Benteng Pendem Cilacap
Benteng Pendem Cilacap (bahasa Belanda: Kustbatterij op de Landtong te Tjilatjap), merupakan benteng pertahanan peninggalan pemerintah Hindia Belanda yang terletak di tepi pantai Cilacap, Jawa Tengah. Benteng Pendem dibangun pada tahun 1861 dan selasai tahun 1879 dengan luas wilayah 10,5 ha. Benteng ini kemudian ditemukan dan mulai digali pemerintah Cilacap tahun 1986. Saat ini, pemerintah Kabupaten Cilacap menjadikan benteng ini sebagai tempat wisata sejarah[1][2]
Sejarah
Benteng Pendem atau Kusbatterij op de Landtong te Tjilatjap, merupakan benteng pertahanan milik pemerintah Hindia Belanda. Benteng Pendem terletak di tepi pantai Cilacap, Jawa Tengah.
Sebelum benteng ini dibangun, pada waktu itu sebuah kapal Inggris Royal George pernah singgah di Pulau Nusakambangan hanya untuk mengambil air, hal ini membuat Belanda khawatir jika sewaktu-waktu ada serangan musuh. Maka dari itu, pemerintah Hindia Belanda membangun markas di tepi pantai Cilacap.
Selain itu juga, untuk menangkal pihak-pihak lain yang berusaha menguasai kota Cilacap, Benteng Pendem dibangun karena menurut pemerintah Hindia Belanda, kota Cilacap memiliki letak geografis yang strategis dan cocok untuk dijadikan kota pelabuhan. Di mana menjadi sebuah kota pelabuhan sebagai pintu gerbang jalur perekonomian dari wilayah Banyumas ke Kerajaan Belanda.
Masyarakat Jawa menyebut Benteng Kusbatterij op de Landtong te Tjilatjap dengan sebutan benteng “pendem” karena letak benteng yang terpendam atau tertimbun dengan tanah. Benteng Pendem dibangun pada tahun 1861 dan selasai tahun 1879 dengan luas wilayah 10,5 ha.
Setelah Jepang menyerang pangkalan terbesar Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii, yang menyebabkan Perang Dunia ke II di kawasan Asia Pasifik tanggal 8 Desember 1941, Jendral Imamura panglima tentara Jepang ke-16 mendarat di pantai barat laut Jawa pada tanggal 28 Februari 1942 malam. Dalam pidato Jendral Imamura dikatakan bahwa Hindia Belanda sudah tidak ada lagi.
Letnan Jenderal H. Ter Poorten sebagai Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda, atas nama Angkatan Perang Serikat di Indonesia menyerah tanpa syarat kepada Jepang tanggal 8 Maret 1942, kemudian Jepang mengambil alih seluruh wilayah kekuasaan pemerintah Hindia Belanda di Indonesia.
Jepang memperkuat militer mereka dengan menduduki Benteng Pendem kota Cilacap dan menggunakannya sebagai markas pertahanan Tentara Jepang. Jepang menduduki Benteng Pendem dalam keadaan sudah tidak berpenghuni, sehingga tidak ada serah terima penyerahan Benteng Pendem.
“Selama Jepang menduduki Benteng Pendem, Jepang membangun sarana berupa bunker yang terletak di bagian atas benteng, dengan menggunakan system konstruksi dari beton dan kerangka besi yang berjumlah 4 buah.” Benteng Pendem tidak mengalami perubahan yang signifikan selama Jepang mengambil alih dan menggunakannya. “Fungsinya adalah sebagai tempat berlindung, bersembunyi, dan menyelamatkan diri dari serangan musuh.”
Saat kejadian yang menimpa kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pun menyerah tanpa syarat pada tanggal 15 Agustus 1945, dan setelah itu Indonesia segera memproklamasikan kemerdekaannya. Karena kekalahannya, Jepang harus menyerahkan senjatanya kepada Tentara Sekutu dan harus membebaskan tawanan perang Sekutu yang mereka tahan.
“Pasca kemerdekaan, Tentara Sekutu berhasil menduduki Indonesia dan menjadikan Benteng Pendem Cilacap sebagai markas pertahanan Tentara Sekutu sampai tahun 1949, tepatnya tanggal 27 Desember 1949 ketika Belanda melakukan penyerahan kedaulatan mengakui kemerdekaan Indonesia.”
Tahun 1950 setelah Kemerdekaan Indonesia, Benteng Pendem tidak difungsikan sama sekali selama 2 tahun. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1952 Tentara Nasional Indonesia (TNI) Banteng Loreng atau Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Kesatuan Jawa Tengah mengambil alih Benteng Pendem dan menjadikan tempat berlatih pertempuran dan pendaratan laut sampai tahun 1965. Monumen Peluru didirikan di gerbang utama Benteng Pendem oleh RPKAD atau sekarang adalah KOPASSUS (Komando Pasukan Khusus) untuk memberi tanda bahwa RPKAD pernah menggunakan Benteng Pendem sebagai markas mereka.
Hingga kini, Benteng Pendem menjadi tempat pariwisata yang dikunjungi para wisatawan, baik dari domestik maupun mancanegara. Selain menjadi situs cagar budaya, Benteng Pendem juga memberi dampak perekonomian bagi warga setempat untuk menjual berbagai macam cendera mata. “Di sekitar area benteng terdapat lebih dari 50 ekor rusa yang dibiarkan begitu saja di dalam area benteng, rusa-rusa ini didatangkan dari Teluk Penyu yang awalnya hanya berjumlah 5 ekor.”[3]
Ruangan
Bangunan benteng pendem terdiri dari beberapa ruang yang masih kokoh hingga kini. Namun, sejak awal ditemukan, ruangan dalam benteng belum sepenuhnya diketahui. Ruangan dalam benteng yang umum diketahui terdiri dari barak, benteng pertahanan, benteng pengintai, ruang rapat, klinik pengobatan, gudang senjata, gudang mesiu, ruang penjara, dapur, ruang perwira, dan ruang peluru. Ada pula yang menyatakan bahwa dalam benteng tersebut terdapat terowongan menuju benteng-benteng lain dan sejumlah gua di pulau Nusakambangan. Namun, hingga kini hal itu belum sepenuhnya terbukti.[4]
Galeri
-
Tempat rekreasi air
-
Barak Benteng Pendem
-
Benteng
-
Pintu masuk ke terowongan
-
Parit
Referensi
- ^ Web Management Team, Balai Pelestari Cagar Budaya Jawa Tengah (2015). "Benteng Pendem Cilacap". Kebudayaan.Kemendikbud.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-05. Diakses tanggal 2015-02-13.
- ^ Editorial Team, Indosiar.com (2015). "Benteng Pendem : Sejarah Perjuangan Rakyat Cilacap". Indosiar.com. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-05. Diakses tanggal 2015-02-13.
- ^ Adhiningtyas Putu Widharta, Emy Wuryani, Tri Widiarto. “Peralihan Fungsi Benteng Pendem Cilacap Dari Masa Ke Masa.” Cakrawala: Jurnal Pendidikan. [1]
- ^ Travel Detik, diakses 13 Feb 2015
Pranala luar
Media tentang Benteng Pendem Cilacap di Wikimedia Commons Kesan Pengunjung Benteng Pendem Diarsipkan 2020-09-25 di Wayback Machine.