Aksara Records
Aksara Records adalah perusahaan rekaman yang berbasis di Jakarta, Indonesia yang berkonsentrasi pada musik-musik indie. Perusahaan ini didirikan oleh Hanin Sidharta dan David Tarigan pada tahun 2004. Ragam musik yang diusung oleh artis-artis yang bernaung di bawah label Aksara Records berpusat pada musik seperti ragam yang jarang dikenal di Indonesia seperti Electropop, Indie Pop, Indie Rock, dan Trip Hop.[1]
Aksara Records | |
---|---|
Perusahaan induk | Aksara Bookstore |
Didirikan | 2004 |
Pendiri |
|
Status | Ditutup (2009 - 2022), Aktif (2004 - 2009, 2022 - sekarang) |
Distributor | Independen |
Genre | |
Asal negara | Indonesia |
Lokasi | Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jakarta |
Pada awal 2009, beberapa hari sesudah Aksara Records merilis album kedua Efek Rumah Kaca yang berjudul Kamar Gelap, Aksara Records mengalami masalah finansial hingga pada akhirnya, perusahaan ini berhenti beroperasi pada Desember 2009.
Kemudian, sejumlah mantan karyawan Aksara Records, termasuk salah satu pendirinya, mendirikan perusahaan rekaman lain, Raksasa Records.
Latar belakang
Berdasarkan The Jakarta Post setelah wawancara dengan David Tarigan, Aksara Records diawali dari usahanya untuk mendokumentasikan perkembangan musik indie di Jakarta. Dari sini label rekaman ini berkembang sehingga sekarang telah menjalin hubungan dengan banyak artis Indonesia dan mancanegara. Rilisan pertama Aksara Records adalah album kompilasi JKT: SKRG (Jakarta: Sekarang) pada tahun 2004 yang menampilkan 12 grup musik indie dari Jakarta, seperti SORE, C'mon Lennon, The Upstairs. Album tersebut akhirnya mulai didistribusikan di Seattle, AS di mana musik grunge sangat populer, dan juga disiarkan di beberapa radio universitas di sana. Album ini kemudian mulai merambah ke sesama toko rekaman indie di Kanada dan Britania Raya, di mana Aksara Records telah membangun jaringan distribusi musik indienya.[2]
Prestasi pertama perusahaan ini didapat saat Tarigan diminta oleh Nia Dinata, produser film Janji Joni (2005) untuk menyusun lagu tema untuk film komedi remaja tersebut. Dengan publisitas yang mengikuti film Janji Joni, album tersebut akhirnya menjadi sebuah sukses besar. Menurut Tarigan, kesuksesan lagu tema Janji Joni juga sebuah indikasi bahwa secara material, label rekaman independen seperti Aksara dapat bersaing dengan label rekaman yang lebih besar.[2]
Daftar artis
Rilis kompilasi
- JKT:SKRG (2004) ~ Mendapat peringkat # 107 dalam daftar "150 Album Indonesia Terbaik" Majalah Rolling Stone Indonesia[3]
- Jakarta Movement '05 (2005)
- OST Janji Joni (2005)
- OST Berbagi Suami (2006)
- Jazz Masa Kini: The New Wave of Indonesian Jazz (2006)
- Mesin Waktu: Teman-Teman Menyanyikan Lagu Naif (2007)
- OST Quickie Express (2007)
Album artis internasional
Aksara Records memegang hak manufaktur dan distribusi beberapa album dari beberapa label rekaman mancanegara untuk penjualan di Indonesia, seperti Domino Records, Matador Records, Labrador Records, dan XL Recordings. Album-album tersebut antara lain:
- Dreams (2006) - The Whites Boy Alive (Jerman)
- In a Nutshell (2007) - Pelle Carlberg(Swedia)
- The Boy Who Couldn't Stop Dreaming (2007) - Club 8 (Swedia)
- The Eraser (2006) - Thom Yorke (Britania Raya)
- Time for Heroes: The Best of The Libertines (2008) - The Libertines (Britania Raya)
Catatan kaki
- ^ Profil Aksara Records rateyourmusic.com
- ^ a b "Aksara Records, the little label that could" Diarsipkan 2009-12-12 di Wayback Machine. - Kutipan artikel mengenai Aksara Records dan musik indie di Jakarta dari The Jakarta Post edisi Rabu, 19 Oktober 2005
- ^ Majalah Rolling Stone Indonesia. "150 Albums Indonesia Terbaik Sepanjang Masa". Edisi Desember 2007