Energi kinetik

energi yang berasal dari pergerakan tubuh fisik

Di fisika, energi kinetik atau tenaga gerak adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda oleh karena kecepatannya (gerakannya).[1]

Energi kinetik
Energi kinetik dari kereta luncur akan maksimum saat berada pada lintasan terendah (dasar).
Simbol umumKE, Ek, atau T
Satuan SIjoule (J)
Turunan dari
besaran lainnya
Ek = 12mv2
Ek = Et+Er

Di mekanika klasik, kinetik energi dari objek tidak berputar dengan massa m yang berjalan dengan kecepatan v bernilai .[2]

Energi kinetik dari suatu benda bernilai sama dengan usaha (gaya dikali dengan perpindahan) yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan. Setelah mendapatkan energi dari akselerasi, massa menyimpan kinetik energi ini kecuali kecepatannya berubah. Usaha yang sama dikeluarkan oleh benda tersebut ketika berdeselerasi dari kecepatannya hingga ke dalam posisi diam.[2]

Satuan internasional dari energi kinetik adalah joule, sementara satuan Inggris dari energi kinetik adalah pon-kaki.

Di mekanika relativitas, cukup baik dalam memperkirakan energi kinetik hanyak ketika kecepatan v bernilai jauh di bawah kecepatan cahaya.

Sejarah dan etimologi

sunting

Kata sifat kinetik berasal dari bahasa Yunani Kuno, κίνησις (kinesis) yang artinya gerak.[3]

Aturan di dalam mekanika klasik yang menyatakan bahwa E ∝ mv² pertama kali dikembangkan oleh Gottfried Leibniz dan Johann Bernoulli, yang menyatakan bahwa energi kinetik itu adalah gaya yang hidup, vis viva. Willem 's Gravesande dari Belanda melakukan percobaan untuk membuktikan persamaan ini. Dengan menjatuhkan benda dari ketinggian yang berbeda-beda ke dalam blok tanah liat, 's Gravesande menyatakan bahwa kedalaman pada tanah liat berbanding lurus dengan kuadrat kecepatan. Émilie du Châtelet menyadari implikasi eksperimen ini dan mempublikasikan sebuah penjelasan.[4]

Istilah energi kinetik dan usaha dengan arti modern dapat dilihat kembali pada pertengahan abad ke-19. Pemahaman awal dari ide tersebut dapat diatribusikan kepada Thomas Young, yang pada kuliah 1802-nya di Royal Society, adalah orang pertama yang menggunakan istilah energi untuk merujuk pada energi kinetik, dibandingkan dengan vis viva. Gaspard Gustave de Coriolis mempublikasikan sebuah makalah pada tahun 1829 yang berjudul Du Calcul de l'Effet des Machines yang menguraikan sisi matematika dari energi kinetik. William Thomson, yang selanjutnya menjadi Lord Kelvin, diberikan kredit sebagai pencipta istilah "energi kinetik" sekitar tahun 1849–1851.[5][6] William Rankine, yang memperkenalkan istilah "energi potensial" pada tahun 1853, dan frasa "energi aktual" untuk melengkapinya,[7] selanjutnya merujuk William Thomson dan Peter Tait dengan mengganti kata "aktual" menjadi "kinetik".[8]

Mekanika klasik

sunting

Benda bertranslasi

sunting

Dalam mekanika klasik energi kinetik dari sebuah titik objek (objek yang sangat kecil sehingga massanya dapat diasumsikan di sebuah titik), atau juga benda diam, maka digunakan persamaan:

 

Keterangan:

  energi kinetik translasi
  massa benda
  kecepatan linier benda

Jika satuan menggunakan sistem SI, maka satuan dari massa adalah kilogram, kecepatan dalam meter per detik, dan satuan energi kinetik dinyatakan dalam joule.

Contoh, energi kinetik dari sebuah benda yang bermassa 80 kilogram bergerak dengan kecepatan 18 meter per detik, maka energi kinetiknya adalah

Ek = (1/2) · 80 · 182 J = 12.96 kiloJoule (kJ)

Karena besaran energi kinetik berbanding lurus dengan kuadrat kecepatannya, maka sebuah objek yang kecepatannya meningkat dua kali lipat, maka benda itu mempunyai energi kinetik 4 kali lipat dari semula. Contohnya adalah, sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan 2 kali dari kecepatan mobil lainnya, maka mobil itu juga membutuhkan jarak 4 kali lebih jauh untuk berhenti, diasumsikan besar gaya pengeremannya konstan.

Energi kinetik yang dimiliki suatu benda memiliki hubungan dengan momentumnya dengan persamaan:

 

keterangan:

  adalah momentum
  adalah massa benda

Turunan

sunting

Usaha yang dilakukan akan mempercepat sebuah partikel selama interval waktu dt, berasal dari perkalian dot antara gaya dan perpindahan:

 

dimana kita mengasumsikan hubungan p = m v. (Meskipun begitu, lihat juga turunan relativitas khusus di bawah ini.)

Sesuai dengan perkalian dot maka kita akan mendapatkan:

 

Selanjutnya (dengan mengandaikan massanya sama), maka persamaannya menjadi:

 

Karena ini adalah total diferensial (hanya bergantung pada keadaan terakhir, bukan bagaimana partikel menuju ke situ), maka kita dapat mengintegralkan persamaan itu dan mendapatkan rumus energi kinetik:

 

Persamaan ini menyatakan bahwa energi kinetik (Ek) sama dengan integral perkalian dot antara kecepatan (v) dan perubahan momentum suatu benda (p). Diasumsikan bahwa benda itu mulai bergerak tanpa energi kinetik awal (tidak bergerak/diam).

Benda berotasi

sunting

Jika suatu benda diam berputar pada garis-garis yang melalui titik pusat massa benda, maka benda itu memiliki energi kinetik rotasi ( ) yang merupakan penjumlahan dari seluruh energi kinetik yang dihasilkan dari bagian-bagian benda yang bergerak, dan persamaannya:

 

Keterangan:

  energi kinetik rotasi
  momen inersia benda, sama dengan  .
  kecepatan sudut benda

Energi kinetik relativistik pada benda tegar

sunting

Pada relativitas khusus, kita harus mengganti rumus untuk momentum liniernya.

Gunakan m untuk massa diam, v dan v untuk kelajuan dan kecepatan objek, dan c untuk kecepatan cahaya pada ruang hampa, kita dapat mengasumsikan untuk momentum linear bahwa momentum:  , dengan  .

Dengan teknik integral parsial maka

 

Ingat bahwa  , maka kita mendapat:

 

dengan E0 sebagai konstanta integral. Maka:

 

Konstanta integral E0 ditemukan dalam penelitian, bahwa ketika   dan  , sehingga

 

sehingga rumusnya menjadi:

 
 

Keterangan:

  energi kinetik relativistik
  konstanta transformasi
  massa diam benda
  kecepatan cahaya

Untuk objek relativistik, besar momentumnya adalah:

 .

Lihat pula

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ Jain, Mahesh C. (2009). "Chapter 1". Textbook of Engineering Physics (Part I). PHI Learning Pvt. hlm. 9. ISBN 978-81-203-3862-3. Diarsipkan dari versi asli tanggal 4 Agustus 2020. Diakses tanggal 21 Juni 2018. 
  2. ^ a b Resnick, Robert; Halliday, David (1960). "Section 7-5". Physics. Wiley International Edition. 
  3. ^ Inzelt, György (2011-07-01). "Milestones of the development of kinetics of electrode reactions". Journal of Solid State Electrochemistry (dalam bahasa Inggris). 15 (7): 1373. doi:10.1007/s10008-011-1301-3. ISSN 1433-0768. In classical terms, reaction kinetics (from ancient Greek, κίνησις, “kinesis,” movement or to move) refers simply to the measurements of rates of chemical reactions. 
  4. ^ Judith P. Zinsser (2007). Emilie du Chatelet: Daring Genius of the Enlightenment. Penguin. ISBN 0143112686. 
  5. ^ Crosbie Smith, M. Norton Wise (26 Oktober 1989). Energy and Empire: A Biographical Study of Lord Kelvin. Cambridge University Press. hlm. 866. ISBN 0-521-26173-2. 
  6. ^ John Theodore Merz (1912). A History of European Thought in the Nineteenth Century . Blackwood. hlm. 139. ISBN 0-8446-2579-5. 
  7. ^ William John Macquorn Rankine (1853). "On the general law of the transformation of energy". Proceedings of the Philosophical Society of Glasgow. 3 (5). 
  8. ^ William John Macquorn Rankine (1867). "On the Phrase "Potential Energy," and on the Definitions of Physical Quantities". Proceedings of the Philosophical Society of Glasgow. VI (III). ... what remained to be done, was to qualify the noun 'energy' by appropriate adjectives, so as to distinguish between energy of activity and energy of configuration. The well-known pair of antithetical adjectives, 'actual' and 'potential,' seemed exactly suited for that purpose. ... Sir William Thomson and Professor Tait have lately substituted the word 'kinetic' for 'actual. 

Daftar Pustaka

sunting