Sutan

Revisi sejak 23 Juni 2024 23.21 oleh Ryan Ikhsan R (bicara | kontrib) (Meluruskan makna, karena terdapat kesalahpahaman yang besar pada sebelumnya.)

Sutan merupakan nama kecil atau gelar dalam kebudayaan Minangkabau, adakala disingkat menjadi St..[1]

Sutan di Minangkabau adalah gelar yang sangat biasa, sangat lumrah. Di Minangkabau gelar Sutan diberikan kepada laki-laki Minang yang akan melepas masa lajangnya alias mau menikah yang biasanya diberikan oleh sang mamak dalam suku.

Etimologi

Tidak jarang terjadi kesalahpahaman pada orang Minang itu sendiri dengan menganggap kata sutan kemungkinan merupakan pergeseran penyebutan untuk Sultan dalam Bahasa Minang yang kemudian berubah tutur, dan anggapan itu sangatlah keliru. Ini juga terjadi pada kata puti yang mana mereka menganggap itu berasal dari putri (suatu panggilan untuk anak perempuan raja), padahal tidaklah begitu. Hal ini karena di antara orang-orang Minang menganggap demikian karena dalam kebiasaan masyarakat Minang tempo dulu, penyebutan huruf "r" dan "l" sering menghilang. Tak jarang huruf "r" bila di tengah sebuah "kata" berubah pengucapannya menjadi "gh","h" dan "l" atau menghilang.

Kata sutan dan puti yang disebutkan sebelumnya, merupakan gelar adat yang disematkan untuk orang-orang tertentu, seperti gelar sutan untuk yang mau melepas masa lajangnya, sesuai dengan pepatah Minang yaitu “ketek banamo, gadang bagala”. Maka demikian, tidak ada jenis perbedaan tingkatan antara gelar sutan dan puti seperti antara ayah dan anak, dan tentu anggapan keliru yang mengatakan sutan adalah sultan dan puti adalah putri tentu benar-benar suatu kesalahpahaman. Berdasarkan pepatah “Baradaik ka Pariangan, barajo ka Pagaruyuang”, tentu berbeda antara sutan dengan sultan dan juga puti dengan putri, karena tentu beda antara gelar adat dengan gelar bangsawan.

Mengenai sutan, ada pendapat lain dari seorang budayawan Minang, AA Navis, bahwa kata "sutan" berasal dari Bahasa Sanskerta "su" dan "tan" yang berarti baik, bagus dan orang, sehingga sutan bermakna orang baik, orang yang mulia.-->

Tokoh

Rujukan

  1. ^ Bishop, E. (1972). International co-operation in Orientalist librarianship. National Library of Australia for the Library Seminars Planning Committee. 

Lihat Pula