Sepak raga
Konten dan perspektif penulisan artikel ini tidak menggambarkan wawasan global pada subjeknya. |
Sepak raga (bahasa Minangkabau: sipak rago) adalah salah satu permainan tradisional yang berkembang di wilayah Minangkabau. Permainan ini dimainkan oleh 5 sampai 10 orang dengan cara membentuk lingkaran di suatu lapangan terbuka, di mana bola raga tersebut dimainkan dengan kaki dan teknik-teknik tertentu sehingga bola tersebut berpindah dari satu orang pemain kepada pemain lainnya tanpa jatuh ke tanah. Bola raga terbuat dari daun kelapa muda atau kulit rotan yang dianyam menggunakan tangan[1].
Perbedaan utama sepak raga dengan sepak takraw terletak pada penggunaan jaring (net) yang ditemui pada sepak takraw, tetapi tidak dipakai pada sepak raga.
Pada zaman dahulu permainan sepak rago dilakukan oleh para pemuda di kampung-kampung pada sore hari untuk mengisi waktu luang dan sebagai sarana hiburan[2]. Tidak ada penilaian yang baku pada permainan ini, karena permainan ini tidak dipertandingkan. Yang ada hanya penilaian pada kemahiran pemain dalam memainkan bola supaya tidak jatuh ke tanah[3].
Permainan ini sekarang masih dapat dijumpai di daerah pinggiran kota Padang dan juga daerah-daerah lain di Sumatera Barat, akan tetapi di wilayah perkotaan sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Akhir-akhir ini, permainan sepak raga sudah mulai diperlombakan dan sudah banyak grup-grup sepak raga yang mulai bermunculan[4].
Lihat pula
Referensi
- ^ ukm.itb.ac.id Aneka Permainan dan Kesenian Anak Nagari di Minangkabau. Diakses pada 14 September 2011
- ^ Permainan Anak Nagari di Minangkabau versus Game Online. Diakses pada 14 September 2011
- ^ www.padangpariamankab.go.id Sipak Rago. Diakses pada 14 September 2011
- ^ www.museum-adityawarman.com Permainan Sepak Rago. Diakses pada 13 September 2011