Gongmin dari Goryeo

Revisi sejak 7 April 2011 14.45 oleh Kenrick95Bot (bicara | kontrib) (Bot: Penggantian teks otomatis (-didalam +di dalam))

Raja Gongmin (1330–1374) bertahta di Goryeo, Korea dari tahun 1351 sampai tahun 1374.

Gongmin dari Goryeo
Hangul
공민왕
Hanja
恭愍王
Alih AksaraGongmin wang
McCune–ReischauerKongmin wang
Nama pena
Hangul
이재 also 익당
Hanja
怡齋 also 益堂
Alih AksaraIjae also Ikdang
McCune–ReischauerIjae also Iktang
Nama lahir
Hangul
왕전 earlier 왕기
Hanja
王顓 earlier 王祺
Alih AksaraWang Jeon earlier Wang Gi
McCune–ReischauerWang Chŏn earlier Wang Ki


"Berburu di Gunung Langit," sebuah lukisan oleh Raja Gongmin.

Ia merupakan putra kedua Raja Chungsuk. Sebagai tambahan atas berbagai nama Koreanya (lihat kanan), ia memiliki nama Mongolia Bayàn Temür (伯顔帖木兒).

Latar Belakang

Goryeo telah bergantung pada Mongol, Dinasti Yuan sejak invasi Mongol di Korea. Dimulai dengan Raja Chungnyeol, para pemimpin Korea berikutnya menikahi puteri-puteri Mongol dan dikirim ke istana Yuan, efektifnya, sebagai tawanan. Atas tradisi ini, Raja Gongmin tingal selama bertahun-tahun di istana Yuan sejak ia dikirimkan kesana di tahun 1341, sebelum ia naik tahta. Ia menikahi puteri Mongol Ratu Noguk (노국대장공주, 魯國大長公主). Namun di pertengahan abad ke-14 Yuan mulai ambruk dan tak lama kemudian digantikan oleh Dinasti Ming di tahun 1368.

Kehidupan pribadi dan politik

Dengan disintegrasi Yuan, yang telah mendominasi Semenanjung Korea sejak invasi Mongol di Korea pada tahun 1238, Gongmin memulai usahanya untuk pemerintahan Goryeo. Kegiatan pertamanya adalah menyingkirkan seluruh aristokrat pro-Mongol dan pejabat militer dari posisi mereka. Orang-orang yang dipecat itu membuat sebuah faksi untuk melancarkan kudeta melawan raja yang berhasil digagalkan. Pejabat tinggi Jo Il-sin bahkan mencoba untuk mengambil alih pemerintahan, namun pemberontakan ini berhasil diredakan oleh Jenderal Choe Yeong.

Selama invasi Mongol di antara tahun 1250 dan 1270, Mongol telah menganeksasi propinsi utara Korea dan menyatukan mereka kedalam kerajaannya sebagai Ssangseong (쌍성총관부, 雙城摠管府) dan Dongnyeong (동녕부, 東寧府). Di tahun 1356, pasukan Goryeo merebut kembali propinsi-propinsi tersebut sebagian berkat penghianatan Yi Ja-chun, seorang pejabat kecil yang melayani Mongol di Ssangseong, dan putranya Yi Seonggye. Sebagai tambahan, Jenderal Yi Seonggye dan Jenderal Ji Yongsu memimpin sebuah kampanye ke Liaoyang.

Masalah internal kedua adalah masalah kepemilikan tanah. Hibah sistem tanah telah dirusak, dan Mongol mengutamakan para pejabat, bersama dengan beberapa aristokrasi, memiliki sebagian besar tanah pertanian, yang dikerjakan oleh petani sewaan dan tukang gadai. Namun Raja Gongmin berusaha mereformasi tanah tersebut sesuai dengan oposisi dan berdalih dari para pejabat yang seharusnya melakukan reformasi tersebut, karena mereka adalah pemilik dari tanah mereka sendiri.

Problem ketiga adalah Wokou yang mengusik wilayah semenanjung sejak beberapa waktu bukan lagi bandit-bandit tabrak lari, namun sudah menjadi organisasi militer yang terorganisasi dengan baik merampok diseluruh penjuru negara. Jenderal Choe Yeong dan Yi Seonggye dipanggil oleh Gongmin untuk memerangi mereka.

Problem keempat adalah pasukan Sorban Merah yang menyerang Goryeo dua kali di tahun (1359 dan 1361). Di tahun 1361, pasukan Sorban Merah menguasai Kaesong dalam periode yang pendek, namun dapat diselamatkan oleh Jenderal Choe Yeong, Yi Seonggye, Jeong Seun, Yi Bang-sil.

Di masa pemerintahan Gongmin diplomat Goryeo bertempat di Cina bernama Mun Ik-jeom mengatur penyeludupan biji kapas kembali ke Goryeo, memperkenalkannya di Semenanjung Korea untuk pertama kalinya.

Meskipun hubungan antara Ratu Noguk dan raja sangat dekat, mereka gagal untuk menghasilkan keturunan selama bertahun-tahun lamanya. Disarankan untuk mengambil istri kedua, raja mengabaikan saran tersebut. Ratu Noguk berhasil hamil di tahun 1365 namun ia meninggal pada saat melahirkan yang membuat raja menjadi depresi dan terganggu mentalnya. Ia menjadi berbeda di dalam politik dan mempercayakan tugas besar kepada Shin Don (신돈, 辛旽). Namun, setelah enam tahun, Shin Don kehilangan posisinya.

Birokrasi Goryeo yang bercokol tidak pernah memaafkan Raja Gongmin atas upaya reformasinya. Mereka menterjemahkan kebijakan-kebijakannya memutuskan segala hubungan dengan Yuan dan membangun hubungan dengan Ming Cina sebagai ancaman langsung terhadap status mereka dan cemas akan usaha reformasinya lebih lanjut yang masih belum dibuatnya. Kaesong memecat faksi pro-Mongol berperang untuk melindungi posisinya dan berharap untuk memperbaharui hubungan dengan Mongol yang telah membantu mereka mendapatkan dan menyimpan harta mereka sejak semula.

Di tahun 1374, ia dibunuh oleh Choe Man-saeng (최만생) dan lainnya. Satu dari anak muda, Hong Ryun (홍륜) memiliki hubungan dengan salah satu selir Gongmin, yang membuat Gongmin murka. Jadi sebelum Gongmin dapat membunuhnya, Hong Ryun dan Choe Man-saeng membunuh Gongmin ketika ia tidur.

Setelah kematiannya, pejabat tinggi Yi In-im mengambil alih kontrol pemerintahan dan ia memahkotai Raja U yang berusia 11 tahun.

Meskipun ia tidak menerima nama kuil sebagai seorang kaisar, karena situasi politik saat itu diikuti dengan kematiannya yang tidak mengenalnya seperti itu, ia mengumumkan dirinya sendiri sebagai kaisar sebagai bagian reformasi yang diambil alih olehnya sebagai upaya untuk memulihkan posisi Goryeo sebagai negara yang independen.

Drama Korea yang berjudul Shin Don mencerminkan kehidupan Raja Gongmin.

Sebagai seorang seniman

Raja Gongmin dikenal baik atas kemahirannya di dalam seni dan dianggap sebagai salah satu seniman terbaik di dalam periode Goryeo. Ia juga dikenal baik atas karya kaligrafinya. Contoh dari karyanya adalah 《천산대렵도(天山大獵圖)》, 《노국대장공주진(眞)》, 《석가출산상(釋迦出山像)》, 《아방궁도(阿房宮圖)》,《현릉산수도(玄陵山水圖)》, 《동자보현육아백상도(童子普賢六牙白象圖)》.

Referensi


Lihat Pula

Didahului oleh:
Chungjeong
Daftar Penguasa Korea
(Dinasti Goryeo)
1351–1374
Diteruskan oleh:
U