Persiraja Banda Aceh
Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja Banda Aceh (Jawoë: ڤرستون سيڤك بول إندونيسيا كوترج بند اچيه; disingkat Persiraja Banda Aceh) adalah sebuah klub sepak bola profesional Indonesia asal Kota Banda Aceh, ibu kota Aceh yang didirikan pada 28 Juli 1957. Kutaraja merupakan nama lama Kota Banda Aceh yang sekarang menjadi Kecamatan Kuta Raja. Klub saat ini berkompetisi di Liga 2 kasta kedua sepak bola di liga Indonesia.[2]
Nama lengkap | Persatuan Sepak bola Indonesia Kutaraja | |||
---|---|---|---|---|
Julukan | Harimau Banda Laskar Rencong[1] | |||
Nama singkat | PSRJ | |||
Kota/Kabupaten | Kota Banda Aceh | |||
Negara | Indonesia | |||
Federasi | Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia | |||
Berdiri | 28 Juli 1957 | |||
Stadion | Stadion Haji Dimurthala, Lampineung, Kota Banda Aceh (Kapasitas: 15.000) | |||
Pemilik | Nazaruddin Dek Gam | |||
Presiden | Nazaruddin Dek Gam | |||
Manajer | Ridha Mafdhul | |||
Pelatih | Akhyar Ilyas | |||
Asisten Pelatih | Wahyu AW | |||
Liga | Liga 2 | |||
2022–23 | - | |||
Situs web | Situs web resmi klub | |||
Kelompok suporter |
| |||
|
Persiraja Kutaraja Banda Aceh | ||
---|---|---|
Tim utama |
Sejarah
Persiraja Banda Aceh didirikan pada tanggal 28 Juli 1957 dan telah mengikuti berbagai kompetisi sepak bola tanah air. Prestasi terbaik yang dicapai Persiraja yakni tampil sebagai juara perserikatan pada tahun 1980. Di babak final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Persiraja sukses mengalahkan Persipura Jayapura dengan skor 3-1. Kala itu, 2 gol Persiraja berhasil disarangkan oleh Bustamam dan 1 gol lainnya dicetak oleh Rustam Syafari.
Pada musim 2008/2009 Persiraja bermain di Divisi Utama Liga Indonesia. Persiraja terkenal dengan permainan taktis dan kerasnya, terutama saat bermain di kandangnya yang terkenal angker bagi tim-tim lawan yang bermain di Kota Banda Aceh.
Salah satu yang membuat Persiraja sulit dikalahkan di kandangnya sendiri adalah dukungan luar biasa yang ditunjukkan oleh para pendukung dari seluruh penjuru Aceh dan juga suporter mereka yang dikenal dengan SKULL (Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju). SKULL sendiri didirikan pada tahun 2007.
Persiraja berhasil mengangkat marwah persepakbolaan Aceh yang sebelumnya tenggelam akibat Konflik Aceh dengan menjadi juara 2 Divisi Utama Liga Indonesia 2010–2011 setelah kalah tipis dengan skor 1-0 di partai final oleh tim asal Daerah Istimewa Yogyakarta, Persiba Bantul. Dengan lolosnya Persiraja sebagai runner-up, maka untuk musim 2011/2012 Persiraja bermain di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Indonesia yang lebih dikenal Liga Super Indonesia.
Namun pada pertengahan tahun 2011, terjadi kisruh di tubuh PSSI (Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia) dikarenakan kepengurusan yang saat itu dipegang oleh rezim Nurdin Halid dianggap gagal memajukan prestasi sepak bola Indonesia. Lalu PSSI akhirnya membentuk kepengurusan yang baru dan diketuai oleh Djohar Arifin Husin. Nama kompetisi pun berubah, yang dulunya LSI kemudian diganti nama dengan IPL (Indonesian Premier League) atau Liga Prima Indonesia.
Dengan terbentuknya kepengurusan PSSI yang baru serta mewajibkan tim-tim sepak bola agar tidak menggunakan dana APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) pada era industri sepak bola modern, maka pada bulan Agustus tahun 2011 Persiraja melakukan kerjasama merger bersama Aceh United yang merupakan tim peserta Liga Primer Indonesia (LPI) asal Aceh dan berada di bawah naungan PT. Aceh Sportindo Mandiri untuk mengarungi kompetisi Liga Prima Indonesia 2011–2012.
Pada musim 2014/2015 Persiraja mengalami perselisihan internal dengan Pemerintah Kota Banda Aceh yaitu dengan Kadis DPKAD Banda Aceh Drs Purnama Karya dan Pejabat Pemkot Banda Aceh yang terlibat dalam klub Persiraja Banda Aceh, adanya pejabat kota yang menjabat di kerangka pimpinan di klub Persiraja mengakibatkan sebenarnya telah melanggar Peraturan (Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2011 : melarang pejabat menjabat/menggunakan dana APBD ke Klub Sepak Bola dan Politik dilarang dalam sepak bola). Persiraja awalnya secara resmi tergabung di grup 1 DU, namun pihak Persiraja mengumumkan di laman resmi mereka pada 8 April 2014 secara resmi bahwa mereka tidak akan mengikuti kompetisi D 2014 yang akan dihelat 15 April 2014 mendatang, akibat perselisihan internal antara Pemkot Banda Aceh dan Persiraja.
Pada musim 2015/2016 Persiraja ikut terkena imbas dari permasalahan PSSI dan Pemerintah Pusat, Pemain Persiraja tidak mendapatkan gaji dan klub kekurangan sponsor yang menjadikan Pemain Persiraja tidak mendapatkan kepastian masa depan akibat dari penghentian sementara liga-liga di Indonesia.
Tahun 2017, adalah awal mula bagi persepakbolaan Indonesia berjalan setelah terkena sanksi FIFA. Persiraja Banda Aceh memulai musim di Liga 2, dan gagal melaju Liga 1 setelah di sesi grup 1 setelah kalah 1 poin dari PSMS Medan di akhir musim. Persiraja mampu bertahan di Liga 2, dengan memimpin juara Grup E di Play Off 2 dan tidak didegradasi ke Liga 3.
Pada Liga 2 2018, Persiraja berhasil memperoleh posisi ke-2 di klasemen Grup Wilayah Barat dan melaju ke babak-2 yang menggabungkan 4 tim yang memperoleh poin tertinggi dari 2 Wilayah Barat & Timur Liga 2. Namun Persiraja hanya mampu mendapatkan posisi ke-3 di Grup B kalah 1 Poin dari PSS Sleman dan Persita Tangerang, yang menggagalkan Persiraja selangkah dari memasuki Liga 1.
Pada musim Liga 2 2019, Persiraja berhasil menjadi juara 3 setelah di pertandingan perebutan tempat ketiga mengalahkan Sriwijaya FC 1-0. Dan berhak promosi ke Liga 1 2020.
Persiraja Banda Aceh sementara ini bermarkas di Stadion Harapan Bangsa yang beralamat di Jalan Sultan Malikul Saleh No. 97 Gampong Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh. Tim ini memiliki julukan Laskar Rencong dengan motto Lantak Laju (Hajar Terus). Persebakbolaan di Banda Aceh menjadi hidup dengan kehadiran Persiraja Banda Aceh dan didukung oleh para tifosi penggemar sepak bola Aceh yang terus bertambah.
Tanah rencong memiliki potensi besar karena tersedia bakat-bakat pemain muda dan suporter sepak bola yang aktif. Klub kebanggaan masyarakat Aceh ini akan menampung bakat-bakat pemain muda lokal untuk berprestasi, dan menyuguhkan tontonan menghibur kepada para penonton juga suporter.
Rivalitas
Persiraja dulu berselisih dengan sesama klub Aceh, PSAP Sigli. Derby ini biasa disebut dengan Derbi Klasik Aceh. Pertandingan mereka selalu dalam suasana panas.[3][4] Satu kejadian paling tragis terjadi pada 2014, saat kiper PSAP Sigli, Agus Rahman, melakukan tekel keras terhadap striker Persiraja, Akli Fairuz. Akli mengalami kebocoran kandung kemih dan, beberapa hari setelah pertandingan, meninggal karena luka dalam akibat tekel tersebut.[5] Dia menerima skorsing setahun yang diberikan oleh PSSI.[6] Saat ini, sejak Persiraja dan PSAP Sigli tidak lagi berada di level yang sama, persaingan telah mereda. Selain itu, Persiraja juga memiliki rivalitas dengan klub Aceh lainnya, PSBL Langsa.[7][8]
Prestasi
Perserikatan (Divisi Utama PSSI)
- 1980 Juara
- Tanggal 31 Agustus 1980 mengalahkan Persipura Jayapura dengan skor 3-1 final di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
- Gol Dicetak:
- Persiraja: Rustam Syafari 45', Bustamam 55' 81'
- Persipura Jayapura: Leo Kapisa 15'
Rekor
Kasta Tertinggi
- 1975 - Peringkat 3 Grup B 8 Besar Kejurnas PSSI 1975
- 1978 - Juara ke-5 Kejurnas PSSI 1978
- 1978/79 - Peringkat 5 Kejurnas PSSI 1978–1979
- 1980 - Juara Divisi Utama PSSI 1980
- 1983 - Peringkat 4 Wilayah Barat Divisi Utama PSSI 1983
- 1985 - Peringkat 4 Wilayah Barat Divisi Utama PSSI 1985
- 1986 - Peringkat 4 Wilayah Barat Divisi Utama PSSI 1986
- 1993/94 - Peringkat 4 Grup K 8 Besar Divisi Utama PSSI 1993–1994
- 1994/95 - Peringkat 6 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 1994–1995
- 1995/96 - Peringkat 7 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 1995–1996
- 1996/97 - Peringkat 3 Grup A 12 Besar Divisi Utama Liga Indonesia 1996–97
- 1997/98 - "Kompetisi dihentikan" saat Persiraja berada di peringkat 3 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 1997–98
- 1998/99 - Peringkat 6 Grup 1 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 1998–1999
- 1999/00 - Peringkat 7 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 1999–2000
- 2001 - Peringkat 12 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 2001 (Degradasi ke Divisi Satu Liga Indonesia 2002)
- 2007 - Peringkat 17 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 2007
- 2011/12 - Peringkat 7 Liga Prima Indonesia 2011–2012
- 2013 - Peringkat 10 Liga Prima Indonesia 2013
- 2020 - "Kompetisi dihentikan" saat Persiraja berada di peringkat 7 Liga 1 2020
Kasta Kedua
- 2002 - 8 Besar
- 2003 - 8 Besar
- 2004 - Peringkat 8 Wilayah Barat
- 2005 - Juru kunci (Namun tidak degradasi karena dispensasi Tsunami Aceh 2004)
- 2006 - Runner-Up (Promosi ke Divisi Utama Liga Indonesia 2007)
- 2008/09 - Peringkat 6 Wilayah Barat Divisi Utama Liga Indonesia 2008–2009
- 2009/10 - Peringkat 7 Grup 1 Divisi Utama Liga Indonesia 2009–2010
- 2010/11 - Runner-Up Divisi Utama Liga Indonesia 2010–2011 (Promosi ke Liga Prima Indonesia 2011–2012)
- 2014 - Peringkat 6 Grup 1 Divisi Utama Liga Indonesia 2014
- 2017 - Peringkat 3 Grup 1 Liga 2 2017
- 2018 - Peringkat 3 Grup B 8 Besar Liga 2 2018
- 2019 - Juara ke-3 Liga 2 2019 (Promosi ke Liga 1 2020)
Piala domestik
- 2006 - Putaran Pertama Copa Indonesia
- 2008/09 - Putaran Pertama Copa Indonesia
- 2012 - Putaran Ketiga Piala Indonesia 2012
- 2018/19 - 128 Besar Piala Indonesia 2018–2019
Stadion
Stadion Harapan Bangsa
Didirikan pada tahun 1998 Stadion Harapan Bangsa terletak di Gampong Lhong Raya, Kecamatan Banda Raya, Kota Banda Aceh, Aceh yang juga merupakan markas klub sepak bola Persiraja Banda Aceh mulai tahun 2011/2012, namun status Stadion Harapan Bangsa sering dijadikan tempat Event tertentu oleh seluruh Provinsi Aceh dan tidak hanya dimiliki khusus oleh Persiraja atau Pemkot Banda Aceh karena stadion tersebut dibangun dengan APBA Aceh dan secara otomatis stadion tersebut milik Pemerintah Aceh. Stadion ini direnovasi setelah bencana Gempa bumi dan tsunami Samudra Hindia 2004. Stadion Harapan Bangsa memiliki kapasitas 45.000 tempat duduk. Stadion kebanggaan Tanah Rencong ini sempat menjadi salah satu stadion termegah di Indonesia pada rentang tahun 1998-2000 namun akibat kurangnya perawatan di stadion ini dan terjadinya gempa tsunami membuat julukan itu tinggal kenangan.
Stadion Haji Dimurthala
Berbeda dari Stadion Harapan Bangsa, Stadion Haji Dimurthala adalah markas Persiraja yang dibangun oleh Pemerintah Kota Banda Aceh khusus untuk menjadi home base Persiraja. Stadion Haji Dimurthala adalah sebuah stadion yang terletak di Gampong Kota Baru, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh, Aceh, Negara Indonesia. Stadion ini dinamakan seperti nama legenda Persiraja Banda Aceh, H. Dimurthala atau lebih dikenal dengan nama Bang Mur dipergunakan untuk menggelar pertandingan sepak bola dan merupakan markas dari klub sepak bola Persiraja Banda Aceh. Stadion ini memiliki kapasitas 20.000 orang. Stadion tersebut juga terkena dampak akibat Tsunami 2004 dan direnovasi terutama saat Presiden FIFA, Sepp Blatter dalam kunjungannya ke Stadion Haji Dimurtala, Selasa 4 April 2006.
Pendukung
Dukungan luar biasa yang ditunjukkan oleh para penonton setia dari berbagai penjuru Aceh dan juga suporter Persiraja yang dikenal sebagai organisasi S.K.U.L.L. (Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju). Organisasi S.K.U.L.L. yang didirikan pada tahun 2007 ini juga terkenal sebagai suporter yang sangat sportif dan hampir tidak memiliki catatan buruk dari Komdis PSSI.
Pemain
Catatan: Bendera menunjukkan tim nasional sesuai dengan peraturan FIFA. Pemain dapat memiliki lebih dari satu kewarganegaraan non-FIFA.
|
|
Mantan pemain
Pemain Terkenal
- Irwansyah
- Tarmizi Rasyid
- Dahlan Djalil
- Abdul Musawir
- Fahrizal Dillah
- Andria
- Mukhlis/Nakata
- Wahyudi
- Zulbahra
- Ismed Sofyan
- Miftahul Hamdi
- Akli Fairus
- Antônio Teles
- Esaiah Pello Benson
- Amos Marah
- Christian Bekatal
- Mario David Salas
Pemain Legenda
- Irwansyah
- Bustamam Ibrahim
- M. Basir
- Samsul Bahri
- Dahlan Djalil
- Mustafa Djalil
- Tarmizi Rasyid
- Azhari
- Ridwan Salam
- Sofyan
- M. Nasir Gurumud
- A. Rani
- Jauharuddin
- Kamaruzzaman
- M. Daan
- Ramadana
- Zaim Merdeka
- Rustam Safaril
- Edi Gunawan
- Zulkifli Daud
- Zulkifli Alfat
- Saiful Bintang
- Burhanuddin
- T. Usman
- Zulkarnaen
- Darmawan AG
- Teuku Hervin
Referensi
- ^ https://lampung.tribunnews.com/2021/07/22/profil-tim-persiraja-banda-aceh-di-liga-1-2021-harimau-banda-akan-datangkan-4-pemain-asing
- ^ ACEH, BOLA (2023-10-16). "Pray For Palestine: Cerita di Balik Selebrasi Gol Pemain Persiraja ke Gawang PSDS". BOLA ACEH. Diakses tanggal 2023-10-18.
- ^ "Ricuh, Laga Persiraja Kontra PSAP Dihentikan". bola.net. Diakses tanggal 5 Juni 2018.
- ^ "Pemain Persiraja dengan PSAP Sigli Adu Jotos". liputan6.com. Diakses tanggal 5 Juni 2018.
- ^ "Indonesian Premier League Footballer Akli Fairuz Dies After Horror Tackle". au.sports.yahoo.com (dalam bahasa Inggris).
- ^ "Terkait Meninggalnya Akli Fairuz, Kiper PSAP Diskors Setahun". detik.com. Diakses tanggal 5 Juni 2018.[pranala nonaktif permanen]
- ^ "Derby Aceh Ricuh". tribunnews.com. Diakses tanggal 5 Juni 2018.
- ^ "Miris! Sepak Bola Indonesia Kembali Ricuh, Ini Videonya". bolasport.com. Diakses tanggal 5 Juni 2018.
- ^ "Pemain". persiraja.id. Diakses tanggal 1 March 2020.
- ^ "Penuhi Kuota Pemain, Persiraja Banda Aceh Incar Pemain Lokal". bola.tempo.co. Diakses tanggal 4 February 2020.
- ^ "Persiraja Ikat Dua Amunisi Baru". 14 February 2020. Diakses tanggal 14 February 2020.
Pranala luar
- Situs web resmi
- (Indonesia) Persiraja Banda Aceh dalam situs web resmi Liga Indonesia Baru
- Persiraja Banda Aceh di FootballDatabase.
- (Indonesia) Persiraja Banda Aceh di Facebook
- (Indonesia) Persiraja Banda Aceh di Instagram
- (Indonesia) Official Video di YouTube