Estrogen

hormon seks wanita
Revisi sejak 2 Juni 2011 00.19 oleh ESCa (bicara | kontrib) (dev)

Estrogen (atau oestrogen) adalah sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita. Walaupun terdapat baik dalam tubuh pria maupun wanita, kandungannya jauh lebih tinggi dalam tubuh wanita usia subur. Hormon ini menyebabkan perkembangan dan mempertahankan tanda-tanda kelamin sekunder pada wanita, seperti payudara, dan juga terlibat dalam penebalan endometrium maupun dalam pengaturan siklus haid. Pada saat menopause, estrogen mulai berkurang sehingga dapat menimbulkan beberapa efek, di antaranya hot flash, berkeringat pada waktu tidur, dan kecemasan yang berlebihan.

Estriol
Estradiol
Estron

Tiga jenis estrogen utama yang terdapat secara alami dalam tubuh wanita adalah estradiol, estriol, dan estron. Sejak menarche sampai menopause, estrogen utama adalah 17β-estradiol. Di dalam tubuh, ketiga jenis estrogen tersebut dibuat dari androgen dengan bantuan enzim. Estradiol dibuat dari testosteron, sedangkan estron dibuat dari androstenadion. Estron bersifat lebih lemah daripada estradiol, dan pada wanita pascamenopause estron ditemukan lebih banyak daripada estradiol. Berbagai zat alami maupun buatan telah ditemukan memiliki aktivitas bersifat mirip estrogen[1]. Zat buatan yang bersifat seperti estrogen disebut xenoestrogen, sedangkan bahan alami dari tumbuhan yang memiliki aktivitas seperti estrogen disebut fitoestrogen.

Estrogen digunakan sebagai bahan pil kontrasepsi dan juga terapi bagi wanita menopause.

Terpapar hormon estrogen berlebihan dan kumulatif, dianggap dapat meningkatkan risiko terkena kanker payudara,[2] dan kanker endometrium.[3] Mekanisme klasik estrogen akan berpengaruh terhadap laju lintasan mitosis dan apoptosis dan mengejawantah menjadi risiko kanker payudara dengan memengaruhi pertumbuhan jaringan epitelial. Laju proliferasi sel yang sangat cepat akan membuat sel menjadi rentan terhadap kesalahan genetika pada proses replikasi DNA oleh senyawa spesi oksigen reaktif yang teraktivasi oleh metabolit estrogen. Walaupun demikian, fitoestrogen dapat menurunkan risiko tersebut dengan kapasitasnya berkompetisi dengan estrogen pada pencerapnya, sehingga menstimulasi produksi globulin pengusung hormon seks dan menghambat aktvitas enzim pada lintasa sintesis estrogen.

Estradiol dan estron, yang merupakan jenis estrogen yang banyak dijumpai pada wanita, akan mengalami konversi menjadi berbagai estrogen-katekol dan dieliminasi melalui berbagai proses seperti hidroksilasi, oksidasi, detoksifikasi, sulfinasi dan glusuronidasi. Senyawa estrogen-katekol dapat bersifat tumorigenik atau anti-tumorigenik, misalnya 4-hydroxyestradiol memiliki sifat hormonal dengan mengaktivasi pencerap estrogen, dan menginduksi adenokarsinoma pada endometrium. Sedangkan 2-methyoxyestradiol memiliki aktivitas antitumorigenik dengan menghambat proliferasi dan angiogenesis pada sel tumor.

Referensi

  1. ^ Fang H, Tong W, Shi L, Blair R, Perkins R, Branham W, Hass B, Xie Q, Dial S, Moland C, Sheehan D (2001). "Structure-activity relationships for a large diverse set of natural, synthetic, and environmental estrogens". Chem Res Toxicol. 14 (3): 280–94. PMID 11258977. 
  2. ^ (Inggris)"Mechanisms of hormone carcinogenesis: evolution of views, role of mitochondria". Division of Pulmonary and Critical Care, Department of Medicine, University of Virginia School of Medicine; Chen JQ, Brown TR, Yager JD. Diakses tanggal 2010-11-11. 
  3. ^ (Inggris)"UGT1A1 Genetic Polymorphisms, Endogenous Estrogen Exposure, Soy Food Intake, and Endometrial Cancer Risk". Vanderbilt Epidemiology Center, Department of Medicine and Vanderbilt-Ingram Cancer Center, Nashville, Tennessee and Department of Epidemiology, Shanghai Cancer Institute, Cancer Institute of Shanghai Jiao Tong University; Sandra L. Deming, Wei Zheng, Wang-Hong Xu, Qiuyin Cai, Zhixian Ruan, Yong-Bing Xiang dan Xiao-Ou Shu. Diakses tanggal 2011-06-02. 

Lihat pula