Kabupaten Sumba Timur

kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Revisi sejak 1 Februari 2007 08.10 oleh Arupako (bicara | kontrib) (Kotakinfo kabupaten)

Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Nusa Tenggara Timur. Kabupaten dengan luas 7.000,5 km² ini beribu kota di Waingapu. Ibu kotanya Waingapu. Di utara, kabupaten ini menghadap Selat Sumba, di selatan menghadap Samudera Hindia, di timur berhadapan dengan Laut Sawu dan di barat berbatasan dengan Kabupaten Sumba Barat.

Kabupaten Sumba Timur
Daerah tingkat II
Motto: 
-
Kabupaten Sumba Timur di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur
Peta
Kabupaten Sumba Timur di Indonesia
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur (Indonesia)
Koordinat: 9°53′00″S 120°15′00″E / 9.88333°S 120.25°E / -9.88333; 120.25
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal berdiri-
Ibu kotaWaingapu
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: -
  • Kelurahan: -
Luas
 • Total7,000,5 km² km2 (Formatting error: invalid input when rounding sq mi)
Populasi
 • Total190,214 jiwa (2.002)
Demografi
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon-
Kode Kemendagri53.11 Edit nilai pada Wikidata
DAU-
Situs web-

Keadaan Alam

Topografi kabupaten ini berupa rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah dengan empat gunung, yakni Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran rendah terdapat sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir paling barat). Kabupaten ini beriklim tropis dengan musim hujan yang relatif pendek dan musim kemarau yang panjang. Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat celsius. Musim hujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai Maret untuk daerah pesisir dan November sampai April di daerah pedalaman. Jumlah curah hujan dalam setahun 1.860 milimeter, sehingga daerah ini termasuk daerah beriklim kering.

Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati, kelapa dan aren; sedangkan hewan peliharaan umumnya adalah kerbau dan kuda sesuai dnegan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.

Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang. Kondisi semacam ini dimungkinkan karena ratusan ribu tahun yang lalu saat zaman es berlangsung, daerah ini berada di bawah permukaan laut. Dan setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga tidaklah mengherankan bila sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh diatas batu-batu karang.

Demografi

Jumlah Penduduk Kabupaten Sumba Timur (2002) adalah 190.214 jiwa, atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km2, sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km2. Disamping orang Sumba Timur asli, juga terdapat orang Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa Sumba Kambera. Sebagian besar penduduk di kabupaten ini beragama Protestan. Selebihnya adalah Islam, Hindu dan Budha. Sekitar 39 persen lagi adalah beragama tradisional Marapu. Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruh, nelayan dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya. Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar diatas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak, dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara adat berkenaan dengan daur hidup seperti upacara kelahiran (habola), perkawinan (lalei atau mangoma) dan kematian (pa taningu).

Perekonomian

Perekonomian penduduk Sumba Timur ini sebagian besar adalah pertanian, namun industri rumah tangganya juga maju pesat, khususnya kerajinan kain tenun ikat. Sesungguhnya kerajinan ini terdapat dihampir seluruh kabupaten. Kerajinan kain tenun ikat ini sudah terkenal sejak puluhan tahun yang lalu. Ada dua kelompok pengrajin, yaitu yang menggantungkan seluruh penghasilannya pada pekerjaannya dan yang melakukannya hanya sebagai kerjaan sambilan. Seniman sambilan ini umumnya adalah mereka yang secara sosial masih memiliki fungsi adat seperti kaum bangsawan (maramba). Walaupun merupakan hasil sambilan, tenun jenis ini bermutu tinggi karena sebenarnya tenunan tersebut bukanlah barang dagangan, hanya sebagai koleksi atau digunakan dalam upacara adat. Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kain tenunnya, seperti desa Kaliuda yang terletak di kecamatan Pahungalodu, Rindi dan Watuhadang yang terletak di kecamatan Rindiumalulu, Rambangaru yang terletak di kecamatan Pandawai, dan kelurahan Prailulu. Tenunannya bermutu tinggi karena dibuat dengan menggunakan ramuan tradisional dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya. Tidak jarang ada tenunan yang lama penyelesaiannya hingga tahunan, yang menyebabkan harga jualnya pun mencapai jutaan rupiah, terutama yang berasal dari Rindi, Kaliuda dan kampung Pau.

Pada sektor pertanian, kabupaten ini cukup berpotensi. beberapa hasil pertanian berupa cengkeh, kapuk, kemiri, kelapa, padi, jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, sorgum dan jambu mete. Hasil pertanian tersebut telah dikembangkan sejak tahun 1977. Selain pertanian, ada juga sektor peternakan yang menjadi mata pencaharian bagi penduduk kabupaten sumba Timur ini.

Geografi

Kabupaten ini menempati bagian timur Pulau Sumba. Sebelah utara berbatasan dengan Selat Sumba, sebelah timur dengan Laut Sabu, sebelah selatan dengan Samudra Hindia, dan sebelah barat dengan Kabupaten Sumba Barat. Selain itu, kabupaten Sumba Timur juga meliputi empat pulau kecil di selatan, yakni Pulau Salura, Pulau Mengkudu, Pulau Kotak, dan Pulau Nusa.

Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah dengan ketinggian di atas 1000 m hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung. Lahan Pertanian terutama di dataran Pantai Utara, dimana terdapat cukup air dipermukaan maupun sungai-sungai besar. Terdapat 88 Sungai dan mata air yang tidak kering di musim kemarau.

Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Sumba Timur terdiri atas 15 kecamatan, yaitu:

Pustaka

  • Ensiklopedia Nasional Indonesia.

Pranala luar