Kabupaten Sumba Timur

kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia


Kabupaten Sumba Timur adalah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kabupaten Sumba Timur sendiri meliputi 55% wilayah yang ada di pulau Sumba, yang terdiri dari 4 kabupaten. Pusat pemerintahan atau ibukota kabupaten terletak di kecamatan Kota Waingapu. Pada akhir tahun 2023, jumlah penduduk Sumba Timur sebanyak 265.879 jiwa.[2]

Kabupaten Sumba Timur
Pantai Walakiri Pandawai
Air Terjun Wai Marang
Bukit Wairinding
Lambang resmi Kabupaten Sumba Timur
Motto: 
Matawai amahu pada njara hamu
(Sumba) Mata air yang jernih dan padang rumput kuda yang hijau
Peta
Peta
Kabupaten Sumba Timur di Kepulauan Sunda Kecil
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur
Peta
Kabupaten Sumba Timur di Indonesia
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur
Kabupaten Sumba Timur (Indonesia)
Koordinat: 9°53′00″S 120°15′00″E / 9.88333°S 120.25°E / -9.88333; 120.25
Negara Indonesia
ProvinsiNusa Tenggara Timur
Tanggal berdiri1958
Ibu kotaKota Waingapu
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
Pemerintahan
 • BupatiKhristofel Praing
 • Wakil BupatiDavid Melo Wadu
 • Sekretaris DaerahUmbu Ngadu Ndamu
Luas
 • Total7.000,5 km2 (2,702,9 sq mi)
Populasi
 (31 Desember 2023)[2]
 • Total265.879
 • Kepadatan38/km2 (98/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 6,32% Islam
  • 6,14% Marapu
  • 0,16% Hindu
  • 0,01% Buddha[2]
 • BahasaIndonesia (resmi)
Kambera
Hawu
 • IPMKenaikan 69,63 (2023)
 sedang [3]
Zona waktuUTC+08:00 (WITA)
Kode BPS
5302 Edit nilai pada Wikidata
Kode area telepon0387
Pelat kendaraanED xxxx B*
Kode Kemendagri53.11 Edit nilai pada Wikidata
DAURp 675.471.063.000,- (2020)
Situs webwww.sumbatimurkab.go.id

Geografis

sunting

Kabupaten Sumba Timur merupakan salah satu kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak pada koordinat 119°45'–120°52' Bujur Timur (BT) dan 9°16'–10°20' Lintang Selatan (LS). Luas wilayah Kabupaten Sumba Timur adalah 7.000,5 km² atau 700.050 Ha. Dari 98 pulau-pulau kecil di sekelilingnya, hanya 3 pulau sudah dihuni yaitu Pulau Salura, Pulau Menggudu, dan Pulau Kotak.[4]

Batas Wilayah

sunting

Kabupaten Sumba Timur menempati wilayah timur Pulau Sumba dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

Utara Selat Sumba
Timur Laut Sabu
Selatan Samudra Hindia
Barat Kabupaten Sumba Tengah

Selain itu kabupaten Sumba Timur juga meliputi empat pulau kecil di selatan, yakni Pulau Salura, Pulau Mengkudu, Pulau Kotak dan Pulau Nusa.

Topografi

sunting

Kondisi topografi Sumba Timur secara umum datar (di daerah pesisir), landai sampai bergelombang (wilayah dataran rendah <100 meter) dan berbukit (pegunungan). Daerah dengan ketinggian di atas 1000 meter hanya sedikit di wilayah perbukitan dan gunung. Lahan pertanian terutama di dataran pantai utara yang memiliki cukup air di permukaan maupun sungai-sungai besar. Setidaknya terdapat 88 sungai dan mata air yang tidak kering di musim kemarau.

Rangkaian pegunungan dan bukit-bukit kapur curam yang menguasai wilayah bagian tengah dengan empat puncak: Mawunu, Kombapari, Watupatawang dan Wanggameti. Dataran rendah terdapat di sepanjang pesisir dengan bagian yang cukup luas di Tanjung Undu (pesisir paling barat). Amplitudo suhu yang tinggi mengakibatkan batu-batuan menjadi lapuk, tanah merekah dan terjadi seleksi alam terhadap tumbuhan dan hewan yang dapat hidup dalam kondisi demikian. Karena itu, jenis tumbuhan yang ada umumnya berupa tanaman keras seperti jati, kelapa dan aren, sementara hewan peliharaan umumnya adalah sapi, kerbau dan kuda yang telah menyesuaikan diri dengan keadaan alam Sumba yang berpadang sabana luas.

Keadaan tanah di Sumba Timur mengandung pasir, kapur dan batu karang karena ratusan ribu tahun yang lalu daerah ini berada di bawah permukaan laut. Setelah zaman es berlalu, daratan ini muncul di atas permukaan laut, sehingga sering dijumpai berbagai jenis hewan laut seperti kerang, ikan dan tanaman laut yang telah menjadi fosil di bukit-bukit karang. Rumput-rumput pun tumbuh di atas batu-batu karang.

Kabupaten Sumba Timur beriklim sabana tropis (Aw) dengan musim hujan yang relatif singkat dan musim kemarau yang panjang (≥7 bulan). Suhu rata-rata adalah 22,5 derajat sampai 31,7 derajat Celsius dan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±73% per tahun. Musim penghujan biasanya terjadi di bulan Desember sampai akhir bulan Maret dengan rata-rata curah hujan ≥150 mm per bulan. Sementara itu, musim kemarau biasanya berlangsung sejak pertengahan bulan April sampai dasarian kedua bulan November dengan puncak musim kemarau yakni pada bulan JuliSeptember. Jumlah curah hujan yang cenderung sedikit dalam setahun yakni berkisar 700–1800 milimeter per tahun dengan jumlah hari hujan tahunan berkisar antara 60–130 hari hujan per tahun menyebabkan sebagian besar daerah Kabupaten Sumba Timur termasuk dalam wilayah yang cukup kering.

Data iklim Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 31.5
(88.7)
31.4
(88.5)
31.7
(89.1)
32.1
(89.8)
31.6
(88.9)
30.5
(86.9)
29.6
(85.3)
30.3
(86.5)
31.9
(89.4)
32.6
(90.7)
32.7
(90.9)
31.7
(89.1)
31.47
(88.65)
Rata-rata harian °C (°F) 27.9
(82.2)
27.8
(82)
27.9
(82.2)
27.7
(81.9)
27.2
(81)
26.1
(79)
25.2
(77.4)
25.9
(78.6)
27.1
(80.8)
28.1
(82.6)
28.6
(83.5)
28.1
(82.6)
27.3
(81.15)
Rata-rata terendah °C (°F) 24.4
(75.9)
24.2
(75.6)
24.1
(75.4)
23.4
(74.1)
22.9
(73.2)
21.6
(70.9)
20.8
(69.4)
21.6
(70.9)
22.3
(72.1)
23.6
(74.5)
24.6
(76.3)
24.5
(76.1)
23.17
(73.7)
Curah hujan mm (inci) 257
(10.12)
267
(10.51)
213
(8.39)
131
(5.16)
60
(2.36)
30
(1.18)
23
(0.91)
12
(0.47)
21
(0.83)
42
(1.65)
123
(4.84)
244
(9.61)
1.423
(56,03)
Rata-rata hari hujan 14 14 12 8 4 2 2 1 1 3 7 13 81
% kelembapan 82 83 81 77 72 68 63 59 61 67 73 78 72
Rata-rata sinar matahari harian 4.4 4.5 5.5 7.5 8.3 8.9 9.6 10.2 10.5 9.4 8.2 6.2 7.77
Sumber #1: Climate-Data.org[5] & BMKG[6]
Sumber #2: Weatherbase[7]

Pemerintahan

sunting

Kepala daerah

sunting
 
Kantor bupati Sumba Timur

Bupati adalah pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintah Kabupaten Sumba Timur. Bupati Sumba Timur bertanggungjawab kepada gubernur provinsi Nusa Tenggara Timur.

Saat ini, bupati atau kepala daerah yang menjabat di Sumba Timur ialah Khristofel Praing, dengan wakil bupati David Melo Wadu. Mereka menang pada Pemilihan umum Bupati Sumba Timur 2020. Khristofel merupakan bupati Sumba Timur ke-11. Kristofel dan David dilantik oleh gubernur Nusa Tenggara Timut, Victor Laiskodat, pada 26 Februari 2021 di aula Eltari kantor gubernur Nusa Tenggara Timur, untuk periode 2021-2024.[8]

No Bupati Mulai jabatan Akhir jabatan Prd. Wakil Bupati
11   Khristofel Praing 26 Februari 2021 Petahana 13
(2020)
  David Melo Wadu

Dewan Perwakilan

sunting
 
Kantor DPRD Kabupaten Sumba Timur di Kota Waingapu

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Sumba Timur dalam tiga periode terakhir.

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014–2019[9] 2019–2024[10] 2024–2029
PKB 0   4   4
Gerindra 4   1   3
PDI-P 4   4   5
Golkar 8   8   5
NasDem 4   4   4
Hanura 2   2   2
PAN 3   3   5
Demokrat 4   2   2
Perindo (baru) 1   0
PKPI 1   1
Jumlah Anggota 30   30   30
Jumlah Partai 8   10   8

Kecamatan

sunting

Kabupaten Sumba Timur terdiri dari 22 kecamatan, 16 kelurahan, dan 140 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 237.119 jiwa dengan luas wilayah 7.000,50 km² dan sebaran penduduk 34 jiwa/km².[11][12]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Sumba Timur, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Status Daftar
Desa/Kelurahan
53.11.01 Kota Waingapu 4 3 Desa
Kelurahan
53.11.02 Haharu 7 Desa
53.11.03 Lewa 1 7 Desa
Kelurahan
53.11.04 Nggaha Ori Angu 8 Desa
53.11.05 Tabundung 10 Desa
53.11.06 Pinu Pahar 6 Desa
53.11.07 Pandawai 2 5 Desa
Kelurahan
53.11.08 Umalulu 1 9 Desa
Kelurahan
53.11.09 Rindi 8 Desa
53.11.10 Pahunga Lodu 8 Desa
53.11.11 Wulla Waijelu 7 Desa
53.11.12 Paberiwai 7 Desa
53.11.13 Karera 7 Desa
53.11.14 Kahaungu Eti 9 Desa
53.11.15 Matawai La Pawu 6 Desa
53.11.16 Kambera 7 1 Desa
Kelurahan
53.11.17 Kambata Mapambuhang 6 Desa
53.11.18 Lewa Tidahu 6 Desa
53.11.19 Katala Hamu Lingu 5 Desa
53.11.20 Kanatang 1 4 Desa
Kelurahan
53.11.21 Ngadu Ngala 5 Desa
53.11.22 Mahu 6 Desa
TOTAL 16 140

Demografi

sunting
 
Seorang wanita Sumba Timur

Penduduk

sunting

Jumlah penduduk kabupaten Sumba Timur tahun 2002 adalah 190.214 jiwa atau dengan kepadatan rata-rata 27 jiwa/km². Kepadatan tertinggi di Kecamatan Waingapu, yaitu 1.049 jiwa/km², sedang kepadatan terendah ada di Kecamatan Haharu, yaitu 13 jiwa/km². Disamping orang Sumba Timur asli juga terdapat orang Sabu, keturunan Tionghoa, Arab, Bugis, Jawa dan penduduk yang berasal dari daerah Nusa Tenggara Timur lainnya. Bahasa daerah yang digunakan adalah Bahasa Sumba Kambera. Tahun 2021, penduduk kabupaten Sumba Timur mencapai 250.788 jiwa dengan kepadatan 36 jiwa/km².[2]

 
Prosesi pemakaman di Sumba Timur

Berdasarkan data Kementerian Dalam Negeri kabupaten Sumba Timur tahun 2023 mencatat bahwa sebagian besar penduduk di kabupaten ini menganut agama Kristen sebanyak 87,37% di mana Protestan sebanyak 78,06% dan Katolik sebanyak 9,31%. Penghayat kepercayaan Marapu sebanyak 6,13%, kemudian penganut agama Islam sekitar 6,32% yang kebanyakan tinggal di ibukota kabupaten, kemudian Hindu sebanyak 0,16% dan Buddha 0,01%.[2]

Sejumlah penduduk Sumba Timur masih memegang tradisi leluhur dengan menganut aliran tradisional yakni Marapu,[1] aliran kepercayaan di pulau Sumba yang masih ada hingga saat ini. Pemerintah telah menjamin dan mengakui setiap aliran kepercayaan yang ada di Indonesia.[13]

Meskipun keadaan tanahnya kurang subur, lebih dari separuh penduduk kabupaten Sumba Timur ini adalah petani. Selain itu ada juga yang bekerja sebagai peternak, pegawai, buruh, nelayan dan lain-lain. Walaupun sektor pertanian menempati tempat pertama dalam pendapatan regional, luas sawah yang bisa digarap baru 11 persen dari luas tanah kabupaten seluruhnya.

Penggarapan sawah ini dilakukan dengan cara tradisional yang disebut renca, yaitu pengerahan tenaga manusia dan kerbau dalam jumlah besar di atas tanah sawah yang akan ditanami. Kaki-kaki kerbau yang berjumlah puluhan ini digunakan sebagai pengganti bajak dan pekerjaan renca ini diawali dan diakhiri dengan upacara keagamaan (ritus). Kehidupan sehari-hari penduduknya pada dasarnya merupakan cerminan kehidupan agama tradisional mereka. Hal ini bisa dilihat saat mereka melaksanakan berbagai upacara adat berkenaan dengan daur hidup seperti upacara kelahiran (habola), perkawinan (lalei atau mangoma) dan kematian (pa taningu).

Perekonomian

sunting
 
Puru Kambera, salah satu dekat pantai, di kecamatan Kanatang, Sumba Timur

Perekonomian penduduk Sumba Timur ini sebagian besar adalah pertanian, (termasuk peternakan), industri rumah tangga (terutama kerajinan tekstil/tenun) serta pariwisata.

Kerajinan

sunting

Industri rumah tangga di Sumba Timur didominasi kerajinan kain tenun ikat yang terdapat di hampir seluruh penjuru kabupaten. Kerajinan kain tenun ikat ini sudah terkenal sejak ratusan tahun. Ada dua kelompok pengrajin, yaitu yang menggantungkan seluruh penghasilannya pada pekerjaannya dan yang melakukannya hanya sebagai kerjaan sambilan. Seniman sambilan ini umumnya adalah mereka yang secara sosial masih memiliki fungsi adat seperti kaum bangsawan (maramba).

Walaupun merupakan hasil sambilan, tenun jenis ini bermutu tinggi karena sebenarnya tenunan tersebut bukanlah barang dagangan, hanya sebagai koleksi atau digunakan dalam upacara adat. Ada beberapa daerah yang terkenal dengan kain tenunnya, seperti Desa Kaliuda yang terletak di Kecamatan Pahungalodu, Rindi dan Watuhadang yang terletak di kecamatan Rindiumalulu, Rambangaru yang terletak di kecamatan Pandawai dan Kelurahan Prailulu. Tenunan dari daerah ini bermutu tinggi karena dibuat dengan menggunakan ramuan tradisional dan membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikannya.

Tidak jarang ada tenunan yang lama penyelesaiannya hingga tahunan, yang menyebabkan harga jualnya pun mencapai jutaan rupiah, terutama yang berasal dari Rindi, Kaliuda dan Kampung Pau. Kerajinan tenun ini juga mendukung kegiatan pariwisata di kabupaten ini.

Pertanian tanaman

sunting

Pada sektor pertanian tanaman, padi, jagung dan ubi kayu menjadi andalan. Hasil pertanian lainnya adalah cengkih, kapuk, kemiri, kelapa, ubi jalar, kacang tanah, kacang hijau, sorgum dan jambu mete. Hasil pertanian tersebut telah dikembangkan sejak tahun 1977.

Peternakan

sunting
 
Ekspor Sapi dari Sumba sekitar 1948

Sektor peternakan memiliki sejarah panjang dan cukup berbeda dari daerah lain di Indonesia, oleh sebab keadaan alam wilayah ini yang memiliki musim penghujan pendek dan padang rumput (sabana) luas. Sumba Timur terkenal sebagai pusat penangkaran dan perdagangan kuda sejak abad ke-19. Kuda sandel yang merupakan hasil perbaikan (grading up) kuda lokal dengan kuda Arab telah menjadi maskot daerah dan figurnya dimasukkan dalam lambang daerah.

Pada awal abad ke-20 (1906-1907) pemerintah Hindia Belanda memasukkan empat ras sapi ke Sumba, sapi jawa, sapi madura, sapi bali dan sapi ongole dari India. Hanya yang terakhir yang diketahui bisa beradaptasi dengan baik dan segera menjadi komoditas peternakan unggulan, menggeser kuda.[14] Tujuh tahun sejak introduksi, pemerintah menetapkan Sumba sebagai pusat penangkaran sapi ongole murni dan sejak itu biakannya dikenal sebagai ras SO (Sumba Ongole) dan ini berlangsung hingga sekarang.

Pariwisata

sunting
 
Senja di Pantai Walakiri

Pantai Kalala, Pantai Alfon Ndawa Lu, Tarimbang, Purukambera dan Walakiri sudah mendunia dan dikenal sebagai tempat berselancar yang indah. Sisa-sisa kebudayaan megalitik berupa kubur batu dan rumah-rumah adat asli yang sering menjadi tempat pelaksanaan upacara adat penguburan jenazah bangsawan menarik minat para wisatawan. Wisata alam dapat dilakukan di Taman Nasional Laiwangi Wanggameti.[15]

Tempat wisata populer lainnya adalah Londa Lima, Watuparunu dan Purukambera. Selain itu, Sumba Timur juga mempunyai objek wisata alam Air Terjun Laputi.[16]

Referensi

sunting
  1. ^ a b "Kabupaten Sumba Timur Dalam Angka 2022" (pdf). BPS Kabupaten Sumba Timur. Diakses tanggal 7 Maret 2022. 
  2. ^ a b c d e "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023" (visual). www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2024. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia menurut Kabupaten/Kota (Umur Harapan Hidup Hasil Long Form SP2020) 2021-2023". www.ntt.bps.go.id. Diakses tanggal 15 Maret 2024. 
  4. ^ "Profil Sumba Timur" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-03-24. Diakses tanggal 2020-09-18. 
  5. ^ "Waingapu, Sumba Timur, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 10 Agustus 2020. 
  6. ^ "Buku Peta Rata-Rata Curah Hujan Dan Hari Hujan Periode 1991-2020 Indonesia" (PDF). BMKG. hlm. 80 & 145. Diakses tanggal 11 September 2024. 
  7. ^ "WAINGAPU, INDONESIA". Weatherbase. Diakses tanggal 11 Agustus 2020. 
  8. ^ "Khristofel Praing dan David Wadu Dilantik Jadi Bupati dan Wakil Bupati Sumba Timur". 26 Februari 2021. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-03-07. Diakses tanggal 7 Maret 2022. 
  9. ^ Perolehan Kursi DPRD Sumba Timur 2014-2019
  10. ^ Perolehan Kursi DPRD Sumba Timur 2019-2024
  11. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  12. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  13. ^ "Persentase Pemeluk Agama Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur 2018". www.nttprov.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-01-27. Diakses tanggal 16 Januari 2020. 
  14. ^ Artikel "Seabad Sapi Ongole di Sumba Timur" dari arsip Kompas Online edisi 29 Oktober 2005, laporan Cokorda Yudistira
  15. ^ Artikel tentang "Kabupaten Sumba Timur" di laman Kompas Online edisi 3 Mei 2002, dari Litbang Kompas (diambil dari cache google)
  16. ^ "Air Terjun Laputi: Salah Satu Air Terjun Cantik di Sumba Timur". Travelmate Kamu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-04-17. Diakses tanggal 17 April 2015. 

Pustaka

sunting
  • Ensiklopedia Nasional Indonesia.

Pranala luar

sunting