Kabupaten Banyumas
Kabupaten Banyumas (bahasa Jawa: Hanacaraka: ꦧꦚꦸꦩꦱ꧀, Pegon: باۑوماس, translit. Banyumas) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kota Purwokerto, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Brebes di utara; Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara, dan Kabupaten Kebumen di timur, serta Kabupaten Cilacap di sebelah selatan dan barat. Gunung Slamet, gunung tertinggi di Jawa Tengah terdapat di ujung utara wilayah kabupaten ini. Jumlah penduduk Banyumas pada pertengahan tahun 2024 sebanyak 1.864.665 jiwa.[2]
Kabupaten Banyumas | |
---|---|
Transkripsi bahasa daerah | |
• Hanacaraka | ꦧꦚꦸꦩꦱ꧀ |
• Pegon | باۑوماس |
• Alfabet Jawa | Banyumas |
Julukan:
| |
Motto: Rarasing Rasa Wiwaraning Pradja (Jawa) Rasa yang serasi dari masyarakat merupakan pintu gerbang untuk memasuki daerah atau negara yang dicita-citakan (1966 Masehi)[a] | |
Koordinat: 7°37′S 109°21′E / 7.61°S 109.35°E | |
Negara | Indonesia |
Provinsi | Jawa Tengah |
Tanggal berdiri | 22 Februari 1571 |
Dasar hukum | UU No. 13/1951 |
Ibu kota | Purwokerto |
Jumlah satuan pemerintahan | Daftar
|
Pemerintahan | |
• Bupati | Iwanuddin Iskandar (Pj.) |
• Wakil Bupati | lowong |
• Sekretaris Daerah | Agus Nur Hadie (Pj.) |
Luas | |
• Total | 1.335,30 km2 (515,56 sq mi) |
Populasi | |
• Total | 1.864.665 |
• Kepadatan | 1,400/km2 (3,600/sq mi) |
Demografi | |
• Agama | |
• Bahasa | Indonesia (resmi) Jawa Banyumasan |
• IPM | 73,96 (2023) tinggi [5] |
Zona waktu | UTC+07:00 (WIB) |
Kode pos | |
Kode BPS | |
Kode area telepon | 0281 |
Pelat kendaraan | R xxxx *A/*E/*G/*H/*J/*R/*S |
Kode Kemendagri | 33.02 |
DAU | Rp 1.461.114.316.000,- (2020) |
Semboyan daerah | Banyumas SATRIA (Sejahtera, Adil, Tertib, Rapi, Indah, dan Aman) |
Flora resmi | Nagasari |
Fauna resmi | Trocokan |
Situs web | www |
|
Kabupaten Banyumas merupakan bagian dari wilayah budaya Banyumasan, yang berkembang di bagian barat Jawa Tengah. Bahasa yang dituturkan adalah bahasa Banyumasan, atau yang lebih akrab disebut Ngapak, yaitu salah satu ragam dialek bahasa Jawa.[6][7]
Geografis
suntingSecara astronomis, Kabupaten Banyumas terletak antara 7°15'05"–7°37'10" Lintang Selatan dan antara 108°39'17"–109°27'15" Bujur Timur. Luas wilayah Kabupaten Banyumas sekitar 1.327,60 km2 atau setara dengan 132.759,56 ha, dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah Sungai Serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pemukiman dan pekarangan, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.
Berdasarkan ketinggian dari permukaan laut, dataran di Kabupaten Banyumas terdiri dari 49,64 % berada di ketinggian 0–100 m, 32,14 % berada di ketinggian 101–500 m dan 18,22 % berada di ketinggian 501–3400 m. Titik tertingi Kabupaten Banyumas berada di Puncak Surono, Gunung Slamet dengan ketinggian 3428 m. Bumi dan kekayaan Kabupaten Banyumas masih tergolong potensial karena terdapat pegunungan Slamet dengan ketinggian puncak dari permukaan air laut sekitar 3.432 m dan masih aktif.
Keadaan cuaca dan iklim di Kabupaten Banyumas memiliki iklim tropis basah. Karena terletak di antara lereng pegunungan jauh dari pesisir pantai maka pengaruh angin laut tidak begitu tampak. Namun dengan adanya dataran rendah yang seimbang dengan pantai selatan angin hampir tampak bersimpangan antara pegunungan dengan lembah dengan tekanan rata-rata antara 1.001 mbs, dengan suhu udara berkisar antara 21,4 °C–30,9 °C.
Batas Wilayah
suntingBatas-batas Kabupaten Banyumas adalah:
Utara | Gunung Slamet, Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang |
Timur | Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Kebumen, dan Kabupaten Banjarnegara |
Selatan | Kabupaten Cilacap |
Barat | Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes |
Sejarah
suntingCerita Pasirluhur
suntingBabad Pasir berisi legenda mengenai kisah masa muda tiga putera Prabu Siliwangi, yakni Raden Banyakcatra atau Arya Banyakcatra, Raden Banyakblabur, dan Raden Banyakngampar.[8] Banyakcatra pergi meninggalkan kerajaannya untuk mencari puteri yang diidamkannya, hingga tiba di Kadipaten Pasirluhur (di sebelah barat Purwokerto sekarang), yang ketika itu berada di bawah pemerintahan Adipati Kandadhaha. Tertarik dengan Dewi Ciptarasa, puteri Adipati Kandadhaha, Arya Banyakcatra kemudian menyamar menjadi orang biasa dengan nama Kamandaka. Namun sang Adipati belakangan tidak menyetujui hubungan yang terjalin antara Kamandaka dengan Dewi Ciptarasa.
Setelah melalui berbagai petualangan, termasuk menyamar sebagai Lutung Kasarung; bertarung dengan adiknya, Banyakngampar yang menyamar dengan nama Silihwarni; dan bertempur dengan Raja Pulebahas dari Nusa Kambangan; pada akhirnya Kamandaka diterima sebagai menantu Adipati Kandadhaha, setelah penyamarannya terbuka dan diketahui jati dirinya sebagai putera raja. Pada saatnya, Arya Banyakcatra mewarisi kedudukan mertuanya sebagai Adipati Pasirluhur. Sementara Arya Banyakngampar menjadi adipati di wilayah Dayeuhluhur (Majenang, Cilacap sekarang).
Berselang beberapa generasi, diceritakan bahwa salah satu keturunan Arya Banyakcatra yang menjadi penguasa Pasirluhur, yakni Banyakbelanak, diislamkan oleh Raden Patah, penguasa Demak, melalui seorang wali yang bergelar Pangeran Makdum.[9] Adipati Banyakbelanak kemudian menjadi bawahan Demak yang setia dan banyak melakukan perjalanan untuk mengislamkan wilayah bagi kepentingan Demak, ke barat dan ke timur hingga ke wilayah Gagelang, Pranaraga (Ponorogo) dan Pasuruan. Oleh penguasa Demak ia kemudian diberi kekuasaan atas wilayah pedalaman, mulai dari Udug-udug Krawang hingga tugu mengangkang (Sundoro-Sumbing), dan digelari Pangeran Senapati Mangkubumi.[10][11] Akan tetapi puteranya, yang kemudian naik menjadi penguasa Pasirluhur dan bergelar Adipati Tole, murtad dari agama Islam sehingga kemudian diserang oleh penguasa Demak yang baru, Pangeran Trenggana, dan kemudian posisinya digantikan oleh salah seorang kerabatnya.[11][12]
Lahirnya Banyumas
suntingMenurut Babad Banyumas, wilayah Banyumas sebelumnya termasuk bagian dari wilayah Wirasaba (sekarang terletak di Purbalingga). Adalah pada masa Adipati Wirasaba yang ke-7, yakni Adipati Wargohutomo (atau Adipati Warga Utama) ke-II yang memiliki nama muda R. Joko Kaiman, ketika wilayah Wirasaba dibagi menjadi empat daerah.[13][14] Joko Kaiman adalah putera Arya Banyaksasra dari Pasirluhur.[13]
Penguasa Wirasaba sebelumnya, Adipati Wargohutomo I, mati dibunuh oleh utusan Sultan Hadiwijaya dari Pajang pada tahun 1578.[15][11] Akan tetapi menantunya, R. Joko Kaiman, dikukuhkan oleh Sultan Pajang sebagai penggantinya, dengan gelar Adipati Wargohutomo II. Meski demikian wilayahnya kemudian dibagi menjadi empat, yakni:[13][14]
- Wirasaba (lk. Purbalingga sekarang)
- Banjar Petambakan (Banjarnegara)
- Merden (wilayah Cilacap), dan
- Kejawar (Banyumas).
Joko Kaiman berkedudukan di Kejawar, dan menjadi pemuka (wedana bupati) bagi ketiga wilayah lainnya. Karena membagi empat wilayahnya, Joko Kaiman juga dikenal sebagai Adipati Mrapat.[13]
Pengukuhan Joko Kaiman sebagai Adipati Wirasaba ke-7 oleh Sultan Hadiwijaya diyakini terjadi pada hari bulan 12 Rabi'ul Awwal 990 H atau 6 April 1582 M. Tanggal inilah yang ditetapkan sebagai hari jadi Kabupaten Banyumas.[13]
Pemerintahan
suntingDaftar Bupati
sunting
No. | Foto | Bupati | Partai | Mulai menjabat | Selesai menjabat | Wakil Bupati | Ref. | |
---|---|---|---|---|---|---|---|---|
1 | Djoko Kahiman | 1582 | 1583 | |||||
2 | Merta Sura I | 1583 | 1600 | |||||
3 | Merta Sura II | 1601 | 1620 | |||||
4 | Mertayuda I | 1620 | 1650 | |||||
5 | Mertayuda II (atau Yudanegara I)[16] | 1650 | 1705 | |||||
6 | Suradipura | 1705 | 1707 | |||||
7 | Yudanegara II | 1707 | 1745 | |||||
8 | Reksa Praja | 1745 | 1749 | |||||
9 | Yudanegara III | 1749 | 13 Februari 1755[17] | |||||
10 | Yudanegara IV | 1755 | 1780 | |||||
11 | Tejakusuma | 1780 | 1788 | |||||
12 | Yudanegara V | 1788 | 1816 | |||||
13 | Banyumas terpecah menjadi dua:
Cakrawedana sebagai Adipati Kasepuhan Martadireja I |
1816 | 1830 | |||||
14 | Martadireja II | 1830 | 1832 | |||||
15 | Cakranegara I | 1832 | 1864 | |||||
16 | Cakranegara II | 1864 | 1879 | |||||
17 | Martadiredja III | 1879 | 1913 | |||||
18 | Ganda Subrata | 1913 | 1933 | |||||
19 | Sujiman Gandasubrata[18] | 1933 | 1948 | |||||
20 | Sapangat Kartanegara[19] | 1948 | 1950 | |||||
21 | Moh. Kabul Purwodireja | 1950 | 1953 | |||||
22 | RE. Budiman | 1954 | 1957 | |||||
23 | M. Mirun Prawiradireja | 30 Januari 1957 | 15 Desember 1957 | |||||
24 | R. Bayu Nuntoro | 15 Desember 1957 | 1960 | |||||
25 | R. Subagyo | 1960 | 1966 | |||||
26 | Soekarno Agung | 1966 | 1971 | |||||
27 | Poedjadi Jaringbandayuda | 1971 | 1978 | |||||
28 | R.G. Rudjito | 1978 | 1988 | |||||
29 | Djoko Sudantoko | 1988 | 1998 | |||||
30 | Aris Setiono | 1998 | 2008 | |||||
31 | Mardjoko | PKB[20] | 11 April 2008 | 11 April 2013 | Achmad Husein | [21] | ||
32 | Achmad Husein | PDI-P | 11 April 2013 | 11 April 2018 | Budhi Setiawan (menjadi Plt. Bupati Banyumas sejak 15 Februari 2018 sampai 11 April 2018) | |||
— | Wahyu Budi Saptono (Pelaksana harian) | 11 April 2018 | 13 Juli 2018 | Jabatan kososng | [22] | |||
— | Budi Wibowo (Penjabat) | 13 Juli 2018 | 24 September 2018 | |||||
32 | Achmad Husein | PDI-P | 24 September 2018 | 24 September 2023 | Sadewo Tri Lastiono | |||
— | Hanung Cahyo Saputro (Penjabat sementara) |
24 September 2023 | 19 September 2024 | Jabatan kosong | ||||
— | Iwanuddin Iskandar (Penjabat sementara) |
19 September 2024 | Petahana |
Dewan Perwakilan
suntingBerikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Banyumas dalam empat periode terakhir.
Partai Politik | Jumlah Kursi dalam Periode | ||||
---|---|---|---|---|---|
2009–2014[23] | 2014–2019[24] | 2019–2024[25] | 2024–2029 | ||
PKB | 5 | 7 | 8 | 9 | |
Gerindra | (baru) 4 | 6 | 7 | 7 | |
PDI-P | 13 | 16 | 17 | 17 | |
Golkar | 7 | 6 | 6 | 5 | |
NasDem | (baru) 1 | 2 | 1 | ||
PKS | 5 | 4 | 4 | 6 | |
Hanura | (baru) 1 | 0 | 0 | 0 | |
PAN | 5 | 4 | 3 | 2 | |
Demokrat | 7 | 3 | 1 | 2 | |
PPP | 3 | 3 | 2 | 1 | |
Jumlah Anggota | 50 | 50 | 50 | 50 | |
Jumlah Partai | 9 | 9 | 9 | 9 |
Kecamatan
suntingIbu kota Kabupaten Banyumas adalah Purwokerto, di mana meliputi kecamatan Purwokerto Barat, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan, dan Purwokerto Utara. Purwokerto dulunya merupakan Kota Administratif, namun sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, tidak dikenal adanya kota administratif, dan Purwokerto kembali menjadi bagian dari wilayah Kabupaten Banyumas. Di antara kota-kota kecamatan yang cukup signifikan di Kabupaten Banyumas adalah: Banyumas, Ajibarang, Wangon, Sokaraja, Buntu dan Sumpiuh.
Kabupaten Banyumas terdiri dari 27 kecamatan, 30 kelurahan, dan 301 desa. Pada tahun 2023, jumlah penduduknya mencapai 1.857.211 jiwa dengan luas wilayah 1.335,30 km² dan sebaran penduduk 1.385 jiwa/km².[26][27]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Banyumas, adalah sebagai berikut:
Kode Kemendagri |
Kecamatan | Luas (km2) | Jumlah Kelurahan |
Jumlah Desa |
Kodepos[28] | Status | Daftar Desa/Kelurahan |
---|---|---|---|---|---|---|---|
33.02.14 | Ajibarang | 66,50 | 15 | 53163 | Desa | ||
33.02.11 | Banyumas | 38,09 | 12 | 53192 | Desa | ||
33.02.22 | Baturaden | 45,53 | 12 | 53151 | Desa | ||
33.02.17 | Cilongok | 105,34 | 20 | 53162 | Desa | ||
33.02.15 | Gumelar | 93,95 | 10 | 53165 | Desa | ||
33.02.10 | Kalibagor | 35,73 | 12 | 53191 | Desa | ||
33.02.18 | Karanglewas | 32,50 | 13 | 53161 | Desa | ||
33.02.05 | Kebasen | 54,00 | 12 | 53172 | Desa | ||
33.02.23 | Kedung Banteng | 60,22 | 14 | 53152 | Desa | ||
33.02.20 | Kembaran | 25,92 | 16 | 53182 | Desa | ||
33.02.06 | Kemranjen | 60,71 | 15 | 53194 | Desa | ||
33.02.03 | Jatilawang | 48,16 | 11 | 53174 | Desa | ||
33.02.01 | Lumbir | 102,66 | 10 | 53177 | Desa | ||
33.02.12 | Patikraja | 43,23 | 13 | 53171 | Desa | ||
33.02.16 | Pekuncen | 92,70 | 16 | 53164 | Desa | ||
33.02.13 | Purwojati | 37,86 | 10 | 53175 | Desa | ||
33.02.25 | Purwokerto Barat | 7,40 | 7 | 53131-53137 | Kelurahan | ||
33.02.24 | Purwokerto Selatan | 13,75 | 7 | 53141-53147 | Kelurahan | ||
33.02.26 | Purwokerto Timur | 8,42 | 6 | 53111-53116 | Kelurahan | ||
33.02.27 | Purwokerto Utara | 9,01 | 7 | 53121-53127 | Kelurahan | ||
33.02.04 | Rawalo | 49,64 | 9 | 53173 | Desa | ||
33.02.19 | Sokaraja | 29,92 | 18 | 53181 | Desa | ||
33.02.09 | Somagede | 40,11 | 9 | 53193 | Desa | ||
33.02.21 | Sumbang | 53,42 | 19 | 53183 | Desa | ||
33.02.07 | Sumpiuh | 60,01 | 3 | 11 | 53195 | Desa | |
Kelurahan | |||||||
33.02.08 | Tambak | 52,03 | 12 | 53196 | Desa | ||
33.02.02 | Wangon | 60,78 | 12 | 53176 | Desa | ||
TOTAL | 30 | 301 |
Transportasi
suntingKabupaten Banyumas dilalui jalan negara yang menghubungkan kota Tegal-Purwokerto, Purwokerto-Temangggung-Magelang/Semarang, serta jalan lintas selatan Bandung-Yogyakarta-Surabaya. Wangon merupakan persimpangan jalur Yogyakarta-Bandung dan Tegal-Cilacap. Angkutan umum bus antarkota di antaranya jurusan Jakarta, Jawa Barat, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Kabupaten ini juga terdapat dua jalur kereta api utama di Pulau Jawa, yaitu lintas tengah Jawa menghubungkan Jakarta dengan Surabaya melalui Purwokerto dan lintas selatan Jawa menghubungkan Bandung dengan Surabaya. Stasiun terbesar dan tersibuk di Kabupaten Banyumas adalah Stasiun Purwokerto, yang melayani seluruh perjalanan kereta api menuju berbagai tujuan di Pulau Jawa, dan menjadi stasiun induk dari pengelolaan Daerah Operasi V Purwokerto. Selain itu, stasiun yang juga tidak kalah penting adalah Stasiun Sumpiuh yang melayani beberapa perjalanan kereta api.
Pendidikan
suntingPendidikan formal | TK atau RA | SD atau MI | SMP atau MTs | SMA atau MA | SMK | Perguruan tinggi | Lainnya | |||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Negeri | 3 | 965 | 106 | 22 | 9 | 2 | 1 | |||||
Swasta | 676 | 202 | 112 | 31 | 53 | 20 | 3 | |||||
Total | 679 | 1.167 | 218 | 53 | 62 | 22 | 4 | |||||
Data sekolah di Kabupaten Banyumas Sumber: Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)[29] |
Demografi
suntingBahasa
suntingBahasa yang digunakan oleh penduduk Kabupaten Banyumas adalah bahasa Jawa Banyumasan yang dituturkan oleh mayoritas masyarakat Banyumas. Secara historis, bahasa Sunda juga pernah menjadi bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Banyumas, meskipun sekarang penuturnya sudah sangat menyusut dan hanya menyisakan beberapa penutur di Desa Dermaji, Kecamatan Lumbir (untuk selengkapnya dapat dibaca pada artikel tentang penggunaan bahasa Sunda di Kabupaten Banyumas).
Agama
suntingMayoritas penduduk di Kabupaten Banyumas beragama Islam dengan minoritas Kristen, Buddha, dan Hindu yang cukup sedikit. Berikut adalah persentase pemeluk agama di Kabupaten Banyumas:
Kesenian
suntingDi antara seni pertunjukan yang terdapat di Banyumas antara lain:
- Wayang kulit gagrag Banyumas, yaitu kesenian wayang kulit khas Banyumasan. Terdapat dua gagrak (gaya), yakni Gragak Kidul Gunung dan Gragak Lor Gunung. Kekhasan wayang kulit gragak Banyumasan adalah napas kerakyatannya yang begitu kental dalam pertunjukannya.
- Begalan, adalah seni tutur tradisional yang pada upacara pernikahan. Kesenian ini menggunakan peralatan dapur yang memiliki makna simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya.
Kesenian musik tradisional Banyumas juga memiliki kekhasan tersendiri dibanding dengan kesenian musik Jawa lainnya, di antaranya:
- Calung, adalah alat musik yang terbuat dari potongan bambu yang diletakkan melintang dan dimainkan dengan cara dipukul. Perangkat musik khas Banyumas yang terbuat dari bambu wulung mirip dengan gamelan Jawa, terdiri atas gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendang. Selain itu ada juga Gong Sebul dinamakan demikian karena bunyi yang dikeluarkan mirip gong tetapi dimainkan dengan cara ditiup (Bahasa Jawa: disebul), alat ini juga terbuat dari bambu dengan ukuran yang besar. Dalam penyajiannya calung diiringi vokalis yang lazim disebut sinden. Aransemen musikal yang disajikan berupa gending-gending Banyumasan, gending gaya Banyumasan, Surakarta-Yogyakarta dan sering pula disajikan lagu-lagu pop yang diaransemen ulang.
- Kenthongan (sebagian menyebut tek-tek), adalah alat musik yang terbuat dari bambu. Kenthong adalah alat utamanya, berupa potongan bambu yang diberi lubang memanjang disisinya dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tongkat kayu pendek. Kenthongan dimainkan dalam kelompok yang terdiri dari sekitar 20 orang dan dilengkapi dengan bedug, seruling, kecrek dan dipimpin oleh mayoret. Dalam satu grup kenthongan, kenthong yang dipakai ada beberapa macam sehingga menghasilkan bunyi yang selaras.
- Salawatan Jawa, yakni salah satu seni musik bernapaskan Islam dengan perangkat musik berupa terbang jawa. Dalam pertunjukan kesenian ini menyajikan lagu-lagu yang diambil dari kitab Barzanji.
- bongkel, yakni peralatan musik tradisional sejenis angklung, namun terdiri empat bilah berlaras slendro.
Sejumlah tarian khas Banyumasan antara lain:
- lengger, merupakan tarian yang dimainkan oleh dua orang perempuan atau lebih. Di tengah-tengah pertunjukkan hadir seorang penari laki-laki disebut badhud (badut/bodor). Tarian ini umumnya dilakukan di atas panggung dan diiringi oleh alat musik calung.
- sintren, adalah tarian yang dimainkan oleh laki-laki yang mengenakan baju perempuan. Tarian ini biasanya melekat pada kesenian ebeg. Di tengah-tengah pertunjukan biasanya pemain ditindih dengan lesung dan dimasukan ke dalam kurungan, di mana dalam kurungan itu ia berdandan secara wanita dan menari bersama pemain yang lain.
- aksimuda, yakni kesenian bernapaskan Islam berupa silat yang digabung dengan tari-tarian.
- angguk, yakni kesenian tari-tarian bernapaskan Islam. Kesenian ini dilakukan oleh delapan pemain, di mana pada akhir pertunjukan pemain tidak sadarkan diri.
- aplang atau daeng, yakni kesenian yang serupa dengan angguk, dengan pemain remaja putri.
- buncis, yaitu paduan antara kesenian musik dan tarian yang dimainkan oleh delapan orang. Kesenian ini diiringi alat musik angklung.
- ebeg, adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe.
Pariwisata
suntingBanyumas memiliki beberapa tempat wisata andalan, kebanyakan berupa keindahan alam seperti gua, air terjun dan wana wisata.
Wisata alam
sunting- Baturraden
- Pancuran Pitu
- Pancuran Telu
- Gua SaraBadak
- Curug Gede
- Curug Ceheng
- Curug Belot
- Curug Cipendok
- Bumi Perkemahan Kendalisada
- Telaga Sunyi
- Mata Air Panas Kalibacin
- Bendung Gerak Serayu
- Wahana Wisata Lembah Combong
- Batur Agung Adventure Forest
- Curug Nangga Pekuncen Ajibarang
- Bukit Tranggulasih
- Curug Jenggala Kalipagu Ketenger
- Small World Baturraden
- The Village Purwokerto
- Caping Park
- Hutan Pinus Limpakuwus Baturaden
- Kebun Raya Baturraden
Wisata sejarah
suntingWisata keluarga
sunting- Combong Valley Paint Ball and War Games
- Serayu River Voyage
- Dreamland Spring Water Park
- Depo Bay
- Taman Rekreasi Andhang Pangrenan
- Baturraden
- The Forest Island Baturraden
Perayaan
suntingKabupaten Banyumas memiliki beberapa acara yaitu:
- Banyumas Extravaganza
Kuliner
suntingKuliner khas dari Banyumas di antaranya adalah:
Masakan
suntingMasakan khas Banyumas, yaitu:
- Mendoan
- Sate Bebek Tambak
- Sroto Sokaraja
- Gethuk Goreng Sokaraja
- Nasi Nyangku
- Kampelan (gorengan dari tempe dan ketupat)
Minuman
suntingMinuman khas Banyumas, yaitu:
- Es Dawet Banyumas
- Wedang Runtah
Jajanan
suntingJajanan pasar khas Banyumas, yaitu:
- Getuk goreng sokaraja
- Jenang jaket khas Mersi (Purwokerto Timur)
- Kraca
- Keripik tempe
- Kue Gelombang Samudra
Oleh-oleh
suntingOleh-oleh khas banyumas, yaitu:
- Nopia
- Mino (Mini Nopia)
Batik Banyumasan
suntingBanyumas juga menghasilkan batik, meskipun tidak setenar Solo, Yogyakarta dan Pekalongan. Batik Banyumas mempunyai keunikan karena kedua sisi muka dan belakang mempunyai kualitas yang hampir sama. Batik banyumas yang sekarang ini cukup terkenal adalah Batik produksi Pak Sugito dari Sokaraja. Selain itu sentra batik Banyumasan yang lengkap berada di jalan Mruyung di dalam kompleks alun-alun kota Banyumas.
Olahraga
suntingPersibas Banyumas adalah tim sepak bola yang bermarkas di Stadion Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Persibas saat ini berkompetisi di Liga 3 Zona Jawa Tengah.
Referensi
sunting- ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2020" (pdf). www.banyumaskab.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-07-21. Diakses tanggal 23 Agustus 2020.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan Kementerian Dalam Negeri - Dukcapil 2024" (Visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2024.
- ^ "Penduduk Menurut Agama yang Dianut di Kabupaten Banyumas". www.sp2010.bps.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-06. Diakses tanggal 31 Juli 2021.
- ^ "Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten Kota dan Agama di Provinsi Jawa Tengah, 2020". Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah. 14 April 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-09-13. Diakses tanggal 4 Maret 2022.
- ^ "[Metode Baru] Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020), 2022-2023". www.jateng.bps.go.id. Diakses tanggal 4 Oktober 2024.
- ^ Politik Mataram yang Membentuk Bahasa Jawa Banyumasan[1] Diarsipkan 2023-08-25 di Wayback Machine.
- ^ Orang Ngapak Bukannya Kasar, Tapi Blak-blakan dan Apa Adanya[2] Diarsipkan 2023-08-25 di Wayback Machine.
- ^ Knebel, J. 1898. "Babad Pasir, volgens een Banjoemaasch Handschrift". Verhandelingen van het Bataviaasch Genootschap der Kunsten en Wetenschappen, deel LI. Batavia :Egbert Heemen, 1779-1922.
- ^ Knebel, J. op cit. p.114
- ^ Knebel, J. op cit. p.124
- ^ a b c Graaf, H.J. de & Th.G.Th. Pigeaud. 2001. Kerajaan Islam Pertama di Jawa, tinjauan sejarah politik abad XV dan XVI. (terj., ed.rev.) Jakarta :Pustaka Utama Grafiti & KITLV.
- ^ Knebel, J. op cit. p.125.
- ^ a b c d e Sudarmo, M.W.R. & B.S. Purwoko. 2009. Sejarah Banyumas Dari Masa ke Masa.
- ^ a b Herusatoto, B. 2008. Banyumas: sejarah, budaya, bahasa, dan watak. Yogyakarta :LKiS. hlm.26.
- ^ Graaf, H.J. de. 1954. "De regering van Panembahan Sénapati Ingalaga". Verhandelingen van het Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde deel XIII. s'Gravenhage - Martinus Nijhoff.
- ^ "#SejarahMasaKerajaan | Pemerintah Kabupaten Banyumas". dinarpus.banyumaskab.go.id. Diakses tanggal 2024-11-12.
- ^ crew, kraton. "Pepatih Dalem Kesultanan Yogyakarta". kratonjogja.id (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2024-11-16.
- ^ Het dagblad : uitgave van de Nederlandsche Dagbladpers te Batavia 05-11-1948, Indische courant voor Nederland 13-11-1948
- ^ De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 11-12-1947, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 08-04-1948, Indische courant voor Nederland 10-08-1949, De locomotief : Samarangsch handels- en advertentie-blad 16-03-1950
- ^ "Data Hasil Pilkada Tahun 2008". view.officeapps.live.com. Diakses tanggal 2024-11-08.
- ^ "Achmad Husein". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2024-11-08.
- ^ "Daftar Wakil Bupati Banyumas". Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. 2024-11-08.
- ^ "Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2013". Badan Pusat Statistik Kabupaten Banyumas. 21-01-2015. Diakses tanggal 23-04-2023.
- ^ Perolehan Kursi DPRD Banyumas 2014-2019[pranala nonaktif permanen]
- ^ KPU Banyumas Tetapkan 50 Anggota DPRD 2019-2024[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019.
- ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020.
- ^ Kode Pos Kabupaten Banyumas
- ^ ["Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2011-05-05. Diakses tanggal 2011-02-26. Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) Wilayah Kabupaten Banyumas (2010/2011)]
Bacaan lanjutan
sunting- Koderi, M., Banyumas Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991.
Pranala luar
sunting- (Indonesia) Situs web resmi