Duit
Duit (bahasa Belanda: duit, bahasa Jerman: deut) adalah mata uang jaman kolonial Hindia Belanda, 4 keping duit sama dengan satu stuiver. Untuk mencegah penyelundupan, Perusahaan Hindia Timur Belanda (VOC) memesan koin khusus dengan monogram yang timbul di atasnya. Hanya jenis koin tersebut yang valid digunakan di Indonesia. Duit juga pernah digunakan di beberapa bagian Amerika saat berada di bawah pemerintahan Belanda seperti New Amsterdam (sekarang New York) dan Suriname.
Sejarah
Istilah ini berasal dari nama salah satu uang koin logam yang digunakan dalam perdagangan di Belanda serta wilayah di barat Jerman yang berbatasan dengannya (Kleve dan Geldern) pada abad ke-17 dan ke-18. Indonesia, Malaysia dan beberapa wilayah di Amerika dan Afrika yang pernah berada di bawah pemerintahan VOC dan kolonial Belanda kemudian juga turut menggunakannya. Koin duit digunakan di Belanda sampai dengan tahun 1854.
Secara etimologis, kata duit/deut berasal dari kata bahasa Norse Kuno thveit yang artinya sejenis koin kecil, namun arti harfiahnya ialah "kepingan-kepingan".
Nilai
Menurut penggunaannya di Belanda, 8 duit setara dengan satu stuiver dan 160 duit setara dengan satu gulden. Umumnya koin duit dibuat dari tembaga, tetapi adapula yang dari perak dan emas.[1]
Ungkapan Belanda
Dalam bahasa Belanda, terdapat banyak ungkapan, peribahasa atau ucapan yang mengandung kata duit, antara lain:
- Een duit in het zakje doen (memasukan duit ke dalam saku), artinya "menyumbangkan sesuatu"
- Hij is een duitendief (ia adalah pencuri duit), artinya "ia sangat serakah"
- Hij heeft veel kak, maar weinig duiten (ia punya banyak sampah, tetapi sedikit duit), artinya "ia seorang pembual"
- Moed hebben als een schelvis van drie duiten (berani bagaikan ikan haddock/ikan asap tiga duit), artinya "menjadi takut/pengecut"
- Iemand van vier duiten weerom geven (mengembalikan empat duit kepada seseorang), artinya "menceritakan hal yang sebenarnya kepada seseorang"
Pengaruh
Peredaran terbesar koin duit Belanda adalah di Jawa, tetapi Ceylon dan Malabar juga mengedarkan koin tersebut. Karena satuan moneter tersebut tersebar luas di seluruh Kepulauan Melayu, kata duit akhirnya diserap ke dalam kosakata bahasa Melayu dan menjadi kata gaul untuk 'uang' selain wang (ejaan bahasa Melayu) dan 'uang' (ejaan bahasa Indonesia).
Duit juga disebut sebagai "penny New York" karena digunakan sebagai alat pembayaran di New Amsterdam (kemudian New York) selama bertahun-tahun hingga kekuasaan Belanda di sana berakhir. Duit juga digunakan untuk membeli pulau Manhattan dari penduduk setempat.
Duit juga beredar di Kadipaten Kleve (sekarang bagian dari Jerman) dan Geldern (sekarang Gelderland, Belanda) yang mungkin menjadi alasan mengapa pada abad ke-18 ungkapan kein Deut dimasukkan dalam bahasa Jerman yang artinya 'tidak sedikit'.
Duit (Duttu) adalah bahasa gaul untuk uang denominasi rendah dalam bahasa Tamil.