Selongsong peluru

Revisi sejak 6 April 2010 17.19 oleh Ennio morricone (bicara | kontrib) (nuklir hanyalah salah satu jenis hulu ledak)

Selongsong peluru adalah benda yang merupakan wadah yang yang membungkus proyektil peluru dan terdiri dari propelan (biasanya bubuk mesiu), rim, dan primer. Bubuk mesiu berfungsi sebagai pencetus ledakan yang mendorong proyektil peluru dengan energi kinetik. Selongsong peluru baru di kenal pada penggunaan amunisi senjata api modern. Senapan api jenis awal seperti senapan kopak, senapan lontak atau pemuras belum mengenal penggunaan "selongsong" pada sebuah peluru.

Berkas:Selonsong peluru.jpg
Belahan sebuah amunisi peluru

Kekeliruan bahasa

 
Selongsong peluru terlontar setelah peluru ditembakkan

Masyarakat awam umumnya menyebut rangkaian amunisi secara utuh sebagai "peluru", di mana proyektil peluru, selongsong peluru, mesiu, dan primer termasuk di dalam sebuah "peluru". Hal ini sebenarnya salah, karena istilah "peluru" sebenarnya hanya mengacu pada bagian proyektil dari amunisi tersebut, atau anak peluru yang ditembakkan, bukan keseluruhan dari amunisi tersebut. Istilah lainnya dari bidang senjata roket adalah hulu ledak.

Peluru non-mematikan

Sebuah selongsong yang berisi propelan tanpa menggunakan proyektil peluru disebut peluru hampa atau peluru kosong, di mana saat primer terpukul, hanya akan terdengar suara ledakan tanpa adanya proyektil yang ditembakkan senapan. [1].

Demikian pula dengan istilah peluru karet yang artinya sebuah selongsong berisi bubuk mesiu namun dengan kepala proyektil terbuat dari karet. Peluru karet ini pertama kali di perkenalkan oleh pemerintah Amerika guna menghadang demonstran anti perang Vietnam pada tahun 60-an [2].

Selongsong peluru mengunci ruang pembakaran amunisi ke segala arah kecuali pada bagian bawah selongsong tersebut. Dimana sebuah pin pemicu tembakan akan memukul primer (lihat keterangan gambar) dan memicunya, percikan api yang terjadi akibat pikulan pin pada primer akan membakar gas pada bubuk mesiu. Gas yang terbakar dari bubuk mesiu mendorong proyektil peluru lepas dari selongsong-nya. Setelah peluru terlepas, tekanan pada selongsong akan hilang menjadikan selongsong tersebut terlontar keluar dari ruang pembakaran.

Bahaya peluru hampa

Ada sebuah kenyataan pahit mengenai penggunaan peluru kosong di industri perfilman Hollywood, yaitu kematian aktor Brandon Lee, anak dari aktor legendaris Bruce Lee akibat dari peluru kosong. Hal ini terjadi amunisi yang digunakan dalam syuting film tersebut hanya dikosongkan dari mesiu, namun masih menggunakan proyektil peluru yang terpasang di amunisi. Brandon Lee meninggal karena primer yang digunakan masih dapat memicu ledakan kecil yang mendorong peluru keluar dari senapan dan mengenai abdomen Brandon Lee. [3].

Selongsong peluru modern

 
Bagian-bagian selongsong peluru

Mekanisme senjata otomatis dan semi-otomatis (di mana proses keluar masuknya peluru dari senjata adalah secara otomatis) terkadang merusak selongsong peluru dalam proses pelontarannya. Kuningan adalah meterial yang biasa dipakai dalam pembuatan selongsong, yang tahan terhadap korosi dan cukup elastis untuk digunakan berkali-kali dalam proses pengisian-ulang sebuah senjata api. Namun beberapa amunisi "kualitas rendahan" seperti beberapa produksi amunisi militer (biasanya produksi negara-negara sekitar balkan) terbuat dari besi, karena besi lebih murah dari kuningan.

Layaknya standar militer tipikal yang mempertimbangkan bahwa selongsong persenjataan ringan cukup untuk sekali pakai, pengurangan dari segi elastisitas adalah pilihan yang mereka ambil, walaupun berat dari selongsong berdampak pada banyaknya jumlah amunisi yang dapat dibawa oleh seorang prajurit. Dampak pengurangan elastisitas selongsong peluru adalah dapat meledaknya lapisan karbon dari mesiu di sekitar selongsong besi yang kemudian masuk ke ruang pembakaran dan membuat pengeluaran proyektil menjadi sulit, dalam artian umum, senjata tersebut "macet". Ini adalah salah satu problem dari senjata-senjata milik negara-negara Pakta Warsawa, yang didesain memiliki toleransi ruang pembakaran yang lebih besar dibanding senjata milik negara-negara NATO.

Selongsong besi dari sebuah amunisi sering dilapisi dengan lapisan tipis polimer ataupun tembaga yang melindunginya terhadap korosi. Beberapa amunisi juga terbuat dari alumunium. Walaupun lebih elastis dari pada besi, namun kurangnya daya tarik dari alumunium saat proses isi-ulang menghambat proses pengisian ulang senjata.

Lihat pula

Referensi