Ahasyweros I dari Persia

Raja Iran

Xerxes yang Agung, juga dijuluki Xerxes I dari Persia, (bahasa Persia Kuno: 𐎧𐏁𐎹𐎠𐎼𐏁𐎠; Xšayāršā) adalah Raja Persia (berkuasa dari tahun 485465 SM) dari dinasti Akhemeniyah.

Xerxes adalah putra dari Darius yang Agung dan Atossa, putri Koresh yang Agung. Dalam kitab Ester ia disebut Ahasyweros. Dia mencapai kemenangan pertamanya sebagai pemimpin militer dengan menekan pemberontakan di Mesir.

Perang Pertama dengan Yunani

Dimulai di 483 B.C. Xerxes merencanakan kampanye darat dan laut untuk merebut Yunani. Pasukannya menggali kanal di semenanjung timur Yunani di dekat Gunung Athos, yang dibangun depot persediaan untuk baris berbaris, dan dibangun dua jembatan perahu di Hellespont (Dardanella). Dalam Xerxes 480 meluncurkan serangan. Sejarawan Yunani Herodotus menyatakan bahwa Xerxes hampir 2.000.000 pasukan tempur, termasuk unit unta dan 1.200 kapal angkatan laut. Sejarawan modern memperkirakan tentara di 250.000 dan armada di 1.000, termasuk 600 pertempuran triremes (kapal perang dengan tiga bank dari dayung). Dalam perang yang pertama itu ia mengalami kekalahan dan pulang ke negaranya. Menurut catatan Kitab Ester di Alkitab Ibrani atau Perjanjian Lama di Alkitab Kristen, Xerxes bersemayam di atas takhta kerajaannya di dalam benteng Susan.[1]. Di sana ia mengadakan pesta agung selama 180 hari untuk merayakan kebesarannya. Pesta itu juga untuk menggalang sekutu dan tentara guna melakukan penyerangan lagi ke Yunani. Di akhir pesta itu, ia membuang ratu Wasti, karena tidak mau datang memenuhi panggilannya. Setelah itu Xerxes pergi memimpin tentara Persia menyerang Yunani (482-479 SM)

Perang Kedua dengan Yunani

Tentara Persia mengalahkan orang-orang Yunani di Thermopylae dan menguasai Athena (480 SM). Penaklukan Yunani tampak dekat. Tapi, di bawah arahan Themistocles, yang baru memperkuat angkatan laut Yunani memukul mundur armada Persia pada pertempuran Salamis sementara Xerxes mengawasi dari ketinggian tepi laut. Karena angkatan lautnya hancur, Xerxes mengundurkan diri ke Persia. Bala tentaranya pergi ke Yunani dan dikalahkan di Plataea di tahun 479 SM. Sejarah Yunani mencatat bahwa setelah kekalahan ini, Xerxes mencari hiburan dengan tinggal bersama gundik-gundiknya. Dalam Kitab Ester dicatat bahwa di tahun ke-7 pemerintahannya (479 SM), Xerxes memilih ratu pengganti Wasti dari antara anak-anak dara yang sudah dipersiapkan beberapa bulan lamanya. Setiap gadis itu masuk menghadap raja dari balai perempuan ke dalam istana raja. Pada waktu petang ia masuk dan pada waktu pagi ia kembali, tetapi sekali ini ke dalam balai perempuan yang kedua. Ia tidak diperkenankan masuk lagi menghadap raja, kecuali jikalau raja berkenan kepadanya dan ia dipanggil dengan disebutkan namanya.[2] Ester anak Abihail mendapat giliran untuk masuk menghadap raja Xerxes pada bulan yang ke-10 (Tebet) 479 SM. Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti. Kemudian diadakanlah oleh baginda suatu perjamuan bagi semua pembesar dan pegawainya, yakni perjamuan karena Ester, dan baginda menitahkan kebebasan pajak bagi daerah-daerah serta mengaruniakan anugerah, sebagaimana layak bagi raja.[3]

Purim

Selanjutnya menurut Kitab Ester, Xerxes mengangkat Haman bin Hamedata, orang Agag, di atas semua pembesar yang ada di hadapan baginda.[4] Karena dendam pribadi terhadap Mordekhai, seorang Yahudi, Haman menghasut raja Xerxes untuk mengeluarkan perintah membasmi semua orang Yahudi dalam wilayah kekuasaannya, tanpa Xerxes mengetahui jelas mengenai suku ini. Perintah itu dikeluarkan tanggal 13 bulan ke-1 (Nisan) dalam tahun yang ke-12 (474 SM) pemerintahan Xerxes. Tanggal pembasmian ditentukan dengan membuang undi (bahasa Ibrani:pur) dan jatuh pada tanggal 13 bulan ke-12 (Adar).[5] Namun berkat campur tangan ratu Ester, rencana Haman terbongkar di depan raja Xerxes, dan Haman dihukum mati dengan digantung kemungkinan pada tanggal 17 bulan ke-1 (Nisan) 474 SM. Selanjutnya, Mordekhai diangkat menjadi perdana menteri menggantikan Haman. Pada tanggal 23 bulan yang ke-3 (bulan Siwan), Mordekhai menulis surat atas nama raja Xerxes dan dimeterai dengan cincin meterai raja, kepada orang Yahudi, dan kepada para wakil pemerintah, para bupati dan para pembesar daerah, dari India sampai ke Etiopia, 127 daerah, isinya: raja mengizinkan orang Yahudi di tiap-tiap kota untuk berkumpul dan mempertahankan nyawanya serta memunahkan, membunuh atau membinasakan segala tentara, bahkan anak-anak dan perempuan-perempuan, dari bangsa dan daerah yang hendak menyerang mereka, dan untuk merampas harta miliknya, pada hari yang sama di segala daerah raja Xerxes, pada tanggal 13 bulan ke-12 (Adar).[6] Pada tanggal 13-14 bulan ke-12 (Adar) 474 SM, orang-orang Yahudi mengalahkan musuh-musuh mereka, dan tanggal 14-15 Adar (~Maret) diperingati sebagai hari raya Purim sesuai ketetapan dari Mordekhai dan ratu Ester anak Abihail.

Akhir hayat

Pada tahun ke-21 pemerintahannya (465 SM), Xerxes dibunuh oleh kapten pengawalnya. Ia digantikan oleh putranya, Artahsasta I dari Persia.

Referensi

Lihat pula

Daftar pustaka

  • Herodotus, The Persian Wars. Translated by George Rawlinson, Introduction by Francis R.B. Godolphin (1942 edition)
  • A.T. Olmstead, 1948. History of the Persian Empire (University of Chicago Press) pp. 214ff.
  • P. Briant, 2002. From Cyrus to Alexander: A History of the Persian Empire.
  • Farrokh, Kaveh (2007). Shadows in the Desert: Ancient Persia at War. Osprey Publishing. ISBN 1-84603-108-7.
  • Xerxes Campaign on Lycurgus.org