Perbandingan Buddhisme dengan Kekristenan

Tulisan yang asal-asalan


Christ et Buddha (1880) karya Paul Ranson

Sejumlah orang[siapa?] melihat persamaan antara Buddha dan Yesus baik dalam riwayat hidup maupun pengajaran agama masing-masing. Hal ini menimbulkan munculnya pernyataan bahwa ajaran Kristen berasal dari ajaran Buddha serta Yesus pernah mempelajari Buddha Dharma bahkan pernah tinggal di Wihara Buddha.[butuh rujukan] Namun sejarah kehidupan Buddha tidak pernah mulai ditulis sampai lama setelah zaman Yesus, sehingga para pendeta Buddha pun pasti dapat menjelaskan perihal Buddha apa pun yang mereka sukai, sedangkan rujukan mengenai kehidupan Buddha tidak ada yang berasal dari zamannya sendiri.

Latar Belakang

Pada abad ke-19, sebuah tema yang mengundang perhatian besar sejumlah pemikir. Mereka membicarakan tahun-tahun yang hilang dari Yesus, yaitu masa yang tidak disebutkan dalam kitab-kitab Injil, ketika Ia berusia antara 12 sampai 30 tahun. Ada yang berspekulasi bahwa saat itu Dia pergi ke India, mengambil ide-ide Buddhisme.[1]

Pada tahun 1897, di Jerman muncul satu buku yang berjudul: “Vergleichende Ubersicht der vier Evangelien” (Studi perbandingan empat Injil) oleh S.E. Verus.[2] Verus mencatat pendapat bahwa sejumlah catatan Alkitab mengenai kehidupan Yesus berisi banyak sekali persamaannya dengan kehidupan Buddha seperti yang diyakini oleh para pengikutnya saat itu.

Buddha

Siddhārtha Gautama (563SM - 483 SM) yang disebut "Buddha" oleh para pengikut agamanya dianggap sebagai penjelmaan Tuhan. Dia digambarkan dan dilahirkan dalam keadaan yang luar biasa di daerah utara India (sekarang di wilayah Nepal. Berita akan kelahirannya telah diumumkan; dewa-dewa dan raja-raja menyembah si jabang bayi dan memberinya hadiah-hadiah; seorang Brahmin tua segera mengenal sang bayi itu sebagai salah seorang yang pasti akan terbukti menjadi penyelamat dari segala kejahatan, dan dengan perantaraan orang itu kedamaian dan kebahagiaan akan muncul di muka bumi; yang pada masa mudanya dia akan terkena ancaman hukuman mati, dan kemudian dia selamat dengan cara yang ajaib dan berkhidmat hadir di kuil, yang ketika pada usia duabelas tahun kedua orang tuanya mencari-carinya dengan cemas dan mendapatkannya di antara para pendeta; yang kecerdasannya menonjol dan melebihi para gurunya dalam hal kebijaksanaan; dan yang berpuasa dan tergoda; bahwa dia mensucikan dirinya dengan mandi di sungai suci; dan beberapa muridnya dari seorang Brahmin yang bijaksana menjadi pengikutnya ketika dia memberitahukan kepadanya: "Ikutilah aku", yang di antara para pengikutnya ada tiga model yang menyatu dan satu menindas yang lain; yang asal nama para pengikutnya setelahnya berubah; dan yang setelah mengajar mereka, dia mengutus para muridnya berdua-dua untuk mengajar ke seluruh dunia.[butuh rujukan]

Lebih dari itu, didapati bahwa Buddha muncul dengan membawa kabar gembira dan ajarannya sangat menyerupai ajaran Yesus. Dia menyukai perkataan kalam-ibarat, bekerja keras, menyingkiri kekayaan duniawi, dan membela rasa kemanusiaan dan perdamaian, mengampuni salah seorang musuhnya, hidup membujang dan bertapa. Miskin dan tak berwarga-negara, dia mengembara dari satu tempat ke tempat lain, sebagai tabib, penyelamat, penolong, para musuhnya mendekatinya seperti lebih menyukai menemani orang-orang berdosa. Ketika dia menghadapi sakaratul-maut, dia berkata bahwa dia akan pulang ke rumah, ke langit, dan dalam ucapan selamat tinggalnya, dia menasihati para muridnya untuk mengumumkan akan kehancuran dunia ini. Kematiannya ditandai oleh tanda-tanda ajaib: bumi berguncang, di penjuru dunia yang jauh berkelebatan kilat, matahari menjadi gelap, dan meteor pun jatuh dari langit.[butuh rujukan]

Ajaran Buddha

Sejarah kehidupan Buddha tidak pernah mulai ditulis hingga zaman Yesus, maka menurut teori, para pendeta pun pasti dapat menjelaskan perihal Buddha apa pun yang mereka sukai. Sudah tentu banyak sekali ajaran akhlak agama Buddha sebelum periode ini; tetapi kata mereka yang mengakui pengaruh Kristen pada agama Budhha, aspek-aspek kehidupan sang Buddha dan ajarannya, sebagaimana dikisahkan dalam Injil, pokok utamanya pasti berasal dari masa tinggalnya Yesus di India. Semua itu, kata mereka[butuh rujukan]: Kepergian Buddha ke Benares, di sana dia mengamalkan mukjizat-mukjizat, khutbah di gunung menyerupai Yesus. Ada berbagai perumpamaan, di mana pokok pembicaraan masalah rohani diuraikan setiap hari, dan bahkan pernah membicarakan sepuluh perintah, yang ini mengingatkan kembali akan Sepuluh Perintah Allah yang dicatat oleh Nabi Musa (hidup pada abad ke-15 SM, sekitar 10 abad sebelum kelahiran Buddha).[3]

Sepuluh Sīla (lihat Dasasīla, Paritta Suci, hal 52, "Yayasan Dhammadīpa Ārāma [4]) seperti berikut:

  1. Pāṇātipātā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari pembunuhan makhluk hidup).
  2. Adinnādānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari pengambilan barang yang tidak diberikan).
  3. Abrahma-cariyā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari perbuatan tidak suci).
  4. Musāvādā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar).
  5. Surā-meraya-majja-pamādaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari segala minuman keras yang dapat menyebabkan lemahnya kesadaran).
  6. Vikāla-bhojanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari makan makanan setelah tengah hari).
  7. Nacca-gīta-vādita-visūka-dassanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri untuk tidak menari, menyanyi, bermain musik serta pergi melihat tontonan-tontonan).
  8. Mālā-gandha-vilepana-dhāraṇa-maṇḍana-vibhūsanaṭṭhānā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari pemakaian bunga-bungaan, wangi-wangian dan alat-alat kosmetik untuk tujuan menghias dan mempercantik diri).
  9. Uccāsayana-mahāsayanā veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari penggunaan tempat tidur dan tempat duduk yang tinggi dan mewah).
  10. Jataruparajata pattiggahana veramaṇī sikkhā-padaṁ samādiyāmi (Aku bertekad akan melatih diri menghindari menerima emas dan perak, uang).


sedangkan 10 perintah Allah yang diberikan kepada Musa secara ringkas adalah:[3]

  1. Jangan menyembah ilah lain
  2. Jangan membuat patung
  3. Jangan menyebut nama Tuhan dengan sia-sia
  4. Ingat dan kuduskanlah hari Sabat
  5. Hormatilah ayahmu dan ibumu
  6. Jangan membunuh
  7. Jangan berzinah
  8. Jangan mencuri
  9. Jangan memberi saksi dusta
  10. Jangan mengingini milik sesamamu

Naskah-naskah Buddha mengatakan, bahwa Buddha Gautama meramalkan bahwa dia menjadi pengganti Maitreya[butuh rujukan]. Banyak sekali ramalan-ramalan yang mengarah kepada Maitreya (nama orang yang terdiri dari “mitra” yang artinya “kawan”) tempat tibanya di bagian jauh pada masa depan, tetapi itu menunjukkan, bahwa dia telah menanti sekitar 500 tahun setelah kematian Gautama[butuh rujukan]. Ini pasti telah membawa kepada waktu kita ketika, sebagaimana telah kami lukiskan, Yesus sampai di Kashmir setelah pengembaraan ke Timur yang kedua kali[butuh rujukan]. Ramalan-ramalan mengenai Maitreya yang terdapat di dalamnya, di antara karya-karya lainnya, “Langgawati Sutatta”, “Pitakkatayan” dan “Atha Katha”. Dia membicarakan seperti “Bagwa Maitreya” – “Maitreya Putih”, yang menunjukkan bahwa dia berkulit bersih, seperti Yesus[butuh rujukan]. Dikatakan juga bahwa dia akan datang dari luar negeri[butuh rujukan].

Nama Maitreya mungkin asal-usulnya berhubungan dengan bahasa Ibrani Mashiahh (“Messiah” – “Masih” artinya “meminyaki” atau “mengurapi”).[butuh rujukan] Dalam hubungan ini, penting sekali untuk dicatat, bahwa dalam buku-buku agama Buddha berbahasa Tibet yang sudah tujuh abad lamanya berisi nama Mi-Shi-Hu, nampaknya ini menunjukkan pada Yesus.[butuh rujukan] Data yang lebih konkrit lagi mengenai teks-teks buku atau kitab tersebut bisa didapati di dalam “A Record of the Buddhist Religion”, oleh I. Tsing.

Di dalam bukunya: “Buddhism”, Sir Monier Williams menulis (halaman 45), dikatakan bahwa enam murid Buddha ada seorang yang dinamakan Yasa – satu nama yang muncul dengan kata lain dari “Yasu” (Yesus)[butuh rujukan]. Begitu pula, Doktor Hermann Oldenberg di dalam bukunya: “Buddha”, mengatakan, bahwa di dalam bab pertamanya buku “Mahawaga” dikatakan bahwa pengganti Buddha pasti seorang yang bernama Rahula, yang juga dilukiskan sebagai seorang pengikut[butuh rujukan]. “Rahula” serumpun dengan “Ruhullah” yang di dalam bahasa Ibrani adalah salah satu gelar Yesus.[butuh rujukan]

Penelaahan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad

Pada tahun 1899, muncullah penelaahan Hazrat Mirza Ghulam Ahmad yang luar biasa: “Masih Hindustan Mein”, yang mengemukakan secara terperinci persamaan atara Buddha dan Yesus. Semua itu bagaikan dihakimi oleh pernyataan kehidupan mereka, banyak sekali didapati, dan penulis itu menggambarkan perhatian yang sangat serupa antara nama-nama yang berhubungan dengan Buddha dan yang berhubungan dengan Yesus. “Buddha” (nama aslinya ialah Sidharta Gautama) artinya “seseorang yang menerangi”[butuh rujukan], dan begitu pula Yesus memanggil dirinya sendiri “Terang Dunia” (Yohanes 8:12). Yesus dipanggil “Guru” oleh para pengikutnya, dan Buddha pun dipanggil “Sasata” yang artinya sama. Kedua-duanya sama-sama dipanggil “pangeran dan “raja”. Yesus dipanggil “pelindung si lemah”. Buddha “pelindung orang yang tak mempunyai perlindungan” (Asarn Sarn). Masih banyak lagi corak yang saling berhubungan seperti itu.

Rhys David, di dalam buku Buddhism, mencatat bahwa ibunya Buddha dikatakan seorang perawan ketika dia melahirkannya[butuh rujukan], dan perempuan yang memiliki keluhuran dan kesucian. Di dalam Injil tertulis mengenai kemuliaan yang sama pada diri Maria, bunda Yesus.

Ia rupanya sama, kata Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, karena orang-orang Buddha di dalam kitab-kitabnya memproduksi kembali apa-apa yang terkandung di dalam keempat kitab Injil. Jelas sekali, bahwa persamaan antara apa yang dikemukakan Buddha dan apa yang dikemukakan Yesus adalah berlipat ganda. Secara alami pendapat itu bisa berbeda; sedangkan beberapa orang melihat Yesus telah dipengaruhi oleh agama Buddha (selama pengembarannya yang pertama ke India), sementara lainnya melihatnya seperti dialah yang mempengaruhinya.

Di antara golongan yang belakangan ialah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. Dia dan orang-orang yang sependapat mengakui, bahwa ketika Yesus tiba di India, mungkin pada waktu itu para pendeta Buddha mereka mengira al-Masih itu seperti kemunculan Buddha baru. Gelar Yesus dan ajarannya menyerupai Buddha, dan dia berkulit putih bersih, sebagaimana Buddha Gautama menyatakan bahwa penggantinya nanti pasti akan begitu.[butuh rujukan]

Yesus

Kehidupan Yesus Kristus (~7 SM - ~33 M) dicatat dalam Alkitab, terutama di dalam 4 Kitab Injil dan tulisan pengikut-pengikut-Nya, yang ditulis paling awal sekitar tahun 44 M, hampir 11 tahun setelah Ia dikabarkan mati, bangkit dari kematian dan kemudian naik ke langit disaksikan oleh para murid-murid-Nya. Selain itu, keberadaan-Nya juga dicatat oleh orang-orang yang menentang ajaran-Nya, maupun yang menjadi musuh murid-murid-Nya, yaitu pemuka-pemuka agama Yahudi di zaman-Nya dan orang Romawi yang menjajah wilayah Palestina semasa hidup-Nya.[5]

Dari catatan-catatan itu diperoleh informasi mengenai kelahiran-Nya di Betlehem yang memenuhi ramalan sejak 2000 tahun sebelumnya maupun perkataan malaikat kepada ayah asuh (Yusuf) dan ibu yang melahirkan-Nya (Maria). Selain itu dicatat kejadian luar biasa di sekitar kelahiran-Nya, dengan munculnya banyak malaikat yang dilihat para gembala Yahudi, perjumpaan dengan dua orang saleh di Bait Allah, kedatangan orang-orang majus dari Timur yang dituntun oleh sebuah bintang di langit yang menyembah-Nya serta memberikan hadiah emas, kemenyan dan mur kepada bayi itu, yang dilanjutkan dengan pengungsian-Nya ke Mesir, sementara bayi-bayi di Betlehem dibunuh oleh raja Herodes. Selanjutnya dicatat peristiwa munculnya di Yerusalem pada usia 12 tahun, dan kemudian pada usia 30 tahun setelah Ia dibaptis di sungai Yordan. Setelah itu, Ia mulai mengajar mulai dari daerah Galilea di bagian utara Israel, kemudian ke Yudea dan Samaria. Akhirnya Ia ditangkap, diadili, dijatuhi hukuman mati dengan disalibkan di Yerusalem. Tiga hari setelah penguburan-Nya, makam-Nya terbuka kosong. Murid-murid-Nya mengaku melihat-Nya hidup kembali dari kematian, bahkan muncul di hadapan 500 orang sekaligus. Empat puluh hari setelah kebangkitan-Nya dari kematian, Ia naik ke langit disaksikan oleh para murid-murid-Nya, tidak jauh dari Yerusalem. Sekitar 10 hari setelah itu, murid-murid mengaku dipenuhi oleh Roh Kudus yang dikirimkan oleh Yesus dan sejak itu mulai menyampaikan ajaran Yesus, yaitu Injil atau kabar baik mengenai keselamatan manusia karena pengorbanan Yesus, ke seluruh dunia.[6]

Perbandingan antara Buddha dan Yesus

Dalam tabel berikut dapat dilihat sejumlah kemiripan maupun perbedaan antara Buddha (Siddharta Gautama) dan Yesus.

Referensi

  1. ^ Yesus Pernah Tinggal di Wihara Buddha, Benarkah? - Tempointeraktif.com
  2. ^ S. E. Verus. Vergleichende Uebersicht (Vollständige Synopsis) der vier Evangelien in unverkürtztem Wortlaut: (Luther-Uebersetzung, rev. Ausg. Halle 1892). Leipzig: P. van Dyk, 1897. (S.E. Verus adalah nama pena dari pengarang sebenarnya: Titus Voelkel).
  3. ^ a b Keluaran 20
  4. ^ [1], paritta suci.
  5. ^ lihat Alkitab Perjanjian Baru
  6. ^ lihat Yesus
  7. ^ a b c Lukas 1
  8. ^ a b c d Matius 2
  9. ^ Kelahiran Yesus diperingati pada hari Natal, meskipun tidak diketahui jelas pada tanggal berapa Ia dilahirkan dan diduga bukan dalam bulan-bulan musim dingin (Desember maupun Januari).
  10. ^ a b c d e f Lukas 2
  11. ^ a b Matius 1
  12. ^ Kisah Para Rasul 1
  13. ^ Lukas 3
  14. ^ Matius 6
  15. ^ a b c d Matius 4; Lukas 4
  16. ^ Matius 3
  17. ^ Injil Matius 17:1-12, atau di Injil Markus 9: 2-13 atau di Injil Lukas 9: 28-36.
  18. ^ Wahyu 22
  19. ^ Yohanes 4
  20. ^ Yohanes 15
  21. ^ Dari keempat Kitab Injil dan Kisah Para Rasul
  22. ^ Lukas 24, Kisah Para Rasul 1
  23. ^ Ramalan Yesus dari Matius 24-25 dan juga ucapan Yesus sendiri di Kitab Wahyu
  24. ^ Wahyu 20
  25. ^ Wahyu 1


saya rasa author salah dalam membandingkan kedua agama tanpa di dasari fakta2 yang cukup