Hasril Chaniago

wartawan dan penulis biografi Indonesia
Revisi sejak 6 Januari 2013 17.41 oleh Hasril Chaniago (bicara | kontrib) (Rujukan: 101 Orang Minang di Pentas Sejarah, Citra Budaya Padang, 2010)

H. Hasril Chaniago (lahir 20 Januari 1962) adalah seorang wartawan, penulis, dan editor yang aktif menulis biografi para tokoh Indonesia.[1][2] Ia pernah menjadi wartawan Harian Singgalang dan pimpinan redaksi Harian Mimbar Minang di Sumatera Barat.[3]

Hasril Chaniago
Lahir20 Januari 1962 (umur 62)
Indonesia Koto Tangah Simalanggang, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia
KebangsaanIndonesia
PekerjaanPenulis, wartawan
Suami/istriEti Mis[1]
AnakMuhammad Adam
Muhammad Rizqi
Muhammad Ramadhan
Muhammad Arif Rahman

Hasril Chaniago memperoleh pendidikan jurnalistik antara lain dari Pendidikan Peningkatan Keterampilan Jurnalistik (non-degree course) Universitas Andalas Padang (1983), KLW Nasional PWI di Medan (1986), dan Newsroom Management Training di International Center for Foreign Journalists (ICFJ) - Freedom Forum, Arlington, Virginia, sembari menjadi visiting editor di suratkabar Tallahassee Democrat, Florida, Amerika Serikat, tahun 1998. Bekerja sebagai wartawan dan penulis sejak tahun 1982, sejak 1 Oktober 2010 menjadi Konsultan Pengembangan Media Haluan Media Group dan Ketua Dewan Redaksi Harian Haluan Padang. Sebelumnya ia pernah menjadi Redaktur Eksekutif Harian Singgalang (1986-1998), kontributor dan redaktur tamu Majalah Ekonomi Prospek Jakarta, dan Pemimpin Redaksi HU Mimbar Minang (1999-2005), dan Koresponden Majalah Melinia Muslim (Malaysia) untuk Indonesia (2007-2008). Hasril juga aktif di kepengurusan PWI Cabang Sumbar sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi (1997-2001), Ketua Dewan Kehormatan Daerah (2001-2006), dan sebagai Penasihat (sejak 2006 – sekarang). Sebagai wartawan ia telah melakukan perjalanan jurnalistik ke sekitar 15 negara di Asia, Eropa dan Amerika Serikat, di antaranya pernah meliput Perang Bosnia-Herzegovina (1992) dan Konflik Moro di Mindanao, Filipina Selatan (1996). Di awal kariernya Hasril pernah menulis sejumlah cerpen dan novel yang dimuat sebagai cerita bersambung di Harian Haluan dan Singgalang. Belakangan ia lebih dikenal sebagai penulis buku sejarah dan biografi. Di antara karyanya adalah Sumatera Barat di Panggung Sejarah 1945-1995 (1995), Profil 200 Tokoh Minang (editor, 1995), Catatan Seorang Pamong: Hasan Basri Durin (1997), Biografi Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa: Gubernur di Tengah Pergolakan (1998), Perlawanan Seorang Pejuang: Biografi Kolonel Ahmad Husein (2001), Indarung: Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia (2002); Polisi Pejuang, Polisi Masyarakat: Sejarah Kepolisian RI di Sumatera Barat/Tengah ( 2006), Labbaika: Catatan, Kenangan dan Pengalaman di Bawah Langit Baitullah buku kenangan haji, 2007), 101 Orang Minang di Pentas Sejarah (2010), dan Hasan Basri Durin: Sebuah Otobiografi (2010), dan Irman Gusman: Jiwa yang Merajut Nusantara (Editor, 2012). Selain sebagai wartawan dan penulis ia juga aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan demokrasi. Tahun 2003-2004 menjadi anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sumatera Barat, dan tahun 2005 menjadi Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah (Panwas Pilkada) dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat 2005. Ia juga aktif di kepengurusan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Sumatera Barat, dan Persyarikatan Muhammadiyah (terakhir sebagai Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat). Menikah dengan Ir. Hj. Etti Mis’ar (Almarhumah) ia dikaruniai empat orang putra, Muhammad Adam, Muhammad Rizqi,Muhammad Ramadhan, dan Muhammad Arief Rahman. Setelah istrinya meninggal, ia menikah lagi dengan Dra. Nelfida, adik kandung istrinya yang pertama, yang kini mendampinginya mengasuh anak-anaknya.

Rujukan

  1. ^ a b "Istri Hasril Chaniago Tutup Usia". Padang Today. 2010-06-09. Diakses tanggal 2012-12-18. 
  2. ^ Pandoe; Pour, J. (2010). Jernih Melihat Cermat Mencatat: Antologi Karya Jurnalistik Wartawan Senior Kompas. Penerbit Buku Kompas. ISBN 979-709-487-1. 
  3. ^ "Tim Kerja Haluan". Harian Haluan. Diakses tanggal 2012-12-18. 

101 Orang Minang di Pentas Sejarah, Citra Budaya Indonesia, 2010

Hasril Chaniago memperoleh pendidikan jurnalistik antara lain dari Pendidikan Peningkatan Keterampilan Jurnalistik (non-degree course) Universitas Andalas Padang (1983), KLW Nasional PWI di Medan (1986), dan Newsroom Management Training di International Center for Foreign Journalists (ICFJ) - Freedom Forum, Arlington, Virginia, sembari menjadi visiting editor di suratkabar Tallahassee Democrat, Florida, Amerika Serikat, tahun 1998Bekerja sebagai wartawan dan penulis sejak tahun 1982, sejak 1 Oktober 2010 menjadi Konsultan Pengembangan Media Haluan Media Group danKetua Dewan Redaksi Harian Haluan Padang. Sebelumnya pernah menjadi Redaktur Eksekutif Harian Singgalang (1986-1998), kontributor dan redaktur tamu Majalah Ekonomi Prospek Jakarta, dan Pemimpin Redaksi HU Mimbar Minang (1999-2005), dan Koresponden Majalah Melinia Muslim (Malaysia) untuk Indonesia (2007-2008). Juga aktif di kepengurusan PWI Cabang Sumbar sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi (1997-2001), Ketua Dewan Kehormatan Daerah (2001-2006), dan sebagai Penasihat (sejak 2006 – sekarang). Sebagai wartawan ia telah melakukan perjalanan jurnalistik ke sekitar 15 negara di Asia, Eropa dan Amerika Serikat, di antaranya pernah meliput Perang Bosnia-Herzegovina (1992) dan Konflik Moro di Mindanao, Filipina Selatan (1996).Pernah menulis sejumlah cerpen dan novel yang dimuat sebagai cerita bersambung di Harian Haluan dan Singgalang, ia juga dikenal sebagai penulis buku sejarah dan biografi. Di antara karyanya adalah Sumatera Barat di Panggung Sejarah 1945-1995 (1995), Profil 200 Tokoh Minang (editor, 1995), Catatan Seorang Pamong: Hasan Basri Durin (1997), Biografi Brigadir Jenderal Polisi Kaharoeddin Dt. Rangkayo Basa: Gubernur di Tengah Pergolakan (1998), Perlawanan Seorang Pejuang: Biografi Kolonel Ahmad Husein (2001), Indarung: Tonggak Sejarah Industri Semen Indonesia (2002); Polisi Pejuang, Polisi Masyarakat: Sejarah Kepolisian RI di Sumatera Barat/Tengah ( 2006), Labbaika: Catatan, Kenangan dan Pengalaman di Bawah Langit Baitullah (buku kenangan haji, 2007), 101 Orang Minang di Pentas Sejarah (2010), dan Hasan Basri Durin: Sebuah Otobiografi (2010) Ia juga aktif dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan dan demokrasi. Tahun 2003-2004 menjadi anggota Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Sumatera Barat, dan tahun 2005 menjadi Ketua Panitia Pengawas Pemilihan Kepala Daerah (Panwas Pilkada) dalam Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat 2005. Ia juga aktif di kepengurusan Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) Sumatera Barat, dan Persyarikatan Muhammadiyah (terakhir sebagai Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat). Menikah dengan Ir. Hj. Etti Mis’ar (Almarhumah) ia dikaruniai empat orang putra, Muhammad Adam (24), Muhammad Rizqi (20, mahasiswa Universitas Andalas), Muhammad Ramadhan (18, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Andalas), dan Muhammad Arief Rahman (12, siswa MTs Negeri Model Padang. Setelah istrinya meninggal, ia menikah lagi dengan Dra. Nelfida, adik kandung istrinya yang pertama, yang kini mendampinginya mengasuh anak-anaknya.