Telur asin
Telur asin adalah istilah umum untuk masakan berbahan dasar telur yang diawetkan dengan cara diasinkan (diberikan garam berlebih untuk menonaktifkan enzim perombak). Kebanyakan telur yang diasinkan adalah telur itik, meski tidak menutup kemungkinan untuk telur-telur yang lain. Telur asin baik dikonsumsi dalam waktu satu bulan (30 hari).
Panganan ini bersifat praktis dan dapat dipadukan dengan berbagai masakan misalnya nasi jamblang, dan nasi lengko, bahkan dapat pula dimakan tanpa nasi. Nelayan yang melaut atau orang yang bepergian untuk waktu lama biasa membawa telur asin untuk bekal.
Di Jawa Tengah, daerah Brebes dikenal sebagai penghasil utama telur asin. Industri telur asin di Brebes cukup meluas hingga tersedia berbagai pilihan kualitas telur asin. Masing-masing produsen memiliki cap sendiri-sendiri yang biasanya dapat dilihat pada kulit telur. Walaupun selera orang berbeda-beda, telur asin yang dinilai berkualitas tinggi memiliki ciri-ciri bagian kuning telur berwarna jingga terang hingga kemerahan, "kering" (jika digigit tidak mengeluarkan cairan), tidak menimbulkan bau amis, dan rasa asin tidak menyengat.
Bebek dan telur asin berdayakan Brebes
Beternak bebek telah menjadi bagian dan ciri kehidupan sosial masyarakat Brebes. Budidaya unggas itu diperkirakan berlangsung sejak tahun 1770. Saat ini, peternak bebek sudah memasuki generasi keempat atau kelima.
Sentra peternakan bebek terletak di daerah pantai utara yang tersebar di 11 Kecamatan dari 17 Kecamatan yang ada di Kabupaten Brebes yang berkembang biak seperti di tepi laut, terletak dekat sungai serta memiliki hamparan luas. Lokasi pemeliharaan bebek terletak pada lepe-lepe atau bantaran sungai, yang berhubungan langsung dengan laut.
Saat air laut pasang, lanjutnya, di daerah lepe-lepe banyak dihasilkan udang, yang terbawa air sungai. Lepe-lepe juga kawasan yang sejuk dan tak banyak menghasilkan getaran. Kondisi lingkungan seperti itu sangat cocok bagi bebek karena ternak itu biasanya enggan bertelur dalam lingkungan yang banyak getaran.
Dari budidaya bebek di wilayah Brebes, muncul usaha lain, seperti pengolahan telur asin. Usaha telur asin mulai berkembang di Brebes sekitar tahun 1950 yang dirintis warga keturunan Tionghoa setempat, yakni mendiang suami istri In Tjiauw Seng dan Tan Polan Nio. Kini, hampir di setiap sudut kota dan desa terdapat pengolah dan penjual telur asin. Keberadaan toko-toko telur asin yang berderet di jalur pantura juga menjadi tanda keberadaan Brebes.
Pranala luar
- Nilai gizi dan resep telur asin dari situs Warintek
- [[1]]
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1049/1/07002688.pdf