Tokusatsu
Tokusatsu (特撮) adalah istilah dalam bahasa Jepang untuk special effects dan seringkali digunakan untuk menyebut film sci-fi/fantasi/horor live-action produksi Jepang.
Tokushu Satsuei (atau Tokushu Gijutsu)
Istilah "toketsatsu" merupakan kependekan dari istilah tokushu satsuei (特殊撮影), sebuah istilah bahasa Jepang yang bisa diterjemahkan sebagai "special photography" yang mengacu pada penggunaan efek khusus (special effects). Biasanya, dalam sebuah film atau pertunjukan, orang yang bertanggung jawab untuk urusan spesial efek seringkali dipanggil dengan julukan tokushu gijutsu (特殊技術), yang berarti "special techniques" (istilah yang dulu digunakan untuk menyebut "special effects"), atau tokusatsu kantoku (特撮監督).
Dulu di Jepang, tokusatsu sangat populer terutama di kalangan anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, tokusatsu sempat mulai ditinggalkan. Banyak kalangan menilai, tokusatsu merupakan film yang ditujukan kepada anak-anak, meski realitanya, sebagian tokusatsu memiliki jalan cerita yang cukup kompleks yang sulit dipahami anak-anak. Selain itu, pamor tokusatsu kalah dibanding anime dan manga yang sekarang sudah sangat populer di seluruh dunia. Akan tetapi, hal itu tidak membuat para perusahaan pembuat tokusatsu menyerah. Mereka mengubah jalan cerita dari tokusatsu itu menjadi lebih lucu dan menarik. untuk menggairahkan kembali tokusatsu yang sempat meredup.
Tokusatsu adalah salah satu bentuk hiburan jepang yang sangat populer, dan memiliki banyak genre, misal Kaiju monster (seperti Godzilla atau Gamera), Kamen Rider (Ichigo, Nigo, hingga yang terbaru seperti Kamen Rider Fourze), Metal Hero (Gaban Spielban), dan banyak lagi.
Penggemar Tokusatsu yang Fenomenal
Salah satu penggemar berat Tokusatsu adalah seorang pengacara kenamaan dengan alias Bakairu. Pengacara ini sempat menjadi fenomenal di sebuah forum Indonesia, yakni KasKus. Beliau sangat menyukai film-film Tokusatsu, terutama serial baja hitam. Hanya saja, beliau menyayangkan perkembangan Tokusatsu saat ini yang terlalu vulgar sehingga tidak lagi menjadi tontontan keluarganya yang aman. Oleh karena itu, beliau mendukung dikembalikannya image Tokusatsu menjadi seperti jaman dahulu kala saat beliau masih anak-anak yang ingusan, cacingan, panuan, tatoan, keringetan dll. Tokusatsu yang masih mengedepankan moral dan etika berbangsa dan bernegara. Tapi semua berubah ketika negara api menyerang. hanya bakairu, yang dapat menghentikannya. Namun kini dia menghilang dari tritnya. menurut hasil penyelidikan kru termehek-mehek, di ketahui yang bersangkutan sedang melakukan kegiatan rahasia alias b*ker. Setelah megetahui keberadaannya di arahkan pasukan satpol PP untuk menangkapnya namun karena beliau terlalu gugup hingga akhirnya mengalir ke ladang gandum dan pfft jadilah koko krunch. Dia sangat anti dengan pedofil maho, terutama yang bernama Pi-One atau Pi-Man.[1]
BAKAIRU
Eiji Tsuburaya (1901-1970) adalah salah satu tokusatsu kantoku terkenal di Jepang, dan dia lah yang telah memproduksi dan memopulerkan karakter Godzilla and Ultraman. Tsuburaya bukan artis FX pertama, tetapi beliau telah berhasil membuat pertunjukan spesial efek di Jepang menjadi sesuatu hal yang berbeda. Ketika memproduksi suatu film yang mempertunjukkan makhluk-makhluk raksasa (seperti monster, superheroe, alien, dsb.), Tsuburaya biasanya menggunakan teknik yang melibatkan maket miniatur yang canggih, dan untuk monsternya biasanya menggunakan stuntman dengan kostum monster (sekarang disebut "Suitmation") atau boneka yang bisa diatur gerakannya (Mothra, Dogora, etc.). Walaupun sekarang sudah banyak spesial efek yang menggunakan efek digital, metode tokusatsu Tsuburaya tetap dipergunakan sampai sekarang, dan sudah menjadi tradisi tersendiri.
Suitmation
Suitmation (スーツメーション) adalah istilah yang biasanya digunakan di jepang untuk menyebut spesial efek yang menggunakan stuntman berkostum monster. Tidak ada yang tahu sejak kapan istilah itu digunakan; beberapa orang staff Toho sering menggunakan istilah itu untuk membedakan dengan teknik Dynamation (stop-motion) milik Ray Harryhausen. Istilah itu mulai banyak digunakan sejak film The Return of Godzilla.
Bahan Kostum
Kostum monster Godzilla biasanya dibuat dari latex, dengan ditambah berbagai macam lapisan (terutama lapisan tahan api). Kostum tersebut dibuat cukup tebal sehingga si pemakai tidak akan terluka oleh pancaran api dari mulut Godzilla. Gigi Godzilla pada awalnya dibuat dari kayu, tapi belakangan mulai digantikan oleh bahan resin. Kostum tersebut memiliki lubang kecil di leher yang memungkinkan sang aktor untuk melihat keluar. Bagian kepala dari kostum terdiri dari komponen mekanis yang bisa dikendalikan dari jauh untuk menggerakkan mata dan mulut.
Memakai kostum Gozilla merupakan siksaan tersendiri bagi para aktornya, terutama pada zaman dahulu, ketika studio produksi masih sangat panas dan belum dilengkapi AC. Kebanyakan aktor hanya sanggup memakainya selama 3 menit. Keadaan mulai berubah ketika studio Tsuburaya mulai menggunakan AC, dan sejak film Godzilla 2000: Millennium, sebuah selang oksigen diselipkan ke dalam kostum Godzilla melalui lubang kecil di bagian ekornya, selang tersebut langsung terhubung ke bagian leher kostum Godzilla, sehingga sang aktor pemakai bisa bernapas lega. Tsutomu Kitagawa, salah satu aktor yang pernah memakai kostum Godzilla, pernah mengatakan "sangat tidak dianjurkan bagi penderita claustrophobia untuk berperan sebagai Godzilla."
Sementara untuk kostum Ultraman biasanya menggunakan kostum ketat berbahan latex yang serupa dengan kostum yang digunakan oleh para penyelam. Helm Ultraman pada awalnya juga dibuat dari latex, tetapi kemudian diganti dengan fiberglass. Seperangkat alat elektronis memungkinkan mata dan Colortimer untuk menyala dan berkedip. Superhero dari Toei menggunakan bahan yang berbeda-beda untuk kostumnya, mulai dari bahan kulit, vinyl, sampai bahan kain. Sejak film Kagaku Sentai Dynaman, semua anggota Sentai memakai kostum spandex. Helm mereka dibuat dari fiberglass, dan memiliki alat pengait untuk membuka tutup helmnya.
Spesial efek lainnya
Teknik spesial efek Jepang tidak selalu hanya menggunakan aktor berkostum. Bahkan film Godzilla yang pertama diproduksi di tahun 1954 menggunakan berbagai teknik yang cukup canggih pada waktu itu untuk menghasilkan spesial efek yang diperlukan. Selain menggunakan Suitmation Godzilla, Eiji Tsuburaya juga menggunakan berbagai macam boneka untuk spesial efek, baik boneka tangan, maupun boneka animatronic, yang bisa mengeluarkan kabut asap untuk menciptakan ilusi seolah-olah Godzilla menyemburkan napas radio-aktif. Tsuburaya bahkan pernah menggunakan teknik stop-motion untuk menggerakkan ekor Godzilla (kabarnya Tsuburaya sebenarnya menginginkan teknik stop-motion untuk semua adegan di film Godzilla, tetapi pihak Toho menolaknya, karena teknik stop-motion terlalu mahal dan dianggap buang waktu; Studio film Jepang pada umumnya hanya memiliki budget yang rendah dan jadwal produksi yang sangat padat).
Film-film Godzilla terbaru mulai menggunakan berbagai macam efek yang berbeda untuk menggerakkan monster-monster tersebut. Pada tahun 60-an, mereka menggunakan boneka mekanik berukuran kecil yang direkam dari kejauhan. sejak tahun 80-an, mereka menggunakan teknik robotic animatronic supaya Godzilla bisa keliatan lebih idup dan realistik (di film The Return of Godzilla mereka menggunakan "Cybot Godzilla" setinggi 6 meter dan mereka menggunakan boneka miniatur Godzilla di film Godzilla Vs. Biollante). Mereka juga menggunakan efek menyala pada sirip punggung Godzilla yang terbuat dari fibre reinforced plastic, dan bahkan di beberapa film terbarunya, mereka sudah mulai menggunakan CG untuk menciptakan efek tersebut.
Prinsip yang sama digunakan juga untuk film superhero lainnya; Beberapa superhero (seperti Kikaider dan Gavan) menggunakan komponen elektronik yang bisa menyala untuk keperluan close-up shot.
Penggunaan CGI di Tokusatsu
Supaya bisa bersaing dengan produksi Hollywood, film tokusatsu harus mulai menggunakan CGI. Film Heisei Gamera sudah menggunakan CGI sebagai spesial efek. Dan film-film Godzilla terbaru juga sudah menggunakan teknik spesial efek CGI. Teknik ini memungkinkan Godzilla untuk berenang di dalam air seperti ikan paus. Sekarang sudah banyak film superhero yang menggunakan CG, mulai dari adegan Ultraman terbang di udara, adegan henshin Kamen Rider, hingga ke adegan robot raksasa di serial Sentai, semua sudah menerapkan CG. Bahkan sejak zaman dulu, spesial efek CG sederhana sudah digunakan untuk beberapa efek optikal, misalnya efek tembakan laser, peluru kendali, dan efek ledakan.
Film tokusatsu lainnya yang sudah menggunakan CG antara lain Crossfire dan Casshern (remake dari serial anime tahun 1973 karya Tatsuo Yoshida).
Daftar perusahaan yang memproduksi Film Tokusatsu
Sesuai urutan abjad:
- Daiei Motion Picture Company (大映株式会社) ( Kadokawa Pictures, Inc. (角川映画株式会社))
- Nikkatsu Corporation (日活株式会社)
- Nippon Gendai (日本現代企画)
- P Productions (ピープロダクション)
- Senkosha (宣弘社)
- Shintoho Company Ltd. (新東宝株式会社)
- Shochiku Company, Ltd. (松竹株式会社)
- Toei Company, Ltd. (東映株式会社)
- Toho Company, Ltd. (東宝株式会社)
- Tsuburaya Productions (円谷プロダクション)
Subgenre Tokusatsu Populer
- Daikaijuu (大怪獣) (Makhluk Raksasa) misalnya:
- Kaijin (怪人) (Mutant - bisa diartikan sebagai "Makhluk aneh") Misalnya:
- The Rainbow Man (1949) (film fiksi ilmiah modern yang pertama di Jepang)
- Tomei Ningen Arawaru (1949)
- The Human Vapor (1960)
- Secret of the Telegian (1960)
- The Manster (1962)
- Matango (1963)
- Body Snatcher from Hell (1968)
- Science Fiction Movies (SF映画) (beberapa di antaranya menampilkan adegan Daikaiju or kaijin)
- The Mysterians (1957)
- Battle in Outer Space (1959)
- Atragon (1963)
- Submersion of Japan (1973)
- Crossfire (Pyrokinesis) (2000)
- Fantasy Movies (ファンタジー映画) Misalnya:
- The Three Treasures (1959)
- Daimajin (1966)
- The Magic Serpent (1966)
- Onmyoji (2001)
- Yokai Eiga (妖怪映画) (Film horor) Misalnya:
- Kwaidan (1965)
- Yokai Monsters (1968)
- Serial Ultra (ウルトラマン) - Salah satu serial paling populer di Jepang. Misalnya:
- Ultra Q (1966)
- Ultraman (1966)
- Ultra Seven (1967)
- Ultraman Ace (1974)
- Ultraman Tiga (1997)
- Ultraman Dyna (1998)
- Ultraman Gaia (2000)
- Ultraman Cosmos (2001)
- Ultraman Nexus (2005)
- Ultraman Max (2006)
- Ultraman Mebius (2007)
- Kyodai Hero (巨大ヒーロー) (Superhero raksasa) dipopulerkan oleh Ultraman. Misalnya:
- Ambassador Magma (1966) (The Space Giants)
- Spectreman (1971)
- Mirrorman (1971) Tsuburaya Productions
- Iron King (1972)
- Giant Robot (巨大ロボット) - Film yang bercerita mengenai superhero yang berwujud robot-robot raksasa. Misalnya:
- Giant Robo (1967) (Johnny Sokko and His Flying Robot)
- Jumborg Ace (1973)
- Super Robot Red Baron (1973)
- Super Robot Mach Baron (1974)
- Daitetsujin 17 (1977)
- Serial Kamen Rider (仮面ライダー) - Salah satu serial paling populer di Jepang.
- Kamen Rider (1971-1973)
- Kamen Rider V3 (1973-1974)
- Kamen Rider X (1974)
- Kamen Rider Amazon (1974-1975)
- Kamen Rider Stronger (1975-1976)
- Kamen Rider (Skyrider) (1979-1980)
- Kamen Rider Super-1 (1980-1981)
- Kelahiran di ke-10! Bersama-sama seluruh dari Kamen Rider!! (1984)
- Kamen Rider Black (1987-1988)
- Kamen Rider Black RX (1988-1989)
- Shin: Kamen Rider Prologue (1992)
- Kamen Rider ZO (1993)
- Kamen Rider J (1994)
- Kamen Rider Kuuga (2000-2001)
- Kamen Rider Agito (2001-2002)
- Kamen Rider Ryuki (2002-2003)
- Kamen Rider 555 (2003-2004)
- Kamen Rider Blade (2004-2005)
- Kamen Rider Hibiki (2005-2006)
- Kamen Rider The First (2005)
- Kamen Rider Kabuto (2006-2007)
- Kamen Rider Den-O (2007-2008)
- Kamen Rider Kiva (2008-2009)
- Kamen Rider Decade (2009)
- Kamen Rider Double (2009-2010)
- Kamen Rider OOO (2010-2011)
- Kamen Rider Fourze (2011-2012)
- Henshin Hero (変身ヒーロー) Genre ini dipopulerkan oleh Kamen Rider. Misalnya:
- Henshin Ninja Arashi (1972)
- Android Kikaider (1972)
- Robot Detective (1973)
- Inazuman (1973)
- Inazuman Flash (1974)
- Kaiketsu Zubat (1977)
- Sentai (戦隊) (bisa diterjemahkan sebagai Pasukan Khusus, terjemahan resmi bahasa Inggris untuk istilah "sentai" adalah "Task Force") - merupakan serial populer yang masih bisa dimasukkan ke genre Henshin Hero. Yang membedakan adalah serial ini menampilkan satu team superhero yang biasanya terdiri dari lima orang atau lebih, seperti Kyoryu Sentai Zyuranger (1992). Serial ini juga dikenal sebagai "Super Sentai (スーパー戦隊)", istilah ini digunakan untuk menyebut serial Sentai yang menggunakan robot raksasa (sejak 1979). Serial lainnya diantaranya adalah:
- Himitsu Sentai Goranger (1975) Seri sentai pertama.
- Battle Fever J (1979) Seri Super Sentai pertama.
- Denshi Sentai Denziman (1980)
- Dai Sentai Goggle V (1982) Seri sentai pertama yang beredar di Indonesia.
- Kyouryuu Sentai Zyuranger (1992) Serial ini dipopulerkan oleh USA dengan judul Power Rangers dan berlanjut sampai serial Sentai yg terbaru
- Metal Hero (メタルヒーロー) - Merupakan serial superhero yang menggunakan armor metalik. Bisa dibagi menjadi 3 sub-categories:
- "Uchuu Keiji"
- "Cyborg Heroes"
- "Rescue Heroes"
- Serial Chouseishin (超星神シリーズ) - Serial produksi studio Toho untuk menyaingi kepopuleran serial Sentai dan serial Metal Heroes.
- Chouseishin Gransazer (2003)
- Genseishin Justiriser (2004)
- Chousei Kantai Sazer X (2005)
- Tokusatsu Superheroes (特撮ヒーロー) (Serial superhero lain yang tidak termasuk dalam kategori di atas) Misalnya:
- Super Giant (1957) (Starman)
- Moonlight Mask (1958) Serial superhero Jepang pertama yang diputar di TV
- Planet Prince (1958) (Prince of Space)
- 7-Color Mask (1959) Serial superhero pertama yang diproduksi Toei
- Akakage (1967)
- Kaiketsu Lion-Maru (1972)
- Rainbowman (1972)
- Ryuusei Ningen Zone (1973)
- Tetsujin Tiger Seven (1973)
- Denjin Zaborger (1974)
- Kaijuu Booska (1966)
- Ganbare! Robocon (1974)
- Tokusatsu Heroines (特撮ヒロイン) Tidak semua tokoh utama tokusatsu adalah laki-laki, ada beberapa judul tokusatsu dengan tokoh utama perempuan (superheroine). Beberapa dari serial ini adalah serial tokusatsu biasa seperti halnya serial tokusatsu lainnya, sementara beberapa lainnya hanya cocok untuk konsumsi dewasa. Beberapa contoh serial superheroine antara lain:
- Suki! Suki! Majo-Sensei (1971) dengan tokoh utama superheroine "Andro-Mask"
- Sukeban Deka (judul aslinya adalah Sukeban Kei-ji スケバン刑事) (1985)
- Rosetta: The Masked Angel (1998)
- Jikuu Keisatsu Wecker D-02 (2002)
- Pretty Guardian Sailor Moon 美少女戦士セーラームーン (2003)
Pembagian genre-genre tersebut di atas tidak mutlak. Ada beberapa film tokusatsu yang menggabungkan berbagai genre tersebut. Misalnya film Demon Heaven Ghost Hero (1988), bercerita mengenai superhero berteknologi tinggi yang memerangi hantu-hantu dari zaman kekaisaran Jepang. Serial TV Ambassador Magma (1966) bisa dibilang mencampur-adukkan genre-genre tersebut di atas, karena menampilkan pasukan superhero raksasa berbaju metalik dan memiliki kemampuan untuk berubah wujud untuk melawan monster-monster raksasa dari ruang angkasa. Bahkan film Godzilla vs Megalon (1973) tidak hanya menampilkan monster raksasa, tetapi juga menampilkan sosok superhero.
Referensi
- Grays, Kevin. Welcome to the Wonderful World of Japanese Fantasy (Markalite Vol. 1, Summer 1990, Kaiju Productions/Pacific Rim Publishing)
- Yoshida, Makoto & Ikeda, Noriyoshi and Ragone, August. The Making of "Godzilla Vs. Biollante" - They Call it "Tokusatsu" (Markalite Vol. 1, Summer 1990, Kaiju Productions/Pacific Rim Publishing)
- Godziszewski, Ed. The Making of Godzilla (G-FAN #12, November/December 1994, Daikaiju Enterprises)
- Ryfle, Steve. Japan's Favorite Mon-Star: The Unauthorized Biography of Godzilla. ECW Press, 1999. ISBN 1-55022-348-8.
- Cassidy, John Paul. The Perception of Tokusatsu in America, 2005 (Blog Essay).
Pranala luar
- (Inggris) Henshin! Online
- (Inggris) Japan Hero - Everything you wanted to know about superheroes in Japan!
- (Prancis) Dans l'univers de la SF japonaise...
- (Inggris) Henshin Hall of Fame