Lewat Djam Malam

film Indonesia tahun 1954 karya Usmar Ismail
Revisi sejak 18 Juni 2012 20.03 oleh Wagino 20100516 (bicara | kontrib) (←Suntingan 114.79.18.212 (bicara) dikembalikan ke versi terakhir oleh Crisco 1492)

Lewat Djam Malam (Internasional: After the Curfew) adalah film Indonesia yang diproduksi tahun 1954.

Lewat Djam Malam
Berkas:Ad for Lewat Djam Malam 15 August 1955 KR.jpg
SutradaraUsmar Ismail
Ditulis olehAsrul Sani
PemeranA.N. Alcaff
Netty Herawati
DistributorPerfini
Persari
Tanggal rilis
1955
Durasi101 menit
NegaraIndonesia
Penghargaan
Festival Film Indonesia 1955

Sinopsis

Film ini menceritakan kisah ketika Indonesia baru saja memproklamasikan kemerdekaannya dari penjajahan Belanda. Pada masa itu, tentara masih berusaha menguasai keadaan dan menyelenggarakan jam malam di Kota Bandung.

Pada saat itu, Iskandar (diperankan oleh A.N. Alcaff) memutuskan untuk meninggalkan dinas ketentaraan dan memulai kehidupan baru sebagai penduduk sipil dengan meminta pertolongan kekasihnya yang bernama Norma (diperankan oleh Netty Herawati) beserta keluarganya. Akan tetapi, ketika ia berusaha mengontak mantan kawan-kawannya dari dinas ketentaraan untuk mencari pekerjaan, dia baru mengetahui bahwa korupsi telah merajalela dengan mengatasnamakan perjuangan mereka.

Iskandar kebetulan bertemu dengan temannya, Puja, yang telah beralih profesi menjadi seorang germo, juga mantan atasannya, Gunawan, yang telah menjadi seorang kontraktor perusahaan yang selalu melakukan korupsi dalam setiap pekerjaannya.

Melihat hal itu, Iskandar marah bukan main sehingga ia menyekap Gunawan sebagai seorang tawanan. Pada saat itu ia memaksa Gunawan untuk mengakui kesalahannya akan korupsi yang telah dilakukan dan Iskandar melihatnya sebagai usaha untuk menegakkan keadilan dan kemurnian perjuangan yang telah mereka raih dengan susah payah.

Gunawan menolak mengaku dan tidak menganggapi ancaman Iskandar dengan serius walaupun Iskandar telah menodongnya dengan senapan. Saking kesalnya, Iskandar menekan pelatuk senapan tersebut sehingga Gunawan tewas tertembak. Terkejut oleh tindakannya sendiri, Iskandar bingung dan lupa akan jam malam yang telah ditetapkan dan keluyuran kembali ke rumah Norma dalam keadaan linglung. Akibatnya, dia tertembak oleh pasukan jaga jam malam dan meninggal di depan pintu rumah Norma.

Penghargaan

Film ini meraih penghargaan bersama sebagai Film Terbaik FFI tahun 1955 bersama dengan film Tarmina. A.N. Alcaff juga berhasil terpilih sebagai Aktor Terbaik dalam ajang yang sama.

Pemeran

  • Iskandar - A.N. Alcaff
  • Norma - Netty Herawati
Penghargaan dan prestasi
Didahului oleh:
tidak ada
Film Bioskop Terbaik
(Festival Film Indonesia)

bersama dengan Tarmina
(1955)
Diteruskan oleh:
Turang
(1960)