nobles at Cetin Castle unanimously elected Ferdinand, Archduke of Austria as their king, and confirmed the succession to him and his heirs. In return for the throne, Archduke Ferdinand, at Parliament on Cetin (bahasa Kroasia: Cetinski Sabor), promised to respect the historic rights, freedoms, laws, and customs the Croats had when united with the Hongarian kingdom and to defend Croatia from Ottoman invasion. (R. W. Seton -Watson:The southern Slav question and the Habsburg Monarchy page 18)
Referensi
Catatan Kaki
- ^ Kohn (2006), p. 47.
- ^ Lázár and Tezla (1999), p. 70.
- ^ a b Timothy Hughes Rare & Early Newspapers, Item 548456. Retrieved 1 December 2009.
- ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaLieber 345
- ^ Wheatcroft (2009), pp. 59–60.
- ^ a b c Turnbull (2003), p. 57.
- ^ Shelton (1867), pp. 82–83.
- ^ Elliott (2000), p. 117.
- ^ Tait (1853), p. 679.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaCoppée 562-565
- ^ a b Turnbull (2003), p. 56.
- ^ a b Corvisier and Childs (1994), p. 289
- ^ a b c d e Turnbull (2003), pp. 49–51.
- ^ Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamaTurnbull, Stephen 1699
- ^ Turnbull (2003), p. 49
- ^ Milan Kruhek: Cetin, grad izbornog sabora Kraljevine Hrvatske 1527, Karlovačka Županija, 1997, Karlovac
- ^ Turnbull (2003), pp. 55–56.