Parameswara
Parameswara (1344-1414) yang bergelar Iskandar Shah, merupakan keturunan raja Sriwijaya yang mendirikan Kesultanan Malaka.
Etimologi
Parameswara (परमेश्वर) adalah sebuah nama yang berasal dari bahasa Sansekerta. Parama berarti "paling berkuasa", dan Iswara berarti "raja". Parameswara juga merupakan nama lain untuk Siwa, salah satu dewa utama dalam agama Hindu.
Asal-usul keturunan
Menurut Sejarah Melayu, garis keturunan ayah Parameswara adalah dari Kerajaan Sriwijaya. Sang Nila Utama, penerus raja Sriwijaya[1], memiliki putra bernama Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372 – 1386). Sri Pakerma kemudian memiliki putra bernama Paduka Seri Rana Wira Kerma (1386 – 1399). Parameswara adalah putra dari Seri Rana Wira Kerma.[2].
Mendirikan Kesultanan Malaka
Pada tahun 1025, Rajendra Chola, raja Chola dari Coromandel, sebuah kerajaan Tamil Dravida yang memerintah di wilayah selatan India hingga abad ke-13, dapat menaklukkan Kedah dari Kerajaan Sriwijaya dan menguasainya. Raja Chola meneruskan penyerangan dan penaklukannya selama 20 tahun berikutnya ke seluruh imperium Sriwijaya. Tanda-tanda kebesaran Sriwijaya di Palembang musnah. Serangan ini mengakibatkan berpindahnya keluarga kerajaan beserta para pengikutnya ke Kerajaan Melayu Kuno (Melayu Tua), yang lokasinya terletak di Provinsi Jambi sekarang.
Sejak tahun 1286, bekas wilayah Kerajaan Sriwijaya termasuk Palembang dan Jambi resmi menjadi taklukan Kerajaan Singasari. Pada tahun 1293, wilayah tersebut menjadi bagian dari Kerajaan Majapahit, kerajaan penerus Singasari.
Menurut Sejarah Melayu, setelah Palembang jatuh keluarga kerajaan mengungsi ke Pulau Bintan. Pada tahun 1324, Sang Nila Utama penerus raja Sriwijaya, berpindah dari Bintan ke Tumasik. Ia membunuh penguasa setempat, Temagi, yang merupakan perwakilan Kerajaan Ayutthaya. Sang Nila Utama mendirikan kerajaan Singapura Lama dan berkuasa selama 48 tahun. Kekuasaannya dilanjutkan oleh putranya Paduka Sri Pekerma Wira Diraja (1372 – 1386), dan diteruskan oleh cucunya Paduka Seri Rana Wira Kerma (1386 – 1399). Parameswara adalah putra dari Seri Rana Wira Kerma.[3].
Pada tahun 1402, Parameswara mendirikan Kesultanan Malaka setelah melarikan diri dari Tumasik (Singapura), setelah mendapat serangan dari Majapahit. Parameswara menyadari bahwa untuk memajukan Malaka, ia perlu mengembangkan agama Islam. Hal ini karena banyak pedagang dari Gujarat, Persia, dan Arab yang berdagang di Nusantara, adalah pemeluk agama Islam. Parameswara menikah dengan seorang putri dari Kesultanan Pasai. Ia menjadi seorang Muslim dan kemudian bergelar Iskandar Shah.
Setelah Parameswara berhasil mengembangkan Islam, Malaka menjadi sebuah pelabuhan perniagaan terpenting di Asia Tenggara, di mana kapal-kapal perniagaan dari pelbagai bangsa berkumpul dan berniaga.
Biografi
- 1344 - Lahir sebagai Dharmaraja (Desia Raja), putra Paduka Sri Rana Wira Kerma, Raja Singapura (1386 - 1399). Ibunya adalah putri Tun Perpatih Permuka Berjayar, Bendahara kerajaan Singapura[4].
- 1399 - Menggantikan ayahnya dengan gelar Paduka Sri Maharaja Parameswara.
- 1401 - Terusir dari Tumasik.
- 1402 - Mendirikan Kesultanan Malaka.
- 1405 - Mengunjungi Dinasti Ming di Tiongkok.
- 1409 - Menikah dengan putri Pasai.
- 1411 - Mengunjungi Dinasti Ming di Tiongkok.
- 1414 - Meninggal pada usia 69 atau 70 tahun.
Lihat pula
Referensi
- ^ Singapore. Ministry of Culture, Singapore. Ministry of Communications and Information. Information Divisionl (1973). Singapore facts and pictures. Ministry of Culture. hlm. 9. ISBN 0217-7773 Periksa nilai: length
|isbn=
(bantuan). - ^ Buyers, Christopher. "The Ruling House of Malacca - Johor". Diakses tanggal 2009-06-13.
- ^ Buyers, Christopher. "The Ruling House of Malacca - Johor". Diakses tanggal 2009-06-13.
- ^ Buyers, Christopher. "The Ruling House of Malacca - Johor". Diakses tanggal 2009-12-17.
Pranala luar
- (Melayu)Pemerintah Pertama Melaka:Parameswara Perpustakaan Negara Malaysia
- (Inggris) Royal Asiatic Society of Great Britain and Ireland (Situs web berbayar)
Pustaka
- (Belanda)Krom, Nicolaas Johannes (1931). Hindoe-javaansche geschiedenis. 's-Gravenhage, M. Nijhoff.
Didahului oleh: tidak ada |
Sultan Malaka 1402-1414 |
Diteruskan oleh: Megat Iskandar Syah |