Cardig Air
artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia. |
Cardig Air adalah perusahaan penerbangan dengan kantor pusat di Jakarta, Indonesia. Cardig Air mengoperasikan layanan kargo berjadwal di Asia dan Indonesia serta layanan charter ke berbagai tujuan domestik dan regional.
| |||||||
Didirikan | 2004 | ||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|
AOC # | 121-059 | ||||||
Penghubung | Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta | ||||||
Kota fokus | Jakarta | ||||||
Armada | 2 | ||||||
Tujuan | 10 | ||||||
Kantor pusat | Jakarta, Indonesia | ||||||
Tokoh utama | Simon Kennedy Nasution (CEO) | ||||||
Karyawan | 50 | ||||||
Situs web | https://en.casgroup.co.id/ |
Cardig Air memiliki dan mengoperasikan dua pesawat Boeing 737 Classic. Cardig Air mengoperasikan penerbangan kargo domestik ke enam destinasi di Indonesia. Setelah tahun 2018, Cardig Air mengoperasikan penerbangan internasional terjadwal meliputi Jakarta, Kota Ho Chi Minh, dan Shenzhen, serta penerbangan domestik terjadwal yang menghubungkan Jayapura dan Wamena. Pada tahun 2020, setelah pengambilalihan oleh sekelompok investor baru yang dipelopori oleh Bapak Dian Nasution, maskapai ini bertujuan untuk fokus terutama pada rute domestik.
Sejarah
Cardig Air didirikan pada bulan April 2004. Pada bulan Juli 2008, sekelompok investor menyuntikkan modal dan mengakuisisi saham mayoritas Cardig Air dari PT Cardig International. Manajemen baru mengganti Boeing 737-200C dengan Boeing 737-300Fs yang memiliki kapasitas lebih tinggi dan hemat bahan bakar.
Pada tahun 2008, Cardig Air menyewa dua pesawat 737-300Fs, yang tiba di Jakarta pada bulan Oktober 2008, dan memulai operasi untuk penerbangan berjadwal dan charter pada bulan Januari 2009. Pada tahun 2009, Cardig Air mendapatkan Sertifikasi Barang Berbahaya dari Kementerian Perhubungan Indonesia dan berhak mengangkut barang-barang berbahaya untuk penerbangan domestik.
Pada tahun 2011, Cardig Air dihapus dari daftar larangan terbang ke Eropa dan menjadikan Cardig Air sebagai salah satu maskapai penerbangan Indonesia yang diizinkan mengoperasikan penerbangan ke Eropa. Pada tahun 2012, Cardig Air menambah jumlah armada dengan 1 unit 737-300F.
Pada tahun 2016, Cardig Air mulai mengoperasikan rute China - Vietnam - Indonesia dan menjadi maskapai kargo Indonesia pertama yang mengoperasikan penerbangan berjadwal yang menghubungkan ketiga negara tersebut.
Pada tahun 2020, Cardig Air kembali beroperasi setelah beberapa tahun vakum. Cardig Air menerima dua Boeing 737 Classic yang sudah diubah menjadi pesawat kargo pada tahun 2020. Di tahun ini, Cardig Air hanya fokus melayani penerbangan kargo domestik.
Sepanjang perkembangannya, Cardig Air telah memperoleh banyak penghargaan di tingkat nasional dan tingkat internasional.
Tahun | Penghargaan | Pemberi Penghargaan |
2010 | Growth Excellence Aviation Company of the Year | Frost & Sullivan |
2011 | Excluded from European Union Ban | European Comission |
2012 | Top 3 Cargo Airline with Absolute Growth | Changi Airport Group |
2013 | Safety Approval on Transport Security Program “Armed Forces National Flag Cargo Carrier” | Australian Transport Security of Dept. of Infrastructure and Transport |
Tujuan
Cardig Air mengoperasikan layanan kargo berjadwal dan layanan charter.
- Indonesia
- Banjarmasin - Bandar Udara Syamsuddin Noor
- Jakarta - Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta Hub
- Kendari - Bandar Udara Haluoleo
- Makassar - Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin
- Medan - Bandar Udara Internasional Kualanamu
- Pekanbaru - Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II
- Palu - Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie
- Berau - Bandar Udara Kalimarau
- Aceh - Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda
Misi Kemanusiaan
Gempa di Padang
Pada tahun 2009, gempa 7,6 magnitudo mengguncang daerah dekat Kota Padang, Sumatera Barat, dan menyebabkan 1.195 orang tewas, serta 140.000 rumah dan 4.000 bangunan lainnya rusak. Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Cardig Air mengirimkan bantuan ke Padang selama hampir satu bulan untuk para korban gempa.
Banjir di Pakistan
Pada tahun 2010, banjir di Pakistan yang akibat hujan lebat menyebabkan lebih dari 2.000 orang tewas, kerusakan infrastruktur, dan kerusakan lahan pertanian. Banjir tersebut diestimasi mengakibatkan kerugian 43 miliar USD . Di bawah mandat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Cardig Air menerbangkan 15,5 ton paket bantuan kepada korban banjir di Pakistan.
Topan Pam di Vanuatu
Pada tanggal 13 Maret 2015, pulau Vanuatu diserang oleh badai terbesar yang pernah terjadi di Pasifik. Badai tersebut menyebabkan 75.000 orang kehilangan tempat tinggal dan setidaknya 15 orang tewas dalam badai tersebut. Di bawah mandat Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB), Cardig Air menerbangkan Boeing 737-300F untuk mengirimkan 15 ton paket bantuan yang terdiri dari uang tunai, persediaan makanan, suplemen, makanan bayi, dan bantuan lainnya ke Vanuatuan Capital di Port Villa.
Gempa di Nepal
Pada tanggal 25 April 2015, kota Kathmandu dilanda bencana gempa yang sangat besar. Gempa tersebut menyebabkan sekitar 9.000 orang tewas, ribuan korban luka-luka, dan lebih dari 600.000 bangunan di Kathmandu dan kota-kota terdekat lainnya rusak atau hancur. Di bawah mandat BNPB, Cardig Air bekerja sama dengan Angkatan Udara Indonesia dan Garuda Indonesia untuk menerbangkan 14 ton bantuan ke Kathmandu.
Armada
Armada terkini
Armada Cardig Air terdiri dari pesawat-pesawat berikut (pada Maret 2022):[1]
Pesawat | Dalam pelayanan |
---|---|
Boeing 737-300F | 1 |
Armada sebelumnya
Maskapai ini sebelumnya mengoperasikan pesawat berikut (pada Maret 2022):
- 2 unit Boeing 737-200F
- 4 unit Boeing 737-300F
- 2 unit Boeing 737-400F
Referensi
Pranala luar
- (Indonesia) Situs resmi Cardig Air Diarsipkan 2012-01-16 di Wayback Machine.