Calopogonium mucunoides
Calopogonium mucunoides adalah spesies tumbuhan dari famili Fabaceae (suku polong-polongan) yang tumbuh di bioma beriklim tropis kering yang tersebar mulai dari Meksiko hingga kawasan tropis Amerika. Sekarang, penyebarannya sudah luas terutama di daerah tropis. Di Indonesia, tumbuhan ini disebut kalopo atau kacang asu. Pada tahun 1826, Nicaise Auguste Desvaux memperkenalkan nama ilmiah Calopogonium mucunoides.[1][2]
Calopogonium mucunoides
| |
---|---|
Tumbuhan | |
Warna bunga | biru |
Taksonomi | |
Superkerajaan | Eukaryota |
Kerajaan | Plantae |
Divisi | Tracheophytes |
Ordo | Fabales |
Famili | Fabaceae |
Genus | Calopogonium |
Spesies | Calopogonium mucunoides Desv., 1826 |
Asal dan Sebaran Geografis
Kalopo merupakan tanaman asli Amerika tropis dan Hindia Barat. Tanaman ini diperkenalkan ke Afrika tropis dan Asia pada awal tahun 1900-an dan ke Australia pada tahun 1930-an. Kalopo mulai digunakan sebagai pupuk hijau dan tanaman penutup tanah di Sumatera pada tahun 1992 dan segera setelah itu di perkebunan karet dan sisal di bagian tengah dan timur Jawa. Tanaman ini kemudian dibawa ke Malaysia sebagai tanaman penutup tanah untuk karet. Kalopo dinaturalisasi di Indonesia dan Malaysia, dan telah menyebar ke sebagian besar wilayah tropis yang lembap di dunia.[3][4]
Morfologi
Perawakan tumbuhan ini adalah legum semak menjalar mirip seperti legum sentro (Centrosema pubescens) dan puero (Pueraria phaseoloides).[5] Tumbuhan ini berumur pendek dan dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian 30 - 50 cm.[2]
Akar, Batang, dan Daun
C. mucunoides memiliki akar serabut (radix adventica) bercabang-cabang (radix lateralis) berbentuk benang (filiformis), dengan kedalaman akar mencapai 17- 25 cm. Batang bulat, berbuku - buku, dan berwarna hijau muda dengan ketebalan 2-4 cm. Batangnya yang lunak memiliki bulu halus berwarna coklat keemasan.[6][7] Jenis daun majemuk. Pada setiap tangkai daun terdapat tiga anak daun yang berwarna hijau tua. Anak daun terminal berbentuk bulat telur hingga belah ketupat, anak daun lateral berbentuk bulat telur miring, 4-10 × 2-5 cm. Sama seperti batang, permukaan daunnya juga berbulu halus. Ukuran lebar daun, panjang tangkai daun, panjang permukaan daun, dan ketebalan daun masing - masing 5,3 cm, 1,8 cm, 4,7-8 cm, dan 0,2 cm-2 cm.[6][7][8][9]
Bunga, Buah, dan Biji
Bunga kecil dengan bentuk seperti kupu - kupu. Bunga akan muncul lebih banyak pada awal musim kemarau. Jenis bunga adalah bunga majemuk, berjumlah 5 atau 6, dan bergerombol di buku-buku tulang daun. Tabung kelopak gundul; lobus lebih panjang dari tabung, lanset-linier, berbulu rapat, lancip panjang di puncaknya. Warna mahkota bunga adalah ungu muda dengan kombinasi hijau muda di tengahnya serta dikelilingi warna ungu tua. Ovarium berbulu lebat. Warna biji coklat hingga kehitaman dengan bentuk pipih dan terasa licin bila dipegang. Bentuk polong buah agak pipih dan pendek (3 - 4 cm) dengan bulu cokelat panjang yang menonjol. Jumlah biji 5 atau 6 dengan ukuran 2,5 × 2 mm. Waktu berbunga dan berbuah dimulai dari Agustus hingga Maret.[8][6][9][10] Pembungaan terdiri dari hari pendek (<12 jam), hari netral (12‒14 jam), dan hari panjang (>14 jam), tergantung pada aksesi.[11]
Habitat dan Ekologi
Spesies ini dapat tumbuh pada ketinggian 200 - 1000 m dengan curah hujan 1.270 mm/tahun. Selain itu, bisa hidup di daerah panas atau daerah tropis yang basah. Hanya saja, tidak tahan untuk penggembalaan yang ekstensif. Beberapa peternak kurang suka menanam tanaman ini karena terdapat bulu pada daunnya sehingga hewan jarang mengonsumsi tanaman ini.[2] Tumbuhan ini dapat tumbuh baik dengan memperhatikan beberapa persyaratan seperti jenis tanah, kelembaban, suhu, dan pencahayaan. Tanah yang disukai C. mucunoides adalah tanah liat dengan pH 4,5‒5,0. Di Amerika tropis, tumbuh baik pada tanah asam. Dapat beradaptasi dengan daerah tropis yang panas dan basah dengan curah hujan tahunan melebihi 1.500 mm di mana tanaman individu akan bertahan selama 2‒3 tahun. Pada lingkungan yang lebih kering (>1.000 mm) akan berperilaku sebagai tanaman tahunan. Toleransi kekeringan buruk tetapi tanaman akan beregenerasi dari biji. Beradaptasi dengan tanah basah dan toleran terhadap genangan air. Suhu yang cocok maksimum 32 ºC dan minimum 24 ºC, dengan batas luar maksimum 36 ºC dan minimum 18 ºC. Lebih menyukai daerah tropis yang lembab, dataran rendah tetapi akan tumbuh hingga ketinggian 2.000 mdpl. Produktivitas relatif konstan pada 60‒00% transmisi cahaya. Akan tumbuh produktif di bawah perkebunan kelapa dewasa (60‒70% PAR), tetapi tidak toleran terhadap naungan lebat.[11]
Cara Hidup
Bintil pada akar memungkinkan spesies ini bersimbiosis dengan rhizobium sehingga terbentuk cabang-cabang akar menyerupai benang-benang. Hal ini mempermudah penyerapan air di dalam tanah. Rambut akar akan menanggapi dan membelokkan akar hingga mencapai kedalaman akar pada kisaran 1-2 m. Sebagian besar bintil akar ini menambat nitrogen dari udara. Batang yang tumbuh merambat di permukaan tanah dapat dengan mudah mengeluarkan akar pada setiap ruas batangnya. Dibandingkan dengan tanaman penutup tanah lainnya, spesies ini memiliki batang yang tebal sehingga lebih tahan terhadap penyinaran penuh.[7]
Budidaya
Penanaman kacang asu dapat dilakukan dengan menggunakan bijinya yang sudah tua.[2] Waktu simpan benih yang terlalu lama dapat menurunkan daya kecambah benih sehingga berpengaruh pada penurunan kualitas benih. Daya kecambah benih yang disimpan selama 1– 5 bulan mencapai 75– 84%. Sedangkan, penyimpanan lebih 6 bulan daya kecambah menurun 58%.[12] Tidak toleran terhadap defoliasi parah yang sering terjadi tetapi dapat dipangkas dengan interval 2‒3 bulan.[11]
Peranan
Pelindung Permukaan Lahan Perkebunan
Tanaman berperan mengurangi penguapan air, memperbaiki kandungan nitrogen dan juga mengurangi pertumbuhan rumput liar.[13] Kebun kelapa sawit sering memanfaatkan tanaman ini sebagai tanaman penutup tanah bersama dengan spesies Pueraria javanica, Centrocema pubescens, Calopogonium caerulium, dan Pueraria triloba (Kudzu).[14] Tanaman ini juga ditanam di perkebunan karet karena berguna untuk mempertinggi aktivitas mikroba dan mempercepat pembusukan sisa - sisa akar atau tunggul - tunggul tanaman sehingga secara tidak langsung dapat menekan perkembangan jamur akar putih.[15]
Pakan Ternak dan Pupuk Hijau
Tanaman ini dikenal sebagai hijauan pakan dengan palatabilitas yang sedang. Kecernaan in vitro daun berkisar antara 16 - 24%. Meskipun palatabilitas atau penerimaannya rendah oleh spesies ternak, C. mucunoides, sebagai legum hijauan dapat menjadi sumber protein kasar tinggi yang secara efektif menggantikan suplemen protein agroindustri. Tanaman ini juga dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk memperbaiki tanah, melindungi permukaan tanah, mengurangi temperatur tanah, meningkatkan kesuburan tanah, dan menekan pertumbuhan gulma dan rumput.[13][16] Percobaan pada tanaman kedelai menunjukkan aplikasi C. mucunoides dengan dosis 10 ton/ha dapat memperbaiki sifat fisik tanah dengan meningkatkan bahan organik tanah, total pori, air tanah tersedia dan menurunkan berat jenis tanah. Selain itu, produksi kedelai juga meningkat.[17]
Pupuk Kompos
Pupuk kompos yang berasal dari tumbuhan ini memenuhi syarat kualitas SNI 19-70302004 dengan kandungan unsur N, P, Ca, dan Mg terbaik dibandingkan jenis lainnya. Biomassa yang dihasilkan dari tanaman segar sebesar 35 ton/ha.[18]
Fitoremediasi
Tumbuhan ini juga dapat dikembangkan pada tanah pasca tambang nikel karena mampu bertahan hidup pada kadar nikel yang lebih tinggi (sampai pada 500 ppm).[19]Selain itu, C. mucunoides berpotensi membersihkan logam kontaminan seperti sianida (Cn) pada limbah penambangan emas walaupun produksi biomassanya tidak terlalu tinggi.[20]Tanaman ini juga menjadi fitoremediator pada tanah yang tercemar logam berat merkuri (Hg) tetapi dalam mekanisme fitostabilisasi.[21]
Potensi Pengembangan Obat
Hasil penelitian menunjukkan bahwa C. mucunoides memiliki kandungan metabolit sekunder yang berguna untuk pengembangan obat dalam jumlah yang signifikan dengan kapasitas antioksidan yang baik sehingga dapat dimanfaatkan dalam mengobati penyakit yang berkaitan dengan stres oksidatif.[22]
Referensi
- ^ "Calopogonium mucunoides". plantamor.com. Diakses tanggal 2024-12-26.
- ^ a b c d Akoso, Budi Tri (2012-01-01). Budi Daya Sapi Perah Jilid 1. Surabaya: Airlangga University Press. hlm. 61 – 62. ISBN 978-602-8967-82-2.
- ^ Büttner, R. (2001-04-10). Mansfeld's Encyclopedia of Agricultural and Horticultural Crops: (Except Ornamentals) (dalam bahasa Inggris). Springer Science & Business Media. ISBN 978-3-540-41017-1.
- ^ PROSEA : Plant Resources of South-East Asia 11, Auxiliary Plants (dalam bahasa Inggris). Yayasan Obor Indonesia. ISBN 978-979-799-093-0.
- ^ Mayulu, Hamdi (2023-08-30). Teknologi Pakan Ruminansia. Depok: PT. RajaGrafindo Persada - Rajawali Pers. hlm. 36. ISBN 978-623-231-146-6.
- ^ a b c Batu, Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Peternakan (2021-11-05). GERAKAN PEMBERDAYAAN PETANI TERPADU: Materi Ternak Sapi Potong. Malang: Media Nusa Creative (MNC Publishing). hlm. 79. ISBN 978-602-6931-24-5.
- ^ a b c Ahmad, Sitti Wirdhana (2018). "Peranan Legume Cover Crops (LCC) Colopogonium mucunoides Desv. pada Teknik Konservasi Tanah dan Air di Perkebunan Kelapa Sawit". Prosiding Seminar Nasional Biologi dan Pembelajarannya: 341–346.
- ^ a b Suyono, Sugeng Rahayu Harjo; Adab, Penerbit. Mengenal Tanaman Penutup Lahan (Cover Crop), Petunjuk Praktis Penanaman dan Pemeliharaannya. Penerbit Adab. ISBN 978-623-505-407-0.
- ^ a b "Calopogonium mucunoides in Flora of China @ efloras.org". www.efloras.org. Diakses tanggal 2024-12-26.
- ^ Pandi, Vivek (2023-02-13). Taxonomy and Ecology of Climbers: Climbing Plants of India (dalam bahasa Inggris). Springer Nature. ISBN 978-981-19-8645-1.
- ^ a b c "Calopogonium mucunoides - Tropical Forages". tropicalforages.info. Diakses tanggal 2024-12-27.
- ^ Sajimin, Sajimin; Fanindi, A.; Hutasoit, R. (2019-01-11). "PENGARUH METODA PENYIMPANAN TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH CALOPO (Calopogonium mucunoides)". Pastura. 6 (2): 98. doi:10.24843/pastura.2017.v06.i02.p12. ISSN 2549-8444.
- ^ a b Pazla, Roni; Zain, Mardiati; Marta, Yoselanda; Sucitra, Laras Sukma (2023). Leguminosa Sebagai Pakan Ternak Ruminansia. Jawa Barat: Penerbit Adab. hlm. 49 – 50. ISBN 978-623-497-189-7.
- ^ Sastrosayono, Selardi (2003). Budi Daya Kelapa Sawit. Jakarta Selatan: AgroMedia Pustaka. hlm. 19. ISBN 978-979-3357-62-1.
- ^ Tim Penulis PS (2008). Panduan Lengkap Karet. Depok: Penebar Swadaya. hlm. 148. ISBN 978-979-002-233-1.
- ^ Asongwed-Awa, Anastasia; Abakar, Oumarou; Vall, Eric (2003-03-01). "Intake and digestibility of Calopogonium mucunoides-base diets fed to draft donkeys during the dry season". Revue d’élevage et de médecine vétérinaire des pays tropicaux. 56 (3-4): 205. doi:10.19182/remvt.9866. ISSN 1951-6711.
- ^ A.R, Arsyad; Farni, Yulfita; Ermadani (2011). "Aplikasi Pupuk Hijau (Calopogonium mucunoides dan Pueraria Javanica) Terhadap Air Tanah Tersedia dan Hasil Kedela". Jurnal Hidrolitan.
- ^ Wiraswati, Hesti Lina; Kodir, Reza Abdul; Saputra, Yudha Hardianto Eka; Anwar, Chairul; Kinanto (2021-09-16). TUMBUHAN OBAT: Ragam dan Potensi Area Reklamasi Tambang Batubara Site Kusan-Girimulya, Kalimantan Selatan. Penerbit NEM. ISBN 978-623-6479-81-0.
- ^ Malik, Nurhayu; Ambardini, Sri; Adrini, Nyoman (2020). "Pertumbuhan Tumbuhan Legum Calopogonium mucunoides Desv., yang Ditanam Pada Tanah Pascatambang Nikel dengan Pemberian Logam Nikel (II) Nitrat". BioWallacea : Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research). 7 (2): 1176–1186.
- ^ HIDAYATI, NURIL; SYARIF, FAUZIA; JUHAETI, TITI (1970-01-01). "Potency of Centrocema pubescence, Calopogonium mucunoides, and Micania cordata for cleaning metal contaminants of gold mines waste". Biodiversitas Journal of Biological Diversity. 7 (1). doi:10.13057/biodiv/d070102. ISSN 2085-4722.
- ^ Samar, Y S; Mariwy, A; Manuhutu, J B (2019-11-01). "FITOREMEDIASI MERKURI (Hg) MENGGUNAKAN TANAMAN KACANG KALOPO (Calopogonium mucunoides)". Science Map Journal. 1 (2): 93–98. doi:10.30598/jmsvol1issue2pp93-98. ISSN 2684-9429.
- ^ Adewale Elijah Fadeyi; Saheed Olatunbosun Akiode; Olajide Ebenezer Falayi; Ayodeji Olakunle Fatokun; Joyce Omohu Orijajogun (2020-10-30). "Phytochemical, antioxidant, proximate and FTIR analysis of Calopogonium mucunoides Desv. extracts using selected solvents". World Journal of Biology Pharmacy and Health Sciences. 4 (1): 014–022. doi:10.30574/wjbphs.2020.4.1.0069. ISSN 2582-5542.