Sayidiman Suryohadiprojo

diplomat Indonesia
Revisi sejak 19 Oktober 2024 03.31 oleh OrangKalideres (bicara | kontrib) (Mengembalikan suntingan oleh अक्षय ऑर्गन (bicara) ke revisi terakhir oleh DewiA75)

Letnan Jenderal TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprodjo[2] (21 September 1927 – 16 Januari 2021) adalah seorang purnawirawan perwira tinggi militer dan diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari tahun 1973 sampai dengan tahun 1974, Duta Besar Indonesia untuk Jepang dari tahun 1979 sampai tahun 1983, dan Duta Besar Indonesia untuk Afrika dari tahun 1992 sampai dengan 1995. Sedangkan di luar lingkungan TNI ia menjabat sebagai Gubernur Lemhannas.[3]

Sayidiman Suryohadiprojo
Sayidiman Suryohadiprojo
Informasi pribadi
Lahir(1927-09-21)21 September 1927
Bojonegoro, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal16 Januari 2021(2021-01-16) (umur 93)
RSPAD, Jakarta Pusat
Suami/istriNy. Sri Suharyati
AlmamaterMilitaire Academie (MA) Jogya Angkatan I (1948)
Karier militer
Pihak Indonesia
Dinas/cabang TNI Angkatan Darat
Masa dinas1948—1982
Pangkat Letnan Jenderal TNI
NRP11402[1]
SatuanInfanteri
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Ia menjadi lulusan terbaik ke 3 Militer Akademi (MA) Yogyakarta angkatan ke I tahun 1948 ini dikenal memiliki pengalaman, pengetahuan, dan perhatian yang luas atas berbagai bidang, khususnya dalam bidang militer, politik, dan diplomasi. Semua ini berkat kiprah dan penugasan yang pernah diembannya sejak berusia muda, mulai dari ikut berjuang dalam Perang Kemerdekaan, mengikuti berbagai operasi mengatasi masalah-masalah keamanan dalam negeri, seperti Darul Islam, PRRI/Permesta, dan G30S/PKI, hingga penugasan di luar bidang militer. Saat ini ia menjabat Ketua Ikatan Keluarga Akademi Militer Jogjakarta.

Kehidupan awal

Sayidiman lahir pada 21 September 1927 di Bojonegoro, Jawa Timur, dari pasangan Bawadiman Kartohadiprodjo dan Umi Untari Kartohadiprodjo.[4] Ayah Sayidiman yang menjabat sebagai Bupati Pasuruan dari tahun 1932 sampai 1933,[5] meninggal saat Sayidiman berusia enam tahun.[6] Seperti kebanyakan orang Jawa pada masa itu, Sayidiman dilahirkan dengan nama yang mononim.[7] Anak keenam dari tujuh bersaudara dalam keluarga Muslim, ia memiliki dua saudara laki-laki bernama Soediman Kartohadiprodjo dan Soekarmen Koesoemohadiprodjo serta empat saudara perempuan bernama Soelasikin, Soelasbawiati, Soelasbawiatini, dan Soelasmiarti.[8]

Sayidiman memulai pendidikannya di Europeesche Lagere School (Sekolah Dasar Eropa) pada tahun 1932 dan lulus dari sekolah tersebut pada tahun 1939. Ia melanjutkan studinya di Hogere Burgerschool (Sekolah Sipil Tinggi) dari tahun 1939 hingga 1942, Taman Dewasa dari tahun 1942 hingga 1942, dan Sekolah Menengah Tinggi (AMS B Yogyakarta) dari tahun 1943 sampai 1945.[9]

Pada hari Minggu tanggal 6 Juli 1958, bertepatan dengan tanggal 15 Zulhijjah 1377H, Sayidiman yang waktu itu sudah berpangkat Kapten dan menjabat Komandan Batalyon 309/Siliwangi, memasuki hidup baru dengan mempersunting seorang gadis pilihannya bernama Sri Suharyati kelahiran Purwodadi, Purworejo anak dari Bapak R. Jati Utomo. Sebagaimana lazimnya tradisi di Jawa, setelah per kawinan, nama Sayidiman ditambah nama tua, yaitu Suryohadiprojo, sehingga nama lengkapnya menjadi Sayidiman Suryohadiprojo.

Karier

 
Letnan Jenderal TNI Sayidiman Suryohadiprojo

Pada masa itu Karier dan Dinas kemiliterannya sendiri sudah diawali sejak masa Taruna 1945 dalam rangka Perjuangan Kemerdekaaan, Selepas Kelulusan Taruna kemudian dilanjutkan dengan bertugas di Divisi Siliwangi di Jawa Barat, mulai dari sebagai Komandan Peleton hingga menjadi Komandan Batalyon Infantri, sebelum akhirnya ditempatkan di lingkungan pendidikan sebagai Komandan Resimen Taruna Jurusan Teknik Akademi Militer Nasional (AMN)(1960). Perjalanan kariernya kemudian terus meningkat dengan menjadi Perwira Staf Umum di Markas Besar Angkatan Darat (1963), Pangdam XIV/Hasanuddin di Makassar (1968), Ketua Gabungan III/Personel Hankam (1970), dan akhirnya Wakil KSAD (1973). Hanya sebentar menjadi orang kedua di AD, setahun kemudian kembali beralih tugas dengan menjabat sebagai Gubernur Lemhanas (1974-1978). Pada masa itu, perhatiannya terhadap perkembangan dunia olahraga nasional ternyata membuatnya terpilih sebagai Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) (1976) dan merangkap sebagai Ketua KONI Pusat Bidang Daerah (1977), sebelum akhirnya bertugas menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang (1979). Dan pada tanggal 21 September 1982 mendapatkan Surat Keputusan Pensiun dari anggota TNI yang kemudian dalam menjalankan tugas sebagai Purnawirawan dalam fungsi Kekaryaan.

Sekembalinya dari tugas di Negeri Matahari Terbit tersebut, ia kemudian diangkat menjadi Penasihat Menteri Negara Riset dan Teknologi dalam bidang Hankam (1983) serta Komisaris Utama PT Perkebunan (PTP) XXIV/XXV di Jawa Timur (1984-1994). Ketika berdiri Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pada tahun 1990, ia dipercaya menjadi Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat (1990-1995) dan Wakil Ketua Dewan Penasihat ICMI Pusat (1995-2000). Begitupun ketika Indonesia menjadi Ketua Gerakan Non Blok (GNB) (1992-1995), ia juga ditunjuk sebagai Dutabesar Keliling RI untuk Wilayah Afrika. Selain itu, menjadi Penasihat Presiden RI Urusan Ketahanan Nasional, Anggota MPR-RI (1993-1998), Anggota Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional, dan Anggota Dewan Pendidikan Tinggi (1993). Saat ini ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Pusat (WANTIMPUS) Legiun Veteran Republik Indonesia masa jabatan 2012-2017 dan Ketua Dewan Pengawas IKAM.

Selama berkarier sebagai seorang prajurit TNI, aneka pendidikan militer pernah diikutinya, baik di dalam maupun luar negeri. Antara lain, Kursus Persiapan Hogere Krijgsschool, Company Officers Course, Infantry School di AS, Kursus Pendidikan Guru Militer, Bandung, Kursus Perwira Lanjutan Dua Infanteri, Bandung, Sprachenschule der Bundeswehr, Jerman, Fuehrungs Akademie der Bundeswehr, Jerman, dan International Defense Management, Naval Postgraduate School, AS.

Pengalaman lainnya, ia pun pernah bertugas menjadi dosen di berbagai lembaga pendidikan seperti SESKO AD, SESKO AL, SESKO ABRI, Lemhanas, Institut Bankir Indonesia, dan Universitas Muhammadiyah Malang. Selain itu, Akademi Militer Nasional Jurusan Teknik, Kursus Perwira Lanjutan AD, Sekolah Deplu (Sesparlu, Sesdilu), serta Fakultas Pascasarjana Universitas Indonesia untuk Program Ketahanan Nasional dan Program Studi Jepang.

Keluarga

Sayidiman Suryohadiprojo merupakan anak ke 11 dari 12 bersaudara, 7 diantaranya mencapai usia dewasa: Soediman Kartohadiprodjo, Soelasikin (meninggal usia 16 tahun), Drs Soekarmen Koesoemohadiprodjo, Soelasbawiati (Ny. Djundjunan Kusumahardja), Soelasbawiatini (Ny Oetarman), Sayidiman Suryohadiprodjo, Soelasmiarti (Ny. Tobing).

Sayidiman Suryohadiprojo menikah pada tanggal 6 Juli 1958 dengan Sri Suharyati Djatioetomo, Puteri Brigjen (Pol.) R. Djatioetomo. Dari pernikahan tersebut lahir 5 orang anak,berturut-turut yaitu:

  • Adwin Haryanto pada Mei 1959 di Surabaya (wafat karena sakit pada tahun 2014)
  • Laksmi Adriyani pada Oktober 1960 di Bandung
  • Umi Riyanti pada Mei 1962 di Bandung (wafat karena sakit pada tahun 2006)
  • Adri Sarosa pada Oktober 1963 di Bandung
  • Diana Lestari pada Juli 1972 di Jakarta.

Semua anak menikah, Adwin Haryanto dengan R.R Daisy Soedianto, Laksmi Adriyani dengan Ari Utomo, Umi Riyanti dengan Bob Hernoto, Adri Sarosa dengan Lily Camelia Anwar, dan Diana Lestari dengan Sutan Simandjuntak. Pernikahan anak-anak telah melahirkan 8 orang cucu (4 orang laki-laki dan 4 orang perempuan) dan 2 orang cicit (1 orang Perempuan dan 1 laki-laki). Akan tetapi pada sejak tahun 1976 Sri Suharyati sakit berkepanjangan dan wafat pada 1 Juni 1994. Setelah itu Sayidiman pada 6 Januari 1996 menikah lagi dengan Harpini Winastuti Kadarisman, SH.

Karya Tulis

Buku-buku karyanya antara lain:

  • Taktik dan Tehnik Infantri (karya terjemahan, 1954) [10]
  • Masalah-Masalah Pertahanan Negara (1964) [11]
  • Langkah-Langkah Perjuangan Kita (1970) [12]
  • Manusia dan Masyarakat Jepang dalam Perjuangan Hidup (1982) [13]
  • Menghadapi Tantangan Masa Depan (1987) [14]
  • Pancasila, Islam, dan ABRI (1992) [15]
  • Membangun Peradaban Indonesia (1995) [16]
  • Kepemimpinan ABRI (1996) [17]
  • Mengabdi Negara Sebagai Prajurit (otobiografi, 1997) [18]
  • Si vis pacem, para bellum, Membangun Pertahanan Negara Yang Modern dan Efektif (2005) [19]
  • Rakyat Sejahtera Negara Kuat - Mewujudkan Cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 (2007) [20]
  • Pengantar Ilmu Perang (2009) [21]
  • Mengobarkan Kembali Api Pancasila (2014) [22]
  • Sayidiman's Collected Writings - in English, Dutch & Deutsch (2014)
  • Budaya Gotong Royong Dan Masa Depan Bangsa (2016)
  • Masyarakat Pancasila (2019)

Riwayat Jabatan

  • Danton Siliwangi
  • Danyon 309/Siliwangi
  • Komandan Resimen Taruna Jurusan Teknik Akademi Militer Nasional/AMN (1960)
  • Perwira Staf Umum di Markas Besar Angkatan Darat (1963)
  • Pangdam XIV/Hasanuddin di Makassar (1968-1970)
  • Ketua Gabungan III/Personel Hankam (1970-1973)
  • Wakil KSAD (1973-1974)
  • Gubernur Lemhanas (1974-1978)
  • Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia/PASI (1976-1977)
  • Ketua KONI Pusat Bidang Daerah (1977-1979)
  • Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang (1979-1982)

Tanda Kehormatan

Berbagai penghargaan yang diterimanya baik dari Pemerintah Republik Indonesia ataupun luar negeri, yaitu:

   
     
     
     
     
     
     
Baris ke-1 Bintang Mahaputera Utama (11 Agustus 1994)[1] Bintang Gerilya
Baris ke-2 Bintang Dharma Bintang Yudha Dharma Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Pratama
Baris ke-3 Bintang Bhayangkara Pratama Bintang Kartika Eka Paksi Nararya Bintang Jalasena Nararya
Baris ke-4 Bintang Swa Bhuwana Paksa Nararya Bintang Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia Satyalancana Kesetiaan 24 Tahun
Baris ke-5 Satyalancana Perang Kemerdekaan I Satyalancana Perang Kemerdekaan II Satyalancana G.O.M I
Baris ke-6 Satyalancana G.O.M V Satyalancana G.O.M VI Satyalancana Sapta Marga
Baris ke-7 Satyalancana Dwidya Sistha Satyalancana Penegak Order of the Rising Sun, Gold and Silver Star - Jepang (2012)[23][24]

Meninggal Dunia

Mantan Gubernur Lemhannas Letjen TNI (Purn.) Sayidiman Suryohadiprodjo meninggal dunia pada Sabtu 16 Januari 2021, pada usia 93 tahun di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebaroto, Jakarta Pusat. Kabar ini dibenarkan Mantan Wakil Kepala Staf TNI AD Letjen (Purn.) Kiki Syahnakri.[25]

Referensi

  1. ^ a b Daftar WNI yang Mendapat Tanda Kehormatan Bintang Mahaputera tahun 1959 s.d. 2003 (PDF). Diakses tanggal 3 September 2021. 
  2. ^ Perjuangan, Pengabdian dan Kesetiaan Seorang Prajurit: http://sayidiman.suryohadiprojo.com/?page_id=2
  3. ^ Website Resmi Lemhannas RI - Gubernur Lemhannas 1965 - sekarang: http://www.lemhannas.go.id/id/content/view/20/32/ Diarsipkan 2009-02-28 di Wayback Machine.
  4. ^ "Deskripsi Tokoh Soediman Kartohadiprodjo". Indonesiana. 22 July 2019. Diakses tanggal 17 January 2021. 
  5. ^ "R.T. KARTOHADIPRODJO †. Regent van Pasoeroean." De Sumatra post. 31 October 1933. Diakses tanggal 18 January 2021. 
  6. ^ "Regent van Pasoeroean plotseling overleden". De locomotief. 18 October 1933. Diakses tanggal 19 January 2021. 
  7. ^ Indonesian Army Bureau of History 1981, hlm. 600.
  8. ^ Indonesian Army Bureau of History 1981, hlm. 599.
  9. ^ General Elections Institution 1977, hlm. 246.
  10. ^ Diterbitkan oleh Pembimbing
  11. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 261 halaman
  12. ^ Diterbitkan oleh Balai Pustaka
  13. ^ Diterbitkan oleh Universitas Indonesia, 309 halaman
  14. ^ Diterbitkan oleh Gramedia, ISBN 979-403-208-5, 88940150, 295 halaman
  15. ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1992, ISBN 979-416-154-3, 9789794161548, 240 halaman
  16. ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1995, 235 halaman
  17. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, ISBN 979-8960-00-9, 96942262, 456 halaman
  18. ^ Diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan, 1997, ISBN 979-416-440-2, 9789794164402, 723 halaman
  19. ^ Diterbitkan oleh Gramedia, 2005 ISBN 979-22-1501-8, 20705007, 342 halaman
  20. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 2007, ISBN 978-979-3791-28-9, 2007448615, 413 halaman
  21. ^ Diterbitkan oleh Intermasa, 2009, ISBN 978-979-3791-33-3, 2009326262, 176 halaman
  22. ^ Diterbitkan oleh Penerbit Buku Kompas, 2014, ISBN 979-709-870-2, 9789797098704, 280 halaman
  23. ^ Kedutaan Besar Jepang di Indonesia < 在インドネシア日本国大使館 >: http://www.id.emb-japan.go.jp/news12_08.html#1
  24. ^ Japanese Ministry of Foreign Affairs, "2012 Spring Conferment of Decorations on Foreign Nationals," p. 2.
  25. ^ "Letjen TNI (Purn) Sayidiman Suryohadiprojo Tutup Usia"

Pranala luar

Jabatan militer
Didahului oleh:
Brigjen TNI S.G. Purwanegara
Pangdam Hasanuddin
1968–1970
Diteruskan oleh:
Brigjen TNI Abdul Aziz
Didahului oleh:
Letjen TNI M. Jasin
Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat
1973–1974
Diteruskan oleh:
Letjen TNI Wahono
Jabatan pemerintahan
Didahului oleh:
Letjen TNI A. Kosasih
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional
1974–1978
Diteruskan oleh:
Letjen TNI Sutopo Yuwono
Jabatan lain
Didahului oleh:
Soegih Arto
Ketua Umum Persatuan Atletik Seluruh Indonesia
1974–1978
Diteruskan oleh:
Bob Hasan
Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
A.J. Witono
Duta Besar RI untuk Jepang
1979–1983
Diteruskan oleh:
Wiyogo Atmodarminto